2

3.7K 234 10
                                    

Hyuga Neji, merupakan orang dari kerajaan kelinci. Ia adalah seorang pedagang yang telah terkenal di 6 negara.

Saat ini, Neji tengah berburu bersama kakaknya yang bernama Hyuga Hinata, mereka menghabiskan waktu berjam-jam dan mendapatkan banyak hewan buruan.

"Nee chan, mari beristirahat. Sudah lama kita berburu, kini perutku terasa lapar." ucap Neji yang dibalas anggukan oleh kakaknya.

"Neji , bisakah kau mencari kayu bakar. Aku akan memasak beberapa hewan buruan ini untuk kita makan."

Neji mengangguk. "Baik nee chan"

Neji pun pergi meninggalkan Hinata untuk mencari kayu bakar.

Saat Neji hendak mencari di sekitaran hutan, tanpa sengaja ia melihat seorang gadis kecil yang terbaring lemas di pinggiran danau.

Tanpa berfikir panjang, Neji pun langsung mendekati gadis kecil itu.

Memeriksa nadinya, gadis kecil itu masih hidup. Hanya saja detak jantungnya cukup lemah.

Neji pun menggendong gadis kecil itu.

"Eh? Siapa yang kau bawa itu Neji?" tanya Hinata saat melihat Neji datang sambil membawa seorang gadis kecil.

"Entahlah nee chan, aku menemukannya di pinggiran danau" ucap Neji seraya membaringkan gadis kecil tersebut.

Hinata melihat keadaan gadis itu. Matanya langsung membola karena terkejut.

"Ada apa nee chan?"

"D-dia putri mahkota dari kerajaan Rubah..."

"Apa maksudmu nee chan? Bukankah kerajaan Rubah telah dibantai habis kemarin malam?"

Hinata mengangguk. "Memang benar. Tetapi... Aku pernah mendengar dari beberapa orang, mereka mengatakan bahwa putri mahkota mati karena terjatuh dari jurang. Mungkin..... Dia jatuh di tengah-tengah danau, sehingga dia masih bisa selamat sampai saat ini"

Neji mengangguk setuju. "Lalu.... Apa yang harus kita lakukan sekarang nee chan? Kita bisa dibunuh oleh orang dari kerajaan Kucing hitam bila mereka mengetahui jika kita menemukan putri mahkota kerajaan Rubah"

Hinata terdiam untuk beberapa saat. Ia kemudian memeriksa gadis kecil itu yang tak lain adalah Naruto. "Luka ditubuhnya cukup parah, dia juga kehilangan cukup banyak darah" ucap Hinata saat ia melihat keadaan tubuh Naruto menggunakan mata byakugannya.

Hinata menghela nafas pelan. Ia kemudian berdiri. "Kita bawa saja dia. Aku yang akan merawat dan menyembunyikannya"

Neji dengan ragu pun mengangguk dan menggendong Naruto.

***

5 hari kemudian, Naruto yang dalam perawatan Hinata pun akhirnya sadar. Ia membuka matanya dan melihat kesekeliling dengan tatapan bingung.

Hinata yang melihat Naruto tersadar pun langsung mendekatinya. "Kau sudah sadar rupanya, bagaimana perasaanmu?" tanya Hinata sambil memeriksa denyut nadi Naruto.

"Kamu siapa? A-aku ada di mana??" tanya Naruto.

Hinata tersenyum. "Kau sekarang ada di rumahku. Namaku Hyuga Hinata, aku dan adikku adalah orang yang menyelamatkanmu"

Naruto memiringkan kepalanya. "Menyelamatkanku? Memangnya aku kenapa?"

Hinata mengerenyit bingung. "Kau tak ingat dengan apa yang terjadi?" tanya Hinata.

Naruto mengangguk. "A-aku tak tau siapa namaku.... A-aku juga tak tau siapa olangtuaku" ucap Naruto yang mulai berkaca-kaca.

Hinata tersenyum kikuk. Tiba-tiba saja Neji membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.

"Ada apa nee chan?" tanya Neji saat melihat kakaknya menjadi kaku.

Hinata tersenyum. "Um... Mungkin karena kepalamu sempat terbentur, kau jadi kehilangan ingatanmu" ucap Hinata pada Naruto.

Mata Naruto mulai berkaca-kaca. "Ma-maksudnya apa..?" tanyanya.

Neji yang juga mendengar ucapan kakaknya pun terkejut. "J-jadi dia hilang ingatan?! Percuma saja kita menolongnya jika ia sendiri tak bisa mengingat masa lalunya!" ucap Neji dengan nada suara yang dingin.

Naruto menundukkan kepalanya, dirinya merasa takut.

"Sttt.. Neji jangan seperti itu. Dan kau.... Namamu adalah Naruto, kau mulai sekarang menjadi anak angkatku ok?!" ucap Hinata sambil tersenyum.

Naruto dengan ragu-ragu melihat Hinata. Saat ia melihat senyuman Hinata, Naruto pun ikut tersenyum. "Umm..."

***
Naruto kini telah berusia tepat 100 tahun. Ia kini dalam suasana hati yang sangat baik karena Hinata telah mendaftarkannya ke dalam sekolah yang terpopuler di 5 negara. (Karena kerajaan Rubah udah ancur, jadi negaranya tinggal 5 ok?!)

Naruto tak pernah berfikir Hinata akan begitu baik padanya. Wajar saja, mengingat perilaku Neji padanya membuat Naruto juga berfikiran buruk pada Hinata.

Mengingat-ingat lagi, selama Naruto berada di sini, Hinata selalu bersikap baik padanya. Saat dirinya berubah wujud menjadi Rubah, Hinata dengan tenang menyembunyikannya dari para warga yang lain.

Saat Naruto diganggu oleh Neji hingga menangis, Hinata akan memarahi Neji.

Tersenyum simpul, Naruto kini memutuskan untuk membuat Hinata bangga karena telah mengangkatnya menjadi anaknya.

"Naruto... Kau sudah siap?" tanya Hinata yang memasukki kamar Naruto.

Naruto tersenyum. "Sudah kaa chan, aku sudah selesai bersiap-siap. Akankah kita berangkat sekarang?!" tanya Naruto dengan mata yang berbinar.

Hinata tertawa pelan. "Nampaknya kau sangat tak sabarkan diri Naruto..." ucapnya sambil mengusak gemas rambut Naruto.

Naruto menunduk malu. "Hehehe...."

"Baiklah, kita berangkat sekarang. Dan.... Ini" Hinata memberi Naruto sebuah cincin. "Cincin ini bisa membantumu. Jika tubuhmu berubah lagi, maka kau tak akan berubah menjadi Rubah, melainkan Kelinci yang manis..."

Naruto tersenyum. "Waah... Benarkah?! Terimakasih kaa chan!!" ucap Naruto sambil memakai cincin pemberian Hinata.

***

Saat Naruto berada di sekolah barunya, Hinata telah mempercayakannya pada seorang guru bernama Hatake Kakashi.

Kakashi sangat baik padanya, ia menunjukkan dimana letak kamarnya berada.

Di sekolah ini, asrama putra dan asrama putri tidaklah terpisah, namun terdapat CCTV yang mengawasi setiap kamar.

Disini kamar mandi, toilet, ruang gantinya sajalah yang terpisah untuk para murid putra dan putri.

Naruto memasukki ruangan miliknya, disana terdapat dua buah kamar yang berbeda warna dan bentuk. Naruto fikir.... sepertinya teman sekamarnya adalah seorang pria.

Kamar miliknya didominasi oleh warna kuning dan jingga. Ada satu lemari  kecil di pojok ruangan dekat kamarnya. Disamping itu, terdapat tempatnya untuk menghias diri. Dan di sampingnya lagi terdapat lemari berukuran besar.

Naruto melirik kamar satunya. Kamar itu didominasi oleh warna abu-abu dan hitam. Lemari dan laci yang ada di sana tempatnya sama dengan yang dimilikinya. Ada sebuah rak buku di sana, Naruto menjadi penasaran. Ia mendekati rak buku tersebut dan hendak mengambil satu.

"Sedang apa kau?!" suara dingin itu menyapa indra pendengaran Naruto.

Naruto pun berbalik dan mendapati seorang pria seumurannya tengah menatapnya dengan wajah yang datar.

"A-ah... Maafkan aku, aku cuma..."

"Menyingkir dari tempatku!" ucapnya.

Naruto tersenyum canggung. "Siapa namamu? Mulai sekarang aku akan menjadi teman sekamarmu"

"Hn... Uchiha Sasuke, sekarang cepat pergi" ucap Sasuke.

Naruto pun pergi ke tempatnya sendiri. Ia menata barang-barangnya dan mengambil sebuah handuk dan baju ganti. Pergi keluar kamar, Naruto pun berjalan menuju kamar mandi.

Tbc..

Don't You Hate Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang