- 8 -

34 6 1
                                    


Yeori menarik kopernya keluar dari dalam kamar sambil mengetatkan jaket yang ia kenakan. Beberapa teman sekolahnya melewatinya, dan berbisik-bisik sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Karena kamarnya berada di dekat kamar si putri pemilik kapal pesiar, maka Yeori tidak begitu menggubris tatapan dan bisikan tersebut, ia kira mereka semua membicarakan Jihyo.

Yeori berhenti sejenak ketika sampai di undakan yang menuju dek kapal pesiar. Barang bawaannya memang tidak banyak, tapi seperti biasa, ibunya memaksanya untuk membawa koper desainer besar yang lagi-lagi menunjukkan status sosial.

Baru saja Yeori mengangkat koper tersebut ke dua anak tangga didepannya, sebuah sepatu entah sengaja atau tidak menghalanginya dan kopernya jatuh menggelinding ke bawah dengan bunyi yang sangat keras.

Yeori mendongak, dengan kening mengerut. Ia hendak bertanya, apa maksud orang yang melakukan hal ini?! Jika alasannya bercanda, ugh! Sungguh sangat-sangat keterlaluan. Dan, Yeori mendapati bahwa yang melakukannya adalah Uhm Hwayoung, salah seorang murid dari kelas berbeda dengan Yeori.

"Ooops!" dengan senyum manisnya, Hwayoung melirik koper Yeori yang tergeletak, tanpa ada niatan untuk membetulkan posisi koper tersebut kembali seperti semula.

"Kau tidak melihat jalan?" tanya Yeori bingung, dengan susah payah kembali mendirikan kopernya dan menaikkannya ke anak tangga kedua menuju dek, untuk kemudian kopernya ditendang kembali oleh Hwayoung.

Kali ini Yeori yakin gadis itu memang sengaja. Yang Yeori tidak paham, kenapa gadis ini melakukannya? Seumur-umur Yeori bersekolah di SMA Yongsan, ia tidak pernah berada di satu kelas yang sama dengan Hwanyoung, pun memiliki lingkaran pertemanan yang sama dengan gadis itu.

   "Ck, Lee Yeori, kau ini polos atau bodoh, sih?" tanya Hwayoung sambil cekikikan geli, dan Yeori semakin bingung dengan volume suara Hwayoung yang semakin lama semakin membesar, seolah memang sengaja mengundang kerumunan untuk menontoni dirinya ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck, Lee Yeori, kau ini polos atau bodoh, sih?" tanya Hwayoung sambil cekikikan geli, dan Yeori semakin bingung dengan volume suara Hwayoung yang semakin lama semakin membesar, seolah memang sengaja mengundang kerumunan untuk menontoni dirinya dan Yeori.

Yeori masih tidak mengerti. Ia tidak pernah punya masalah dengan gadis ini sebelumnya.

"Kita semua... sudah tahu," dengan lagak menghela napas dalam-dalam Hwayoung berdecak, "Jadi kau sudah tidak usah pura-pura menutupinya lagi. Aku harap, setelah kita sampai nanti, kau langsung kembali lagi ke Seoul saja daripada nanti kau menyusahkan kami, menyusahkan SMA Yongsan."

"Tunggu dulu, apa maksudmu?" tanya Yeori benar-benar tidak mengerti. Ia bahkan mencoba mengingat-ingat apakah ia pernah berkencan dengan pacar Hwayoung hingga ia mendapatkan perlakuan seperti ini, tapi tidak! Yeori tidak pernah mengencani pria-pria yang dekat dan pernah menjadi kekasih Uhm Hwayoung.

Mereka berdua benar-benar berada di circle pertemanan yang sangat jauh. Bahkan ketiga teman baik Yeori tidak ada yang pernah sekelas dengan Hwayoung juga.

"Jangan pura-pura lagi, Lee Yeori. Memang ibumu tidak memberitahumu? Ah, iya..." Hwayoung menggeleng-geleng dengan prihatin, "Tentu saja ibumu tidak mungkin memberitahumu. Dia kan sekarang ada di penjara."

ICE CHOCOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang