Jungkook keluar dari kamar setelah satu jam sebelumnya-Runa yang keluar lebih dahulu. Ia sudah segar, baru saja mandi, dan rambutnya masih terlihat basah. Ia pergi ke dapur untuk sarapan karena dirinya sangat lapar. Setibanya di sana, sudah ada beberapa makanan di atas meja-dan Runa yang sedang membuatkan minuman. Pria tampan itu duduk, kemudian menyiapkan piring dan meletakkan nasi di sana.
Runa berbalik dan menaruh minuman tersebut di atas meja. Bergabung dengan suaminya, dan mengambilkan lauk yang telah disediakan sesuai porsi yang telah Jungkook beritahukan kepadanya. Jungkook segera memakannya karena ia sangat lapar, dan tenaganya sedikit berkurang.
"Jungkook-ah, pagi tadi Aira meneleponku!" kata Runa di tengah acara makan mereka. Lelaki Jeon itu hanya menoleh seraya tetap mengunyah makanannya. "Katanya, dia ingin membicarakan sesuatu denganmu. Dia juga meneleponmu sejak semalam, tapi kau tidak mengangkatnya, " sambung Runa setelah itu ia meneguk air putih.
"Tumben sekali dia menghubungiku sebanyak itu. Apa yang mau dibicarakan?" Jungkook bertanya. Runa mengedikkan bahu, tidak mengerti. "Temui saja dia. Mungkin ada hal penting sehingga dia meneleponmu sebanyak itu, " sahutnya. Jungkook mengangguk. Bersantai, melanjutkan makan. Kemudian, untuk beberapa saat dia teringat bahwa saat ia bangun tadi-ada miscall dari Mira. Dan setelah Jungkook memeriksa riwayat panggilannya, tertulis bahwa Mira mencoba untuk menghubunginya sejak semalam. Jadi, mungkinkah Runa memeriksa riwayat panggilannya? Itu artinya, Runa tahu jika Mira berusaha untuk menghubunginya sejak semalam.
Tapi, lihat saja. Runa tidak menanyakan hal itu meskipun dia tahu. Ia justru memberitahu tentang Aira, dan tidak membahas tentang Mira. Jungkook benar-benar tak percaya jika Runa bisa mengendalikan rasa ingin tahunya. Perasaan yang mungkin saja kesal karena Mira menghubungi suaminya entah dengan alasan apa.
"Runa-ya, aku sudah menghubungi Agensi dan meminta untuk dikirimkan Asisten. Mungkin Asisten itu akan datang sore nanti. Kau setuju, 'kan?" Jungkook memberitahu. Runa menghentikan makan dan menatap suaminya. Ia tampak ragu untuk menerima saran dari suaminya. "Sebenarnya, bukan masalah jika tidak memakai Asisten. Aku bisa melakukannya sendiri. Lagi pula, rumah ini hanya ditempati oleh dua orang. Jadi, aku tidak merasa keberatan kalau tanpa Asisten, " ujarnya.
"Jadi, kau ingin menunda dulu? Benar-benar tidak masalah jika tanpa Asisten, 'kan?"
Runa tertawa kecil dan mengangguk. Membuat Jungkook membuang napas dan mau tidak mau ia harus menyetujui kemauan istrinya. Tak apa, asalkan Runa sendiri merasa tidak kerepotan mengurus rumah.
"Aku akan pergi ke sekolah Aira. Aku harus tahu apa yang ingin dia sampaikan!"
Runa terdiam begitu Jungkook bangkit dari duduknya. Pergi membuka nakas dan mengambil kunci mobilnya. Dia bahkan terlihat bergegas seolah ini adalah hal yang penting. Runa juga penasaran dengan alasan Aira menelepon Jungkook sebanyak itu.
***
"Ayah!"
Pria paruh baya dengan tubuh gempal itu menoleh ketika suara putrinya terdengar memanggil. Terlihat, Shin Mi Ra datang dengan raut wajah marah dan bersedih. Menjadi satu, mengaduk perasaannya menjadi tidak karuan.
"Ayah, Jungkook sudah menikah. Di mana janji Ayah?!" Ia bertanya penuh tuntutan. Sedangkan sang Ayah masih terdiam seraya berkali-kali membuang napas kasar. Memandang putrinya dan berkata, "Ayah tahu tentang hal itu. Tapi tidak ada yang bisa Ayah lakukan. " Mira mengerutkan dahi. Tidak bisa menerima apa yang baru saja Ayahnya katakan.
"Lalu kenapa Ayah membuat janji sepert itu? Ayah bilang akan membuat Jungkook menikahiku, 'kan? Sekarang, dia justru menikahi wanita lain karena Ayahnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of My Wife - [SUDAH TERBIT]
Fanfiction"Saat ayahmu menyukai istrimu, dan kau berselingkuh dengan mantan kekasihmu-di belakang istrimu sendiri!" #slow update ©mealdhina