Chapter 08

141 16 0
                                    

   Malam ini Grazetta susah untuk tidur, seperti ada yang menjanggal di benaknya. Sudah berbagai cara dia lakukan agar bisa tertidur tapi tidak membuahkan hasil. Grazetta memutuskan turun ke bawah untuk mengambil minum, saat di tangga dia berpapasan dengan Raffiello.

   "Eh lu ko belum tidur jam segini kalo kak Fiello tau mampus lu." Ucap Raffiello membuat Grazetta kaku.

   "Yailah gitu aja udah kaku, kak Fiello lagi Clubbing santai lu bebas malem ini." Sambung Raffiello dengan nada candaan.

   "Terimakasih aku hanya ingin mengambil minum." Jawab Grazetta kemudian pergi dari hadapan Raffiello.

   Saat di dapur Grazetta masih merasa tidak tenang kenapa hatinya mengatakan ada sesuatu hal yang janggal di hidupnya. Saat Grazetta melamunkan sesuatu dia di kagetkan dengan teriakan Pavita dari pintu utama.

   "WOEE PELAYAN MANA SIH INI KEPALA GUE PUSING BUATIN LEMON!" Suara Pavita menggema keseluruh rumah. Terlihat Graffiello yang datang menyusul dari belakang.

   Terlihat tatapan Graffiello mengisyaratkan untuk Grazetta membantu Pavita kembali ke kamarnya. Setelah membereskan Pavita Grazetta kembali ke kamar hendak tidur karena dia sudah mulai mengantuk.

   "Zetta." Sapa Graffiello membuat Grazetta ingat akan sesuatu.

   "Gue tau siapa lo, dan gak seharusnya lo ada di sini. Tapi semua ini demi kebaikan lo Zet." Ucapan Graffiello yang jarang di dengar olehnya.

   "Apa maksudmu?" Tanya Grazetta membalikkan tubuhnya.

   "Suatu saat nanti jika kebenaran terungkap dari orang lain ataupun dariku, kumohon jangan membenci semua orang yang ada di sini." Sambung Graffiello dan pergi meninggalkan Grazetta.

   Kini Grazetta gagal tidur karena ucapan Graffiello barusan. Zetta siapa Zetta dan nama Fiello sangat tidak asing di pikirannya. Semalaman Grazetta mencari tahu kedua nama itu tapi dia tidak menemukan apapun di kamarnya.

   Pagi ini Grazetta libur sekolah memang dia bersekolah hanya 5 hari saja. Niatnya pagi ini Grazetta akan berolah raga di taman belakang seperti dulu yang sering ia lakukan saat di rumah.

   Sesampainya di taman belakang terlihat sepi, waktu yang pas untuknya berolah raga. 10 menit berlalu begitu saja tanpa di sadari Graffiello memperhatikan Grazetta yang tengah berolah raga.

   "Sejak kapan kau suka olah raga?" Ucap Graffiello mengagetkan Grazetta.

   "Apa urusannya denganmu?" Tanya Grazetta yang melanjutkan olah raganya.

   "Memang tidak ada ada urusannya denganku tapi aku perlu tau karena sekarang kamu menjadi anggota rumah ini." Sahut Graffiello tengah duduk dan meminum kopi.

   Grazetta merasa risih dengan kedatangan Graffiello dia memutuskan untuk mengakhiri olah raganya. Graffiello menatap bingung tingkah laku Grazetta yang tiba-tiba pergi meninggalkannya sendiri.

   "Fiello kamu bisa ceritakan apa yang terjadi dengan kakak semalam?" Pavita datang dan menghentikan langkah Graffiello.

   "Nanti saja hari ini waktuku untuk menjalankan misi kak." Tolak Graffiello kepada kakaknya.

   "Itu bisa kamu lakukan kapan saja ini lebih penting cepat!" Tanpa bilang iya Pavita menyeret Graffiello untuk menceritakan semua yang terjadi semalam.

***

   "Cepetan apa yang terjadi semalem sama kakak?" To the poin Pavita.

   "Mabuk berat." Jawab singkat Fiello pada kakaknya.

   "Fiello kakak serius." Pavita memukul pundak adiknya itu dengan remote AC.

   "Udah kak mabok aja terus Fiello bawa pulang." Jawab Fiello tenang dan datar tanpa ekspresi.

   Pavita yang merasa kesal meninggalkan adiknya di kamar sendirian. Fiello memutuskan menghampiri Zetta di kamarnya. Grazetta duduk memandangi jendela kamarnya.

   "Ekhem." Suara Graffiello mengagetkan Grazetta. Grazetta menoleh dan berdiri menghadap Graffiello.

   "Apa saja yang sudah kau ketahui tentang rumah ini dan diriku." Tanya Graffiello datar kepada Grazetta dan duduk di sofa kamar.

   "A-apa maksudmu?" Tanya Grazetta gugup.

   "Gausah pura-pura tidak tahu, bicarakan saja apa yang sudah kau ketahui tentang rumah ini dan isinya." Ucap Graffiello kembali datar.

   "A-aku tidak tahu banyak." Sebelum Grazetta menyelesaikan omongannya Graffiello sudah memotong pembicaraan.

   "Apapun yang kau ketahui jangan sampai orang lain tau jika sampai tahu nyawamu akan jadi taruhan.

   Grazetta yang mendengar itu hanya diam menatap kebawah. Menurutnya situasi ini sangat menyeramkan di tambah ekspresi Graffiello yang datar.

   Graffiello mendekat kepada Grazetta hingga jarak mereka hanya 3 cm. Perlahan Grazetta memundurkan langkahnya takdir tidak berpihak padanya Grazetta terpojok oleh tembok di belakangnya dan Graffiello terus maju di kearahnya.

   "Kau tau bukan jika aku bukan pria baik-baik, maka jangan berharap aku akan berprilaku baik kepada mu. 6 bulan lagi akan kedatangan seseorang dan pas 6 bulan lagi kau lulus sekolah. Bersiaplah bekerja untuknya." Ucap Graffiello tepat di depan muka Grazzetta.

   Graffiello pergi meninggalkan Grazetta di dalam kamarnya. Grazetta masih merasa ketakutan akan perlakuan Graffiello barusan. Dia berfikir jika bekerja untuk orang itu apa nasibnya akan sama dengan pelayan-pelayan muda di rumah ini.

*
*
*

   Pagi ini Graffiello berangkat sangat pagi tanpa di ketahui orang rumah. Pavita yang sudah siap dengan sarapannya duduk manis di meja makan. Grazetta bingung harus berbuat apa langkah kakinya terhenti ketika melihat Raffiello memakan daging yang belum di masak sempurna dan masih ada bercak darah di piringnya.

   Pavita tak sengaja melihat Grazetta yang berdiri pas di belakang meja makan, senyum licik terukir di wajahnya.

   "Apa kau akan berdiri disitu selamanya?" Tanya Pavita tanpa menoleh ke arah Grazetta. Dengan langkah ragu-ragu Grazetta mendekat ke meja makan tanpa melihat kearah Raffiello.

   "Apa kau risih dengan makananku, baiklah aku akan memakannya di dapur saja." Ucap Raffiello yang ingin beranjak pergi dari meja makan.

   "Siapa dia sampai kau mengalah, kau kan termasuk majikan di rumah ini. Jika dia tidak nyaman biar dia saja yang pindah meja makan." Ucap Pavita meletakkan sendok dan mengusap bibirnya dengan tissue.

   "Tidak masalah aku akan tetap makan dengan tenang." Ucap Grazetta yang berusaha tenang di depan saudara Graffiello.

   Setelah sarapan seperti biasa Grazetta berangkat sekolah di antar oleh supir pribadi di mansion Graffiello.

He is Psycho [REFISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang