18: Pesta 1

3.7K 349 45
                                    







Selama perjalanan, yang ada di dalam pikiran Jungkook hanyalah pertanyaan-pertanyaan yang belum tentu akan ia dapatkan jawabannya. Sugesti konyol dan tidak masuk akal mulai menguasai dirinya. Sebab ucapan Mira yang entah benar atau hanya tipuan agar ia tak berhasil berpisah dengan Jungkook.

Lagipula, jika dipikir lagi-mana mungkin Gail berani macam-macam dengan menantunya sendiri. Apa lagi pada saat itu keadannya mereka masih satu rumah. Ada Jungkook, Ibunya, dan juga adiknya. Apakah benar Gail seberani itu menyentuh wanita yang bukan istrinya?

Selama itu pula, Jungkook berusaha untuk tetap percaya dan yakin pada apa yang dia pikirkan. Logikanya berkata bahwa mereka tak mungkin melakukan apa pun, hatinya pun berkata demikian. Namun, entah apa yang membuatnya begitu ingin tahu lagi-atau setidaknya ia memastikan apakah ucapan Mira benar atau salah.

Tiba di rumahnya, Jungkook segera turun. Ia tidak tergesa, dan tampak tenang agar Runa tidak curiga atau merasakan sesuatu yang aneh dari suaminya. Ketika ia masuk, pemandangan sang istri yang tengah menyiapkan makan malam membuatnya terdiam beberapa saat. Pikiran baru mulai bermunculan, dan ketidaksetujuan tentang ucapan Mira semakin besar ia rasakan.

Hwang Runa itu perempuan polos dan lugu. Dia hanya berbohong satu kali pada suaminya, dan terlihat sekali bahwa ia benar-benar tidak mengerti bagaimana semuanya bisa terjadi. Maka, bukanlah hal yang benar jika Jungkook terus menaruh curiga tentang sesuatu yang belum tentu benar. Namun, ia juga tidak akan diam. Jungkook akan bertanya untuk memastikan saja.

Runa tidak menyadari kedatangan suaminya. Ia sibuk sekali menata makanan yang akan disantap beberapa saat lagi. Bahkan dengan apron yang masih belum ia lepas, dan ikatan rambut yang sudah mulai turun; membuat rambutnya sedikit berantakan.

Jungkook berjalan ke arahnya. Dengan raut wajah yang memang tegas dan dingin itu, ia tak membuat Runa curiga dengan apa yang akan dipertanyakan. Setelah Jungkook berada di sebelahnya, barulah Runa tersadar dan menyambutnya dengan sangat baik. Ia tersenyum, segera melepas apron dan mencuci tangannya.

Setelahnya, ia menghampiri Jungkook lagi dan tersenyum. Seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah sebelumnya mereka tak saling berdebat dan beradu tangis. Menatap atensi suaminya yang terlihat ingin menyampaikan sesuatu. Beruntung, Runa memahami itu setelah Jungkook hanya diam ketika atensi mereka bertemu.

"Jungkook, ada apa? Sepertinya kau ingin menanyakan sesuatu padaku?" Runa bertanya. Sedikit kaku karena raut wajah suaminya benar-benar tidak seperti biasanya sekarang. Jungkook melirik ke bawah, menyentuh kedua tangan istrinya dan membuang napas kasar. Tatapannya melembut, bersamaan dengan sugesti konyol itu yang perlahan menghilang.

"Runa-ya, cukup jawab pertanyaan ini dengan satu hal secara jelas, " ucapnya. Membuat Runa menanti pertanyaan yang suaminya maksudkan. Sementara itu, Jungkook terlihat memikirkan bagaimana cara ia harus mengawali pertanyaan yang mungkin saja membuat Runa tersinggung.

"Kau dan Ayah, tidak pernah berbuat macam-macam, 'kan?"

Meskipun Jungkook tidak bertanya dengan penuh tekanan dan tuntutan, namun pertanyaan itu berhasil membuat Runa terdiam dengan wajah kosongnya. Mungkin ia terkejut, tak menyangka jika Jungkook akan membahas itu lagi di saat ia sedang berusaha untuk melupakannya. Tapi Runa tidak akan bertele-tele, dia akan menjawabnya dengan tegas. Meskipun rasa penasaran tentang dari mana asalnya Jungkook bisa menanyakan tentang itu-sedang mengganggu pikirannya.

"Tidak ada. Aku selalu menghindar ketika Ayah berusaha mendekatiku. Bahkan aku selalu merasa bersyukur saat siapapun datang ketika Ayah sedang berusaha menghampiriku. Apa lagi kau, aku senang jika suamiku yang datang. Itu artinya dia sedang melindungiku meskipun kau tidak tahu. "

The Secret Of My Wife - [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang