Chapter 19

9.6K 623 14
                                    

"Ada yang diam-diam selalu mendoakan. Ada pula yang diam-diam tengah sibuk menyusun rencana untuk menjatuhkanmu. Keduanya sama-sama dekat denganmu."

***

Jam istirahat sebentar lagi akan berakhir, namun kantin masih terlihat ramai dipadati siswa-siswi SMA Jaya Bakti. Seperti halnya dengan Rangga, Ken, Iqbal dan Fikri. Mereka tampak menikmati makanannya masing-masing.

"Lo pacaran ya Ga sama si dedek manis?" tanya Fikri penasaran. Tangan kanannya ia gunakan untuk menusuk batagornya yang tinggal setengah piring.

"Apaan sih. Ya nggaklah," jawab Rangga cuek.

"Tapi yang gue lihat-lihat makin hari kalian makin lengket tuh," celetuk Iqbal.

"Jujur aja kali Ga sama kita," timpal Ken sambil tetap mengunyah batagornya.

"Apaan sih kalian, gue nggak pacaran sama Kayla. Kita cuma temenan, nggak lebih," jelas Rangga.

"Parah lu Ga, anak orang lu php-in," cecar Iqbal.

"Kalau gue jadi lo udah gue pacarin dari dulu si dedek manis," lanjutnya.

"Nah, bener tuh kata si Iqbal. Kan si dedek manis naksir berat sama lo. Kenapa nggak dipacarin aja sih, Ga? Kalian cocok tau," timpal Fikri.

"Siapa yang php sih? Emang nyatanya gitu kok. Gue nggak pacaran sama Kayla," elak Rangga.

"Halah."

Setelah mengucapkan itu, Ken langsung pergi tanpa memedulikan tatapan aneh dari teman-temannya.

"Si Ken kenapa tuh?" tanya Fikri setelah Ken menjauh.

"Tau tuh beberapa hari ini gue lihat dia berubah," ucap Iqbal.

"Mungkin dia lagi ada masalah kali," sahut Rangga setelah menghabiskan segelas jus miliknya.

"Tumben, biasanya cerita." Iqbal menatap kepergian Ken dengan menopang dagu.

"Nggak semua masalah mesti diceritain ke kita kali Bal, semua orang punya privasi," ucap Fikri.

"Ya udahlah cabut, yuk? Bentar lagi masuk nih," ucap Rangga.

"Kuylah."

Di sisi lain, Ken sedang duduk menyendiri di rooftop. Ia tak peduli jika nantinya ia dicap sebagai murid bandel yang suka membolos. Ia hanya sedang butuh tempat yang bisa membuatnya tenang.

Matanya menyipit saat ia menengadahkan kepalanya menatap sang mentari.

Panas.

Rasanya panas, sama seperti keadaan hatinya saat ini. Ken cemburu, Ken tidak suka ada yang menyebut-nyebut nama gadisnya. Namun, sekali lagi Tuhan menyadarkannya. Bahwa gadisnya telah mencintai cowok lain, bukan dirinya. Ingin marah, namun ia bukanlah siapa-siapa.

Ken mencintai Kayla. Namun, ia tak dapat melakukan apa pun karna sebuah kenyataan bahwa Kayla telah mencintai sahabatnya sendiri. Ingin rasanya terus berjuang, namun ia tahu bahwa pada akhirnya kecewalah yang ia dapat.

"Kak Ken?"

Seketika Ken menolehkan kepalanya ke belakang. Ia mengangkat alisnya sebelah saat mendapati seorang gadis yang ia ketahui bernama Tyas, sahabat Kayla berjalan mendekat ke arahnya.

Ken kembali menatap ke depan tanpa memedulikan keberadaan Tyas di sana. Gadis itu langsung duduk di sampingnya tanpa izin terlebih dahulu.

"Kak Ken ngapain di sini?" tanya Tyas basa-basi.

Awalnya ia ingin membaca novel dengan tenang. Ia pikir rooftop adalah pilihan yang tepat. Namun, ia malah mendapati Ken yang sedang menyendiri di sana.

Still You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang