Dua puluh menit kemudian Yeori kembali ke dalam kelas sambil memainkan ponselnya. Satu-satunya barang elektronik mewah yang tidak ibunya izinkan untuk dijual, karena harus Yeori akui juga, alat ini masih berguna untuknya berkomunikasi.
"Yeori-ya,"
Yeori mendongak, langsung tersenyum saat melihat ketiga temannya berlari menghampirinya dengan khawatir.
"Bagaimana? Kenapa Wakil Kepala Sekolah Jung memanggilmu? Apa kau terlibat masalah?"
"Kudengar ibumu juga datang. Apa ibumu dipanggil juga oleh wakil kepala sekolah Jung?"
"Apa yang terjadi?"
Yeori terkekeh dan menggeleng, "Anhi, ibuku ke sekolah hanya untuk membayarkan uang kunjungan wisata. Wakil Kepala Sekolah memanggilku karena mengira aku tidak akan ikut kunjungan wisata."
"Kau? Tidak ikut? Mana mungkin!" kekeh Sana sambil merangkul bahu Jihyo.
Jungyeon menatap Yeori lekat-lekat meski Sana dan Nayeon sudah tertawa mendengar gurauan Sana barusan.
"Yeori-ya, kau benar-benar tidak apa-apa?" tanya Jungyeon khawatir.
Yeori sejenak membeku, namun segera menguasai diri dan ikut tertawa sambil menggeleng, "Tidak apa-apa, kenapa memangnya?"
"Yasudah karena tidak ada apa pun yang harus kita khawatirkan, sekarang ayo kita makan siang!" dengan penuh semangat Nayeon memimpin mereka berempat menuju kantin.
Yeori memejamkan matanya dan mengikuti kedua temannya ke kantin, Sana dan Nayeon langsung mengantre sementara Yeori memilih untuk duduk terlebih dahulu, ditemani oleh Jungyeon.
Jungyeon menyibukkan diri dengan ponselnya, maka aman bagi Yeori untuk melakukan hal telah ia rencanakan sejak ibunya membayar biaya kunjungan wisatanya. Dia harus melakukan hal ini!
"Yeori-ya,"
Yeori mendongak dengan kaget, apalagi melihat ekspresi serius Jungyeon yang menatapnya sekarang.
"Ya?"
"Aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu. Kau mungkin tidak terlalu nyaman menceritakannya pada kami, tapi kau harus tahu, aku selalu ada apabila kau ingin bercerita, oke?"
Yeori tersenyum berterima kasih, "Terima kasih, Jungyeon-ah."
Jungyeon juga tersenyum menatapnya dengan lembut, sampai ia mendongak dan bergumam, "Aku selalu mengagumi lelaki itu." Ujarnya tiba-tiba.
"Siapa?" Yeori buru-buru menoleh ke belakang, mencari sumber perhatian Jungyeon yang berubah haluan secepat kilat itu. Ternyata Jungyeon tengah menatap Kim Yugyeom, anak laki-laki yang ada di ruang wakil kepala sekolah ketika tadi Yeori dipanggil. "Ah, dia... kau kenal dengannya?"
"Dia putra dari pemilik Shinhwa Group, Kim Yugyeom."
Yeori mengangguk, kalau itu dia tahu.
"Tapi yang membuatku kagum padanya bukan karena ia anak dari pemilik Shinhwa Group," lanjut Jungyeon lagi dengan geli. "Kau tahu tidak, kalau dia dipanggil Wakil Kepala Sekolah karena ia menolak untuk ikut kunjungan wisata?"
"Tidak, aku tidak tahu." Kening Yeori berlipat dengan heran. Disaat ia susah payah ingin mencari uang untuk mengikuti kegiatan, orang sekaya Kim Yugyeom memilih untuk tidak ikut? Kenapa?
"Dia bilang kegiatan kunjungan wisata hanyalah ajang pamer para orangtua yang memiliki koneksi. Begitu pula dengan kegiatan sosial yang akan kita lakukan di Busan nanti, semuanya hanyalah cari perhatian dengan niat akhir mendapatkan keuntungan."

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE CHOCO
Genç KurguBeberapa orang mengaku bahwa mereka menyukai rasa cokelat Begitu ditanya mengapa Jawabannya karena manis Banyak yang tidak mengira bahwa cokelat adalah buah yang diambil dari sebuah pohon bernama kokoa Seperti kopi, buah kokoa harus dicuci bersih, d...