Chapter 37

5.9K 362 12
                                    

"Aku percaya, jika kita berani melepas sesuatu yang paling kita sayangi demi Allah, niscaya kita akan mendapatkan yang lebih baik darinya. Selagi kita yakin bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk setiap umatNya."

***

                                 

Hari ini adalah hari ulang tahun Kayla yang ke enam belas tahun. Tak disangka, ayahnya telah menyiapkan pesta kecil-kecilan untuknya dengan mengundang teman-teman sekolah Kayla.

Kayla begitu terharu saat melihat satu per satu temannya berdatangan dengan pakaian serbabiru. Mereka tampak antusias begitu melihat dekorasi taman yang penuh dengan balon-balon berwarna biru putih.

Kini, pandangannya terfokus pada beberapa orang yang baru saja masuk. Di sana, Kayla bisa melihat dengan jelas Elsa yang tengah berjalan dengan Iqbal di sampingnya. Fikri dan Ken, mereka adalah jomblo paling bahagia. Tanpa sungkan menggoda teman-teman Kayla yang sekiranya cantik dan menarik perhatian. Tyas, gadis itu tampak cantik dengan dress sederhananya. Terakhir, ada Rangga yang hanya diam sambil membawa gitar kesayangannya.

Tak ingin membuang waktu, Kayla segera menghampiri mereka. Langkahnya yang begitu elegan mengundang perhatian para tamu undangan. Gadis itu berjalan layaknya Princess Cinderella. Rambutnya digelung indah dengan mahkota kecil di atasnya. Sangat cantik. Bahkan Rangga, cowok itu terpaku begitu melihat kekasihnya yang nampak begitu cantik. Ia baru sadar saat Fikri meraup wajahnya dengan telapak tangan.

"Kedip, Woy!" tegur Fikri seraya terkekeh. Yang lain pun ikut tertawa. Mereka juga mengagumi kecantikan Kayla.

Sedangkan Kayla menggigit bibirnya karena salah tingkah.

"Ya ampun, Kayla. Happy birthday, aduh akhirnya elo nambah umur. Intinya doa gue selalu menyertai elo," ujar Elsa sambil memeluk Kayla. Satu kecupan singkat mendarat pada pipi Kayla.

"Terima kasih, ya, El udah mau datang. Terima kasih karena selalu ada di saat gue berduka," jawab Kayla tulus.

Kini, pandangannya beralih pada Tyas yang nampak canggung. Gadis itu hanya menunduk sambil menggenggam erat kado yang ia bawa. Tak disangka, Kayla meraih kado yang dibawanya.

"Ini buat gue, 'kan?" tanya Kayla dengan senyum manisnya.

Tyas mengangguk pelan, tak berani menatap Kayla. Tiba-tiba ia merasa dagunya diangkat. Kayla tersenyum begitu manis padanya. Gadis itu memeluknya, sangat erat.

"Terima kasih, ya, udah datang. Terima kasih juga atas kadonya," seru Kayla. Ia tertawa kecil saat mendapati raut wajah Tyas yang menegang.
 
"Kayla, lo ... lo udah nggak marah sama gue?" tanya Tyas ragu.

"Marah lebih dari tiga hari itu nggak baik. Gue udah maafin elo kok. Udah ya, jangan dibahas," kata Kayla.

Seulas senyum terbit pada bibir Tyas. Ia begitu terharu. Kayla benar-benar baik. "Terima kasih banyak, Kay," ujarnya tulus.

Suara Nugroho melalui pengeras suara mengalihkan mereka semua. Pria yang usianya masih cukup muda itu menginterupsi semua tamu undangan untuk berkumpul di depan meja yang terdapat kue ulang tahun.

"Hallo, semuanya. Terima kasih untuk kalian yang telah menyempatkan diri hadir dalam acara kecil-kecilan ulang tahun putri saya, yaitu Kayla."

Sorakan demi sorakan muncul seiring Kayla maju dan berdiri tepat di hadapan mereka.

"Oke, sekarang saatnya tiup lilin. Ayo, Sayang, make a wish dulu," titah Nugroho.

Kayla lantas memejamkan kedua matanya.

Still You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang