Bag 21 (when Sohyun blooms)

343 38 9
                                    

ini sudah kedua kalinya Sohyun sakit di bulan yang sama. panasnya yang tinggi membuat dirinya tidak bisa membuka matanya walau sesaat.

''makan dulu yuk.''

untung saja ada Irene yang mau membantunya saat dirinya sakit.

''unnie.'' lirih Sohyun menatap Irene yang menatapnya teduh.

''unnie gx cape apa, ngurus aku dari kemaren.'' 

''kalau aku cape emang kenapa?.'' Irene kembali bertanya.

''unnie gx usah urus aku.'' 

''tapi sayangnya aku gx cape, Sohyun.'' Irene membelai lembut surai rambut Sohyun.

''aku seneng deh Junmyeon oppa dapet unnie.'' Sohyun memeluk Irene.

sampai makan pun tiba, suasana menjadi sunyi. tidak ada percakapan antara Irene maupun Sohyun.

''Sohyun.'' Irene membuka suara, membuat Sohyun menoleh untuk melihat Irene dengan seksama.

''bukan nya aku mau ikut campur atau apa, tapi aku melihat ada bercak darah di seprei yang kemarin Jisoo gantikan.'' ucap Irene penuh kehati hatian.

wajah Sohyun menjadi pucat pasih, membuat Irene semakin tidak enak hati.

''maaf kalau aku lancang, Soo.'' jelas Irene.

tanpa dugaan Irene, Sohyun malah memeleknya erat, membagi rasa sesaknya dalam setiap pelukannya.

''aku harus gimana unnie, aku merasa kotor.'' lirih Sohyun.

tidak ada air mata, atau lebih tepatnya lelah untuk menangis.

''ceritakan jika kau sanggup. mungkin aku bisa kasih solusi.'' 

''tae oppa yang melakukannya unnie.'' 

tanpa di perjelas Irene tau kejelasan dari derita yang dialami Sohyun.

''kalau begitu, minta Pangeran Taehyung tanggung jawab atas perbuatannya.'' 

''unnie tau jika kita membangun rumah tangga tidak atas dasar cinta, sama aja membangun rumah di atas pasir.'' jelas Sohyun.

''kau tau saat aku dan Pangeran menyusulmu di hotel.''

Sohyun mengangguk, mengingat kejadian yang ingin sekali ia lupakan.

''aku fikir Pangeran sangat mencintaimu, hingga dia terlihat sangat panik dan cemas.'' jelas Irene.

''dari dulu sifat Tae oppa selalu berubah jika bersamaku, kadang dia menjadi penawar dari sakitku dan kemudian menjadi parang yang siap menghantamku kapan pun. bagaikan malaikat setengah iblis.'' lirih Sohyun.

Irene membenarkan perkataan Sohyun. memang benar adanya jika sifat Taehyung yang tidak pernah berbentuk. Irene sangat ingat saat Taehyung membantunya mengambil buah yang ternyata asam dengan dalih.

''apa buah ini manis.'' 

''cuih, kau sangat bodoh dalam memilih buah. buah masam gini dibilang manis.'' 

berkat Taehyung, Irene tidak memakan buah asam itu.



***

sudah susah payah Sohyun menghampiri ibunya, ekspetasinya adalah mendapat senyuman dan rasa khawatir Jieun, namun semua lenyap saat tamparan menghinggap di pipi kanan Sohyun.

plakk

''kau memang wanita murahan, Sohyun.'' 

Castle Kim  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang