🥦 Sangalas 🥦

16.4K 2.8K 199
                                    




Tanganmu memegang undangan yang tempo kemarin membuat gempar suasana ketika wisuda. Membuat prank yang teramat luar biasa, hebat sampai bisa membekas rasa sakitnya.  Gimana jadinya kalau undangan ini beneran undangan pernikahan ? Wahaha hatimu mati tak berasa yang ada. 



Sempat berpikir untuk enggan datang. Ada ego yang masih membelenggu di hati. Masih ada rasa kesal gara - gara kemarin. Tapi enggak baik kalau kamu enggak datang. Apalagi Perusahaan ini adalah perusahaan pertama Johnny. Perusahaan pertama yang cowok itu dirikan dengan usahanya sendiri. Tanpa mendompleng nama kedua orang tuanya. 



Dia benar - benar melakukan nya dari awal. Dari nol untuk dia kembangkan hingga nanti bisa lebih besar lagi. 


Dan ada satu hal yang baru kamu terpikir kan sekarang. Kenapa kamu susah - susah kirim lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Kenapa enggak daftar aja di perusahaan Johnny yang baru ini ? Kok bisa - bisanya baru terpikirkan sekarang. 



Kedua bahumu ditepuk dari belakang. Ada yang berdiri tepat di belakangmu saat ini. 


" Enggak ada hadiah buat gue gitu ? "


Kamu kembalikan badan. Beradu tatap degan cowok jangkung yang saat ini begitu sangat tampan. Dengan dibalut setelan jas ala kantoran. Dan rambut yang ditata sedemikian rapih. Hari ini Johnny terlihat berbeda. 



" Emang mau hadiah dari gue ? "



" Enggak sih. Hadirnya elo di sini aja udah jadi hadiah tersendiri buat gue. "



" Dasar. Eh om sama tante Seo mana ? Kok ga keliatan. "



" Mereka enggak pulang ke Indonesia. Dari Shanghai langsung ke Chicago. Gue pulang sendiri. "



" Berarti lo sendirian dong. "



" Iya sekarang sih sendirian. Nanti mah enggak kok. "



" Oh mereka pulang ? "



" Enggak lah, kan ada elo yang nemenin. Ayo ikut gue keliling. "



Tangan kiri Johnny mengandeng tangan kananmu. Berjalan layaknya sepasang kekasih, didepan para tamu - tamu perusahaan. Bikin malu tapi ada rasa senang juga ikut beradu. 




Sampai ada sosok yang membuat jalanmu dan Johnny terhenti. Ternyata memberikan ucapan selamat atas peresmian hari ini. 



" Maaf pak Johnny itu ? "



Johnny melirikmu yang bersembunyi di belakang tubuh jangkung nya. Lantas tersenyum begitu lebar. 



" Kenalin pak namanya (Y/n). Calon istri saya. "



Saat itu juga kamu mencubit lengan kiri Johnny karena berucap seperti barusan. 



" Oh selamat pak Johnny dan ibu (Y/n) ? Kami tunggu undangan pernikahan nya. Jangan lupa. "



" Siap pak. Kami meminta doa nya juga. "



Setelah tamu barusan pergi meninggalkan kamu berdua dengan Johnny. Cowok itu bukanya merasa bersalah malah tangan kananya mengacak - acak rambutmu dengan gemas. 



" Kalo ngomong suka ngelantur, " tegurmu. 



" Emang kenapa kalo gue ada niatan buat nikahin elo ? "



" Johnny !! Gue kerja aja belom. Lamaran udah kemana - mana tapi belum ada panggilan. "



" Terus ? "



" Ya gue pengen kerja dulu, pengen cari duit sendiri dulu ... Di perusahan elo, ada lowongan kerja enggak ? " tanyamu. 



" Hmm ... Ada sih. Persyaratannya juga enggak ribet kok. Simpel. "



" HAH ? Serius ? Kerja apa ? Jadi apa ? "



" Jadi istri gue. Kerjanya cukup ngurus gue dan kelak anak gue nanti. Gimana ? "



Ini kalo aja tempatnya sepi enggak banyak orang kamu bakalan teriak saat ini juga. Si Johnny enak banget ngomong kaya barusan. Lah kamu yang kenapa - napa sekarang. Jantung kamu jadi kaya di ajak lari maraton gini. 



" John gue serㅡ"



" Gue juga serius. "



Makin kicep kamu tidak bisa berbicara sekedar untuk melawan. 



Johnny menarikmu pergi menjauh dari kerumunan banyak orang, padahal itu acara dia. Dan sempat - sempatnya dia malah mengajakmu untuk pergi. 



" John lo kenapa pergi ninggalin acara ? "



" Biarin, lagian ada Seola. Gue pengen ngobrol sebentar berdua. "



Setelah dikira cukup jauh dari tempat acara. Johnny berdiri tepat di depanmu. Kedua bola matanya terlihat begitu lembut ketika bertatap denganmu. 



" Gue enggak bisa bilang karena di sana banyak orang. Enggak kondusif, dan nanti pas gue ngomong serius di potong sama kehadiran orang lain. Kita ngobrolin berdua gini gapapa kan ? "



Kamu hanya mengangguk kan kepala. Entah kenapa irama jantungmu semakin tak karuan ketika berdua seperti ini. 



Kedua tangan Johnny menangkup kedua pipimu. Makin parah, kakimu lemas sekarang padahal Johnny belum bilang apa - apa. 



" Bertahun - tahun gue hidup di negara orang. Bahkan berpacaran dengan orang lain. Padahal lo di sini, berdoa supaya gue cepat pulang. Ya, ini gue udah berdiri di depan lo sekarang."



" Gue udah belajar banyak hal. Mendapatkan berbagai pengalaman, tapi ada satu hal yang selama disana enggak gue dapat. Lo tau itu apa ? Perihal kenyamanan. "



" Boleh lah di sana gue bersama keluarga, bersama sosok yang disayang. Tapi ga ada kenyamanan yang gue rasain pas bareng sama lo, "



" (Y/n), gue tau gue salah. Gue bodoh. Gue bego. Ninggalin lo begitu aja. Tapi bukan maksud gue buat begitu. Gue percaya jodoh enggak akan kemana, karena pada akhirnya Tuhan bakal pertemukan. Percaya kan ? "



" Kalau enggak percaya. Ini gue buktinya sekarang. Gue pulang bukan karena cuman bekerja doang, bukan sekedar bangun perusahan. Tapi gue udah ada niatan buat ajak lo ke pelaminan. "



Entah kenapa kedua matamu mendadak memanas. Perih, ingin menangis. Seperti sedang memotong bawang. Padahal Johnny sedang berkata jujur sekarang. 



" Kedua orang tua gue udah setuju, dan mereka setuju. Buat jadiin elo sebagai istri. Sebagai menantu mereka. Terlebih mamah, dia benar - benar setuju banget, dan enggak sabar buat pulang ketemu sama lo. "



" Gue enggak akan larang elo buat kerja. Karena lo juga punya hak untuk itu. Gue cuman mau lo jadi istri gue, jadi mamah buat anak - anak gue. Gue cuman mau bilang itu. "



" Enggak usah buru - buru karena gue tau semuanya butuh waktu. Gue hanya ingin bilang kaya barusan. Biar lo tau kalo gue masih sayang sama lo. Dan ada niatan buat nikahin elo. "



" Lo ga akan berjuang sendiri lagi sekarang. Kenapa ? Karena gue akan berjuang bareng sama lo mulai saat ini, hingga seterusnya nanti. Mau kan berjuang bareng - bareng sama gue. Saat ini, seterusnya, dan sampai nanti selamanya. "






















































TBC

AAAAAAHHHHHHHHH...

Diri ini mencium bau - bau janur kuning melengkung lagi 🤣



NCT Husband Series 💚 Johnny Seo 💚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang