49. New Dream with You

2.7K 464 71
                                    

Seungwoo menghela nafas lalu memberikan Byungchan sekotak susu yang baru saja ia beli di kantin sekolah Minkyu, saat ini keduanya sedang duduk di taman belakang sekolah Minkyu sambil memperhatikan Minkyu yang bermain basket disana.

"Udah gak usah di pikirin" Seungwoo berkata sedangkan Byungchan menerima susu yang di belikan oleh Seungwoo.

"Gimana gak kepikiran? Mereka nyembunyiin sesuatu dari kita? Hanya kita yang tidak tau Seungwoo.. ini namanya penghiatanan" Byungchan berdecak sebal sambil menyedot minumannya dan menghela nafas.

"Lalu kemarin? Siapa yang tidak mau percaya perkataanku?" Seungwoo menatap Byungchan, Byungchan mendelik lalu tatapannya fokus ke depan.

"Sudahlah.. aku sedang tidak ingin beradu argumen denganmu.." ucap Byungchan,karena jika ia berbicara lagi kemungkinan besar mereka akan beradu argumen disini dan sangat tidak lucu jika mereka selalu beradu argumen dimana pun mereka berada.

"Ya.. harusnya seperti itu... mulai sekarang kau harus menghormatiku... dan mulailah bersikap lemah lembut pada calon suami mu" Seungwoo terkekeh geli dengan ucapnya sedangkan Byungchan menginjak sepatu Seungwoo.

"Jangan memulai membicarakan sesuatu hal yang aneh terdengar Seungwoo..."

"Kau harus membiasakan dirimu Byungchan.. tidak sepertinya kita berdua harus mulai membiasakan diri dengan kehadiran satu sama lain, ya kan?" Seungwoo memutar badannya dan menghadap Byungchan yang masih menatap ke depan,melihat bagaimana Minkyu bermain bola basket dan banyak siswa dan siswi yang berteriak memuji ketampanan dari seorang Kim Minkyu.

"Woo.. kok pengen cubit pipi Minkyu ya?? Gemes banget sama Minkyu" Seungwoo mengedipkan matanya beberapa kali dan menatap Byungchan.

"Minkyu ganteng banget woo.. beneren pengen nyubit pipinya..."

"Ngapain? Inget loh didalam peraturan kerja kita seperti apa? Jangan ada kontak fisik bersama dengan mereka" Byungchan menghela nafasnya berat lalu melipat kedua tangannya dan mengembungkam pipinya.

"Baby mau cubit pipi kakak Minkyuu... daddyyy" Seungwoo tersedak melihat Byungchan yang memengang kedua pipinya dan beberapa kali mengerjamkan matanya dengan bahu yang ia goyang-goyangkan.

"Chan... kesambet dimana?" Seungwoo langsung memengang Byungchan dan menatap ke arah manik mata Byungchan.

"Daddy.. baby mau.. cubit pipi kakak Minkyuuu.... iiihhhhh" Seungwoo harus menarik Byungchan agar segera pergi dari taman belakang.

***

Seungwoo menatap Byungchan yang masih tidak mau menegurnya perihal memaksa Byungchan pergi dari taman belakang tadi.

"Ayo lah chan.. jangan kekanak-kanakkan" ucap Seungwoo dan Byungchan terlihat tidak peduli pada setiap apa yang di katakan oleh Seungwoo.

"Sekarang kita makan siang dulu oke, aku sudah menghubungi team penjaga Minkyu jika kita pergi sebentar" Seungwoo menyalankan mesin mobilnya dan keluar dari parkiran sekolah Minkyu.

"Jadi mau makan apa?" Tanya Seungwoo sambil melirik sekilas ke arah Byungchan yang sekarang malah menyandarkan diri di kursi penumpang dengan mata yang terpejam dan Seungwoo bisa melihat derap nafas teratur dari Byungchan, Seungwoo tampa sadar tersenyum kecil dan memilih untuk menjalankan mobilnya hari ini kemana saja.

Byungchan mengerjamkan matanya dan mengucek matanya beberapa kali, sepertinya ia ketiduran. Byungchan menoleh untuk melihat ke arah kemudi, Seungwoo tidak ada disana dan mesin mobil masih menyala. Byungchan melihat ke arah luar dan didapatnya Seungwoo sedang menyender pada kap mobil bagian depan, dengan tatapan yang tertuju pada Sungai Han di depannya. Byungchan membuka pintu mobil dan berjalan mendekat ke arah Seungwoo.

"Apa yang kau lakukan?" Byungchan bertanya sambil mengerakan otot-ototnya yang terasa pegal, namum karena angin sore hari ini cukup kencang membuat tubuh Byungchan sedikit oleng dan hampir saja terjatuh jika saja Seungwoo tidak menarik tubuh Byungchan.

"Ya ampun... angin segini saja membuatmu oleng" Byungchan berdecak sebal sambil menepis tangan Seungwoo yang ada di pinggangnya.

"Jangan cari kesempatan" ucapnya lagi yang membuat Seungwoo terkekeh pelan, lalu ia berdiri di samping Seungwoo dan ikut memandang Sungai Han di depan mereka.

"Sudah berapa lama aku tertidur?" Tanya Byungchan, tatapannya masih tertuju pada aliran Sungai yang terlihat begitu tenang.

"Mungkin ada sekitar dua jam, sudah kukatakan sebelumnya padamu kan? Lebih baik kau berhenti dari misi ini Byungchan" Byungchan menggeleng pelan.

"Tidak apa-apa Seungwoo, aku hanya ingin menyeselaikan misi ini sampai selesai.. mungkin ini juga akan jadi misi terakhirku" Seungwoo kali ini mengalihkan padangannya pada Byungchan.

"Kau tau? Aku tidak mungkin membawa dia terus-terusan bekerja seperti ini.. pekerjaanku memiliki resiko yang tinggi untuk dia. Dan aku tidak mau mengambil resiko tersebut" Byungchan terlihat menghela nafasnya berat.

"Maaf kan aku Byungchan" Byungchan terdiam dan menatap Seungwoo.

"Untuk apa kau meminta maaf?" Byungchan bertanya dan kali ini Seungwoo menatap Byungchan.

"Aku telah mengambil mimpimu" Byungchan tersenyum dan menggeleng pelan.

"Kau tau Seungwoo, alasanku menjadi seorang polisi? Karena aku tidak mau seseorang bernasib sama sepertiku yang tidak menerima keadilan dari negara ini.. dan setelah bertahun-tahun menjadi polisi, aku bisa mengerti semuanya... tentang perasaanku terhadap seorang polisi, ketekunan ku dalam bekerja dengan resiko yang bermacam-macam dan bahkan bisa berdiri dengan tittle sebagai polisi elite Seoul.. aku sudah cukup bahagia sekarang.. setidaknya ayah,ibu dan juga Beomgyu bisa bangga padaku" Byungchan tersenyum, dan perkataan Byungchan membuat hati Seungwoo benar-benar merasa nyaman dan tenang.

"Aku benar-benar merasa seperti pria jahat yang sudah mengambil mimpi seseorang" Byungchan terkekeh pelan dan kembali menatap sungai Han di depannya.

"Trimakasih karena kau sudah mau menjaganya Byungchan.. aku takut bahwa kau akan membuangnya" Byungchan menggeleng dengan cepat.

"Aku bukan orang yang berpikiran seperti itu. Kau tau perasaan ku ketika mendengar bahwa ada kehidupan lain yang hidup dalam diriku?" Seungwoo menggeleng pelan.

"Perasaanku sama sepertimu Seungwoo." Seungwoo terdiam, ia ingat betul hari dimana Jinhyuk melemparnya surat dari rumah sakit. Ada perasaan senang,terkejut dan ketakutan disana... tapi dari semua rasa itu, ia merasakan kebahagianlah yang paling banyak dan Seungwoo tidak pernah merasa sebahagia itu dalam hidupnya semenjak keluarganya di bunuh.

"Byungchan" Tangan Seungwoo meraih tangan Byungchan dan di gengamnya tangan Byungchan dan sesekali mengelusnya pelan.

"Aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya.. terima kasih karna sudah memberiku kebahagia kecil.. aku janji,mulai sekarang aku akan menjaga kalian berdua.. dan aku akan membuat mu bahagia di kemudian hari dan tidak menyesal karena sudah membiarkanku masuk ke dalam kehidupanmu" untuk seperkian detik Byungchan terdiam dan menatap tangannya dan tangan Seungwoo yang saling bertautan.

"Mungkin mulai sekarang aku mempunyai mimpi yang baru" Byungchan berkata sebelum jarak keduanya terkikis oleh Seungwoo yang menarik tengukan milik Byungchan dan menyatukan belah bibir keduanya dan tenggelam dalam panggutan lembut sore itu di pinggir sungai Han dengan matahari yang mulai terbenam.

"Mungkin mulai sekarang aku mempunyai mimpi yang baru" Byungchan berkata sebelum jarak keduanya terkikis oleh Seungwoo yang menarik tengukan milik Byungchan dan menyatukan belah bibir keduanya dan tenggelam dalam panggutan lembut sore itu di pingg...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang..

Jangan lupa makan siang..

See uu..

POLICE VS DETECTIVE 《 PDX 101 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang