19: Pesta 2

4.5K 361 82
                                    




Runa meneguk minumannya dengan perasaan gugup luar biasa. Entah mengapa, rasanya setelah ia bicara dengan Mira tadi-dia memiliki rasa bersalah kepada wanita itu. Menurutnya, itu tadi berlebihan dan membuat Mira terluka hatinya. Apa lagi sejak kedatangan Jungkook yang mencegah Mira, dia jadi semakin merasa bersalah padanya.

Ini aneh. Meskipun ia berhasil mengatakan apa yang dia rasakan, hatinya berkata bahwa itu berlebihan dan bisa saja membuat Mira marah sebab ucapannya. Ia terdiam, beberapa kali membuang napas seraya memandang ke segala arah. Mencari Shin Mira yang entah menghilang kemana sejak perdebatannya tadi.






***







Sementara itu, di luar gedung Jungkook sedang bicara dengan Mira. Diam-diam pria itu mengajak Mira untuk membicarakan sesuatu. Ini tentang kemarahannya atas apa yang Mira lakukan tadi kepada Runa. Yang menurutnya berlebihan dan tidak sopan. Apa lagi di hadapan banyak orang yang kebanyakan adalah teman kerjanya.

"Aku yakin, kau pasti tahu apa yang kau lakukan tadi bukanlah sesuatu yang benar. Lalu kenapa kau masih melakukan itu?" Jungkook bertanya. Mira membuang muka, berdecih dan menyeringai bodoh. "Memangnya kenapa jika aku tahu? Apakah itu penting dibanding perasaanku sekarang?" Mira membalas sekaligus kembali bertanya. Ia tampak marah dan tidak bisa menerima apa yang Jungkook ungkapkan padanya.

"Jangan membahas topik lain. Aku sedang membicarakan apa yang terjadi hari ini. "

Mira mengangguk. Ia menatap pria itu dengan tegas dan serius. "Sekarang aku bertanya, apa kau benar-benar akan melepaskanku begitu saja? Apa kau akan mampu hidup tanpaku, eoh? Apa hanya dengan Runa kau bisa bahagia?" tanya perempuan itu. Jungkook terdiam sesaat. Ia berbalik menatap Mira dan segera menjawab, "Tentu saja. Dia istriku, sudah pasti aku bahagia. " Dengan bangga dan penuh kesengajaan untuk membuat Mira cemburu. Tapi sungguh, Jungkook benar-benar serius dengan ucapannya kali ini.

Jungkook sukses membuat Mira marah. Semakin kesal sebab ucapannya ternyata mampu membuat hati Mira memanas. Wanita itu membuang muka dengan tangan yang meremat kuat ujung gaunnya. "Kau bangga? Kau senang mengatakan itu di hadapanku? Di hadapan orang yang kau buang setelah mengemis untuk kembali padaku. Kau tidak malu, eoh?"

Bibir Jungkook mengatup rapat. Tangannya mengepal dan lirikan matanya menajam. Kalimat itu berhasil membuatnya mengingat kembali pada saat di mana ia memohon pada Mira untuk kembali merajut asmara. Meskipun hari itu ia dibalut keegoisan dan tanpa memikirkan apa pun, tetap saja ia juga bersalah. Tidak seharusnya Jungkook melakukan itu.

"Shin Mira, katakan apa pun tapi tidak dengan hal buruk di hadapan istriku. Sekarang, kau dan aku bukan siapa-siapa lagi. Kau juga sudah menyetujui permintaanku, jadi apa lagi yang kau tunggu sekarang?" Menjeda kalimat, Jungkook menaikkan sebelah alisnya dan menyambung, "Silakan pergi jauh dariku dan juga istriku. " Lantas ia pergi, meninggalkan Mira yang masih dibalut emosi sebab kejadian tadi.

Tak habis pikir jika Jungkook bisa bersikap seperti ini. Mengingat dahulu pemuda itu tidak pernah sekalipun berkata sesuatu yang menyakitinya. Namun, apa yang terjadi sekarang tidaklah sama dengan yang lalu. Mereka sudah bukan siapa-siapa lagi saat ini dan untuk waktu yang lebih lama. Dan seharusnya, Mira sadar dengan kenyataan itu.






***





Kembali ke dalam gedung karena acara pesta akan segera dimulai. Jungkook berdiri di samping istrinya dengan wajah sumringah penuh keceriaan. Ia memandang ke depan; pada seseorang yang bersiap untuk menyampaikan pidatonya.

Pak Kim Namjoon, telah menarik napasnya panjang-panjang dan membuangnya dengan pelan. Ia menatap semua tamu undangan mulai dari sisi kiri sampai kanan. Ia tersenyum, menunjukkan lesung pipitnya yang begitu manis dan menawan itu. Membuat siapapun akan mengalami jatuh cinta padanya, namun ... maaf, dia sudah beristri.

The Secret Of My Wife - [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang