Malam ini Graffiello tengah sibuk dengan pekerjaannya dia bekerja sampai larut malam. Terdengar suara ketukan pintu ruangan Graffuello.
"Masuk." Pintah Graffiello yang masih fokus dengan layar komputernya.
"Permisi tuan ini laporan keuangan bulan ini." Kepala keuangan memberikan laporan dari karyawan terhadap Graffiello. Graffiello membaca dengan seksama dan teliti hasil laporan itu.
"Kenaikan Bulan ini sangat drastis, apalagi di minggu kedua kenaikan mencapai 80% dan pemasukan hanya 30%. Jika diingat-ingat kita tidak banyak mengeluarkan uang hanya saja untuk menggaji karyawan dan beberapa hal lainnya." Penjelasan kepala keuangan mengenai kenaikan pengeluaran bulan ini.
"Kenapa bisa sebanyak ini sih? Jika lama kelamaan seperti ini bisa bangkrut perusahaan kita, saya gamau tau besok kamu selidiki siapa saja yang mengurus laporan ini!" Amarah Graffiello sudah memuncak dan melempar makalah laporan tadi.
Malam ini sunggug melelahkan bagi nya, lahan perlahan kerja kerasnya menurun. Semakin banyak pengeluaran dari pada pemasukan, ditambah lagi dia harus membiayai kakak, adik, Grazetta, dan juga calon anaknya nanti. Graffiello harus segera menemukan siapa yang mengubah pengeluaran perusahaan sebesar itu.
Graffiello pulang dari kantor pukul 23.30 malam hari, dia berkunjung ke salah satu clubbing milik temannya. Sore tadi Graffiello ditawari temannya untuk ikut berjudi, hadiah yang ditawarkan menarik cukup lah untuk menutupi pengeluaran perusahaan bulan ini. Dengan iming-iming yang banyak Graffiello mengikuti perjudian tersebut.
Graffiello sudah bermain memasuki tahap 7 dia sudah berhasil mengumpulkan sebanyak 30 Miliar uang. Kali ini babak terakhir karena sudah tidak ada pemain lagi yang berani ikutan. Setelah kartu diturunkan Graffiello menang dengan bahagia, uang 30 Miliar ditambah 1 buah mobil sport keluaran terbaru berhasil dia miliki.
Graffiello memasuki rumah dengan keadaan setengah sadar, tubuh yang bau alkohol serta baju yang tidak terkancing dengan rapi. Tampak noda bercak darah dikemeja putih nya. Pukul 3 pagi Grazetta terbangun karena dia sangar haus kemudia berjalan ke dapur. Sesampainya didapur Grazetta mendengar langkah kaki dari ruang tamu, dengan penasaran Grazetta melihat siapakah yang datang pagi dini hari seperti ini.
Tampak Graffiello dengan penampilan acak-acakan Grazetta kaget dan menghampiri Graffiello berniat untuk membantunya. Saat ingin membantu Grazetta ditepis Graffiello sampai tersungkur ke lantai, tanpa patah semangat Grazetta berdiri dan bertanya lagi kepada Graffiello.
"Kenapa kamu pulang sepagi ini dengan keadaan acuh?" Tanya Grazetta sambil berusaha berdiri menyeimbangkan tubuhny.
"Bukan urusanlo, sekarang buru buatin gue lemon tea." Pintah Graffiello meninggalkan Grazetta dan berjalan kearah kamarnya.
Dengan berat hari Grazetta membuatkan lemon tea untuk Graffiello, dia sudah menduga jika Graffiello pulang dari club. Sesampainya dikamar Graffiello, Grazetta terkejut melihat Graffiello hanya memakai boxer dan duduk di tepi ranjang.
"Ini lemon tea mu." Memberikan gelas berisi lemon tea kepada Graffiello yang tengah merokok.
"Kalau merokok di balkon biar asapnya hilang, kalau didalam ruangan nanti baunya gk ilang-ilang." Celoteh Grazetta karena bau asap rokok yang menyengat.
"Berisik, kenapa masih disini Ingin ku tiduri? Lain kali aja gue capek habis main sama 2 jalang ampe pingsan." Kata Graffiello membuat Grazetta bergidik ngeri, tanpa sepatah katapun Grazetta meninggalkan kamar Graffiello, sedangkan pemilik kamar hanya smirk melihat kepergian Grazetta.
Pagi hari dimeja makan, semua makan dengan tenang tanpa terasa Grazetta sudah memasuki ujian nasional untuk kelulusannya. Untuk mengikuti Ujian Nasional Grazetta harus melunasi biaya yang sempat tertunda karena ekonomi Graffiello yang sempat menurun waktu itu. Kini dia ingin meminta kepada Graffiello tapi takut untuk mengutarakannya, sempat sebelum mengatakan niatnya Graffiello sudah paham apa yang ingin dikatakan Grazetta.
"Aku sudah mentransfer biaya sekolah mu dan Raffiello, aku harap kalian mengikuti ujian dengan baik. Raff jangan sampai mengulang untuk yang keenam kalinya." Ucap Graffuello sambil menyantap sarapannya yang lezat, berupa daging yang belum sepenuhnya matang.
"Tidak, aku kali ini pasti akan lulus dan tidak akan mengulang lagi." Sahut Raffiello dengan percaya diri, karena dia sudah tidak naik kelas 5x karena banyak masalah yang dia perbuat.
"Setelah lulus, carilah pekerjaan dan bantu aku jangan hanya main vidio game saja." Balas Graffuello menasehati adikknya itu dan dijawab anggukan.
"Dan kau Grazetta juga bisa bekerja bukan, kau tau jika Graffiello sedang krisis ekonomi?" Kata Pavita seketika membuat 1 meja makan diam menatapnya.
"Iya aku akan bekerja jika sudah lulus, rencana juga aku akan bekerja sebagai asisten guru di sekolah ku." Jawab Grazetta dengan lirih tapi masih dapat didengar.
"Tidak bisa, kau harus melanjutkan sekolah ini amanah." Berbeda dengan Graffiello dia tidak setuju jika Grazetta langsung bekerja saat lulus sekolah.
"Kenapa begitu, bukankah dia salah satu beban mu juga?" Jawab Pavita yang kesal karena Raffiello disuruh bekerja sedangkan Grazetta tidak.
"Kenapa tidak kakak saja? Bukankah pengeluaran yang kakak lakukan begitu besar dibanding biaya sekolah Grazetta." Kata Graffiello yang mulai emosi dengan kakaknya.
"Sudah, bagaimana jika kita sama-sama bekerja menyelamatkan perusahaan. Gue si gamau kalau jadi miskin gara-gara kakak boros." Ucap Raffiello memecah pembicaraan kedua kakaknya.
"Setuju, tapi Grazetta tetap harus kuliah tidak ada penolakan yang tidak setuju aku akan menyetop fasilitas kalian." Kata terakhir Graffiello berdiri dan pergi untuk bekerja.
.
.
.
.
.
.Akhirnya update, maaf ya jarang update kalian jadi nungguin.
Author usahain update dengan cepat ya, terus beri dukungan terimakasih. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Psycho [REFISI]
Mystery / Thrillergadis cantik yang bernama Grazetta Zeline seorang gadis yang pintar, sopan, cantik, tetapi nasibnya tidaklah beruntung dia terjebak dalam genggaman Graffiello Adalson, seorang pria tampan yang berkharisma sayangnya dia adalah seorang psycho + gangs...