Bag 27

191 31 16
                                    

rasa hangat menerpa Rose saat sampai di taman istana. tempat favoritnya, tempat yang tidak pernah mengecewakan dirinya. 

harum dan segarnya pun masih sama saat pertama Rose menginjakan kakinya di istana.

''sebenarnya ada apa ini?.'' tanya Hanbin.

matanya memancarkan kesedihan dan kekecewaan saat memandang Rose.

''Hanbin.'' lirih Rose merasakan sesak yang begitu dalam pada hatinya.

''bisakah, kau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu.''

''ya, kau memang harus menjelaskannya, Rose.'' ucap Hanbin, mengajak Rose untuk duduk terlebih dahulu.

''dari awal ibu-mu tau niat buruk dayang Choi terhadap anggota keluarga. dan dia meminta bantuanku untuk melacarkan aksinya.''jelas Rose.

''maksud-mu?.''

''dengan menyetujui permintaan-mu, Pangeran.''

Hanbin memijat pelipisnya yang bergitu nyeri, bagaimana dia menjadi manusia yang terlihat bodoh dihdapan semua orang dalam waktu beberapa hari.

''apa kau tidak mencintaiku, Rose.'' Hanbin menundukan kepalanya.

''maaf Pangeran, aku mencintai bayi ini lebih dari apapun. akupun siap menukar nyawaku demi keselamatan bayi ini.'' 

Rose tercekat saat melihat bahu Hanbin yang gemetar. ingin rasanya ia memeluk dan menenangkannya di dalam pelukannya. namun Rose tidak berani melakukannya,karna sebab pria itu menangis adalah dirinya sendiri.

''apa semua ucapanku seperti omong kosong bagimu, Rose.'' ucap Hanbin terdengar Lirih.

''tentu tidak, Pangeran. dan perasaanku bukanlah sebuah omong kosong.'' 

''jangan pergi.'' kata itu berhasil membuat Rose terdiam saat dirinya hendak bangun untuk pergi.

''aku harap kau selalu bahagia Pangeran.'' Rose pergi, meninggalkan Hanbin yang sedang menangis tersedu.

tubuh rose tegolak kaget saat sebuah tangan menarik dirinya, menjauh dari pandangan Hanbin yang masih menangis. 

''kenapa?.'' tanya Rose kepada oknum yang membawanya ke depan gudang namun masih terdiam.

''kalau nggak ada yang mau di bicarakan, lebih baik aku pergi.'' 

Rose sudah melangkahkan kakinya, namun lagi lagi tangan itu menariknya dan kembali membawanya ketempat semula.

Rose menghela nafas panjang, saat Yugyeom kembali membisu dan hanya menatap dirinya.

''apa kau tau bahwa Eunbi sedang hamil?.'' tanya Yugyeom pada akhirnya.

Rose mengangguk.

''dan aku akan menikahinya dalam waktu dekat ini.'' 

''lalu.'' ucap Rose.

''kenapa kau mempertahankannya.'' Yugyeom menjeda ucapannya. ''aku tidak bisa bertanggung jawab atas kalian.'' ucapnya.

''aku tidak akan meminta itu Kim Yugyeom.'' 

bagai tersambar petir, hati Yugyeom gundah mata pun memanas. bukan itu yang ingin ia dengar dari mulut Rose.

Yugyeom memang keras kepala, namun Rose lebih keras kepala lagi. dan sejauh ini, tidak ada yang bisa merubah tekat yang sudah Rose buat.



***

''trimakasih atas bantuannya.'' Jinhwan tersenyum, mengantar Kana sampai di depan gerbang istana.

Castle Kim  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang