Chapther 11

112 14 0
                                    

JIKA ADA YANG TYPO KOMEN YA....

.
.
.
.

   Kini mereka melajukan mobilnya mengikuti penunjuk jalan yaitu Grazetta. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam, mereka sampai disebuah rumah yang bisa dibilang jauh dari kata mewah.

   Seperti itulah desainnya saat ini, Graffiello melihat keadaan rumah ini tidak masalah yang penting ada tempat untuk berteduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Seperti itulah desainnya saat ini, Graffiello melihat keadaan rumah ini tidak masalah yang penting ada tempat untuk berteduh. Pavita dan Raffiello bingung rumah siapa ini dan kenapa sangat sepi tetapi kebersihan tetap terjaga dirumah ini.

   "Maaf aku membawa kalian kesini, aku tidak tahu jika bukan kesini akan kemana lagi. Lagi pula hari juga mau malam sementara kita tinggal disini dan memikirkan solusinya." Grazetta mengawali pembicaraan diantara mereka.

   "Lalu ini rumah siapa?" Tanya Raffiello sambil melihat-lihat pajangan foto dirumah ini.

   "Ini adalah rumah masa kecilku, mami sama papi menitipkanku dirumah nenek. Sejak aku masuk SMA aku memutuskan untuk tinggal bersama mereka lagi. 1 bulan setelahnya nenekku meninggal karena serangan jantung." Jawab Grazetta senyum dan diangguki paham oleh Raffiello.

   "Kamar disini tidak banyak hanya ada tiga kalian bisa memakainya aku akan tidur disofa saja." Lanjutan perkataan Grazetta sambil merapikan beberapa barang.

   "Kenapa begitu kan yang punya rumah lu. Biar Raffiello tidur berdua sm Graffiello dan lo ns nempatin 1 kamar itu." Jawab Pavita dsn diangguki oleh Raffiello ataupun Graffiello.

   Pavita menempati kamar neneknya dulu yang sudah diubah menjadi kamar biasa dengan nuansa putih gold. Grazetta menempati kamar masa kecilnya yang masih tetap sama berwarna Hijau tosca dan abu-bau. Graffiello dan adiknya Raffiello menempati kamar kedua orang tua Grazetta saat menginap disini, dengan nuansa coklat membuatnya lebih elegan.

   Grazetta menghela nafasnya, dia tidak menyangka akan berakhir dirumah masa kecilnya. Datang bukan dengan kedua orang tuanya melainkan dengan orang lain yang baru dikenal beberapa bulan. Meski begitu Grazetta merasakan perubahan dari ketiga manusia itu, mereka menjadi lebih baik.

.
.
.

   Pagi ini Grazetta membantu bibinya bekerbun untuk mengambil sayuran dan membeli beberapa bahan makanan dengan uang yang menipis. Grazetta hanya membawa 2 jenis sayur dan membawa sosis, diperjalanan dia bingung ingin mengolah sayur dan sosis itu bagaimana. Kata bibi tadi buatlah saja sosis goreng dan sayur rebus, tetapi lauknya sangat tidak pas. Sesampainya dirumah sudah ada Pavita yang menyapu halaman rumah serta Raffiello menyiram beberapa tanaman disana.

   Pavita melihat kedatangan Grazetta dengan muka lesunya, Pavita melempar senyuman kepada Grazetta dan hanya dibalas senyuman tipis tidak bersemangat. Dengan penasaran Pavita masuk mengikuti Grazetta sampailah mereka didapur. Grazetta masih diam tidak ingin berbicara kepada Pavita, Pavita melihat kearah barang bawaan Grazetta. Pavita melihat hanya ada kubis, sawi, dan sosis mungkin Grazetta tengah memikirkan perihal makanan. Pavita pergi kearah kamarnya semalam, dia datang membawa 1 koper yang berukuran sedang. Koper itu diletakkannya diatas meja, kemudian Pavita membuka koper itu.

He is Psycho [REFISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang