Chp 9

767 108 11
                                    

Author's POV

Baru saja pintu terbuka, Yuki segera berlari keluar membuat orang-orang lain memandangnya dengan aneh, "oi, jangan lari-lari begitu!" Tegur Sanemi terburu-buru mengejar langkah gadis itu.

"Sanemi-sama! Kita harus cepat menuju kediaman Giyuu-sama!" Sanemi menggaruk-garuk kepalanya dengan canggung, "aku tahu, tapi tenangkan dirimu. Kau kelihatan seperti orang tidak waras" Sanemi menghela nafas

Yuki menatap kesal lelaki itu yang hanya terkekeh kecil melihat reaksinya, "aku mengerti kau tidak sabar. Tapi tidak lucu kau datang dengan keadaan penuh luka karena jatuh saat berlarian" Sanemi berjalan melewati Yuki, "aku tidak seceroboh it--" Kalimatnya tak terselesaikan, Sanemi berbalik menemukan Yuki yang mencium tanah air.

"Pft", "kalau ketawa akan kupotong rambutmu tak tersisa seperti alismu", "sebelum berusaha mengancamku, coba dulu untuk kalahkan aku dalam latihan, bagaimana?" Sanemi menatap jahil Yuki, kemudian membantunya berdiri, "cih"

"Umurmu berapa memangnya?" Sanemi menghela nafas, keduanya kemudian kembali berjalan.

Tomioka Giyuu's POV

"Tomioka-san, kapan dia datang?"

Aku menghela nafas entah keberapa kalinya, "Hakuto.. Aku akan sangat berterima kasih jika kau tidak bertanya tiap menit dengan pertanyaan yang sama" Jawabku

Aku tidak percaya orang ini adalah kakak Yuki. Suzumiya Yuki, auranya sendiri mengeluarkan ketegasan dan dingin yang luar biasa, tapi entah kenapa kakak laki-lakinya ini sama sekali tidak begitu. Yah, setidaknya Takuto sejak tadi hanya berdiam diri sambil meminum teh yang aku suguhkan.

"Ya.. Bagaimana kalau misalnya terjadi sesuatu dengannya? Apa dia sedang menjalankan misi? Bagaimana kalo misalnya terjadi sesuatu selama ia bertarung dengan iblis?"

Tidak diduga, Takuto menjitak kepala kakak kembarnya, entah kenapa aku merasa lega melihatnya.

"Ini siang, dan tadi Tomioka sudah mengatakan kalau Shinazugawa-san dan Yuki baru saja pulang dari misi dan akan menuju kesini, jadi tunggulah sebentar lagi" Ketus Takuto menatap kesal Hakuto.

Hakuto meringis kesakitan sambil mengelus kepalanya, "hidoi na, aku ini lebih tua darimu", "kita cuman beda lima menit" Potong Takuto

"Giyuu-samaa, aku dan Sanemi-sama masuk ya!" Ah sudah datang rupanya.

Aku membuka pintu, Yuki tersenyum lebar kearahku, aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Hal yang baik buatnya, "masuklah" Tuturku

"Ojamashimasu.." Gumamnya

Author's POV

Sejak tadi detak jantung gadis itu melaju cepat tak terkendalikan, tiap langkah ia maju, ia merasakan detak jantungnya makin tidak beraturan.

"Ah" Yang pertama menyadari Yuki adalah Takuto. Baru sedetik mata mereka bertatapan, "Yuki?" Tanya Takuto

Hakuto yang tadinya berhadapan dengan Takuto segera menoleh cepat, kemudian menghamburkan dirinya ke Yuki, "Yuki? Beneran Yuki?", "Ke-kenapa malah Hakuto-niisama yang nangis?" Yuki dibuat tersentak melihat kakaknya.

"So-soalnya, aku kira kita tidak akan pernah bertemu lagi. Kanzaki-san... Kanzaki-san bilang kau dibawa pergi oleh Tomioka-san. Tapi saat aku dan Takuto masuk kesini, kami bahkan sangat jarang bertemu dengan Tomioka-san. Tapi saat kami tanya kamu dimana, ternyata dititipkan ke pilar suara" Jelas Hakuto panjang kali lebar sambil menarik ingusnya, ia berulang kali menghapus air matanya dengan lengan bajunya.

Your Voice||Uzui Tengen[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang