Taehyung menyeritkan dahinya saat ponselnya berbunyi dan menampilkan nama seseorang yang sudah lama tidak pernah menghubunginya.
''ah ya.''
''aku kira kau lupa denganku.''
''aku masih sama dengan dendam yg sama.''
''tentu saja, aku akan melakukannya.''
''tidak, aku tidak menyukainya.''
''baiklah.''
bertepatan dengan sambungan terputus sosok Sohyun menghampiri dirinya.
''oppa, apa kau tau bahwa kekasihmu itu pergi ke roma.'' adu Sohyun saat dirinya sudah sampai di hadapan Taehyung.
''aku memberikan kebebasan kepadanya, lagi pula dia bukan kekasihku.'' ucap Taehyung santai.
''tapi dia keluar masuk istana seenaknya, dia benar benar tidak pantas untukmu.'' keluh Sohyun.
''jangan mencampuri urusanku Sohyun.'' ucap Taehyung dingin.
''tapi-.'' bukan Sohyun namanya jika menyerah dengan mudah. ''untuk apa dayang Choi meneleponmu,oppa.'' ucap Sohyun mencari topik lain.
Taehyung menatap intens Sohyun dengan tajam, membuat nyali seorang Sohyun hilang.
''kau melanggar privasi-ku lagi, Soo.''
dengan susah payah Sohyun meneguk savilanya.
tamatlah sudah riwayatmu Sohyun -Sohyun
wajah Sohyun menjadi pucat pasih, melihat Taehyung tersenyum dengan mengerikan.
''maaf.''
1 langkah
2 langkah
3 langkah
Sohyun mundur perlahan, namun tangannya di tarik langsung oleh Taehyung membuat Sohyun jatuh di dada bidangnya.
''oppa maafkan aku.''
Taehyung tidak perduli, dirinya langsung melumat bibir Sohyun dengan kasar dan berburu.
***
Somi menggosok gosokan kedua tangannya, ia sangat yakin bahwa dirinya hari ini akan beruntung dari sebelumnya.
matanya berbinar, menatap kagum lukisan yang akan di lelang setengah jam kemudian.
bagi orang awam mungkin lukisan di depannya hanyalah segumpalan warna yang tidak solid dan beraturan, namun tidak bagi Somi yang mengerti nilai dari sebuah seni lukis.
''aku harap kali ini kau yang mendapatkan lukisannya.''
Somi tersenyum walau tidak melihat namun dia tau siapa pemilik suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Castle Kim (END)
Fanfictioncerita dari sebuah kerajaan corea, cerita kehidupan 7 pangeran dan 1 putri dalam menjalani hidup yang berbeda dari ekspetasi dalam masalah percintaan dan tahta kerajaan. ingat tembok yang diam pun punya telinga.