Bag 29

213 30 10
                                    

Taehyung mengusap wajahnya kasar. memang sulit menakhlukan seseorang yang sedang marah, terlebih lagi sifat dan egonya sama dengan dirinya.

pasal Taehyung menghampiri Sohyun di lihat oleh kedua mata Somi sendiri, dan itu membuatnya terus mengoceh dari satu jam yang lalu.

''aku sudah memberi tahumu semuanya, apa lagi yang harus di jelaskan.'' ucap Taehyung.

''apa bangkai-mu terlalu banyak hingga kau melupakan sesuatu.'' ketus Somi.

''ya ampun Somi, harus berapa kali aku bilang bahwa semuanya itu nggak bener.'' 

Taehyung mengerti, kemana arah pembicaraan Somi. 

''jangan lupakan lidah yang tidak memiliki tulang Kim Taehyung.''

''sekarang beri tau aku, apa kebenaran yang kamu ingin tau.'' tanya Taehyung nyalang.

''aku akan pergi kerumah, oppa.'' ucapnya final.

''mau mengadu, hah. dan membuat aku semakin buruk di mata oppa-mu itu.'' 

''aku tidak mengijinkan kamu keluar dari istana.'' lanjut Taehyung.

Somi tak menghiraukan perkataan Taehyung dan memilih untuk membawa barang yang ia butuhkan nantinya.

''aku tidak minta persetujuanmu, Kim Taehyung.'' 

''kau istri-ku dan aku berhak atas dirimu, sepenuhnya.'' ucap Taehyung menatap tajam Somi.

''sampai masalahmu dengan wanita ular itu belom selesai, jangan anggap aku istrimu.'' 

Taehyung menyerah, membiarkan Somi pergi begitu saja dengan egonya.  setelahnya, wajah Taehyung berubah muram saat setelah Somi memberikan sebuah amplop sebelum pergi.

''aku akan mengurusmu nanti, Jeon Somi. tunggu dan nikmatilah permainanmu setelah ini.'' ucap Taehyung yang masih memandang isi dari amplop tersebut.




***

sore yang termaram, Eunbi habiskan di taman istana yang ia rawat sendiri bersama Yugyeom yang juga menemaninya.

''kau sendiri yang merawat ini semua.'' Yugyeom terperangah saat mengetahui bahwa taman yang indah ini adalah hasil jerih payah Eunbi.

Eunbi mengangguk senang.

sesaat Yugyeom tertegun saat Eunbi menyenderkan kepalanya ke dada bidang miliknya. namun kali ini dirinya bungkam, karna kehamilan Eunbi yang harus ia jaga.

''kenapa tidak ada bunga mawar?.'' tanya Yugyeom penasaran.

dari atas Yugyeom melihat raut wajah Eunbi yang sedikit berubah.

''aku hanya bertanya.'' 

''kalau kau suka bunga mawar akan aku tanam khusus untukmu.'' ucap Eunbi yang sedikit memaksakan senyumnya.

''tidak, aku tidak begitu suka bunga mawar. durinya selalu mengganggu.'' 

''aku sependapat.'' beo Eunbi.

''bisakah kau membuatkan jus apel untukku, Yugyeom.'' ujar Eunbi saat keheningan menjalar diantara keduanya.

Yugyeom mengangguk, tanpa berucap sepatah katapun. dan mendorong tubuh Eunbi pelan agar tidak bersender di dadanya.

Castle Kim  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang