5

2.1K 196 2
                                    

Mereka melanjutkan perjalanan tanpa melakukan komunikasi apapun. Mereka semua diam.... Tak ada di antara mereka yang meu memulai untuk berbicara.

Sampai akhirnya... Mereka semua sampai di negeri kelinci.

Sakura dan Ino sesekali memekik senang tatkala mereka melihat beberapa pedagang yang menjual baju, alat kosmetik, dan lain-lain yang berhubungan erat dengan wanita. Bahkan mereka juga memekik senang saat melihat pria-pria tampan yang berlalu lalang di sana.

Berbeda dengan keduanya, Naruto malah berjalan dengan tenang. Entah kenapa ia sangat santai. Ia merasa bahwa, dirinya pernah memiliki barang-barang ini sebelumnya.

Naruto hanya sesekali akan berhenti, itupun hanya di depan toko kue atau makanan lainnya. Ia akan membeli beberapa makanan dan membagikannya ke anak-anak kecil yang mengemis di jalan.

"Kau baik sekali...." ucap Sai.

Naruto tersenyum. "Masa?? Nggak juga tuh" ucapnya sambil menunjukkan cengirannya.

***
Mereka kini telah sampai di pintu gerbang istana. Disana mereka langsung disambut oleh beberapa penjaga dan pelayan.

"Dimana raja?" tanya Shikamaru.

Salah satu penjaga tersebut membungkuk hormat. "Raja sedang menjenguk selir ke-5 tuan muda.... Dikabarkan bahwa, selir ke-5 telah jatuh sakit akibat keracunan" ucapnya.

"Lalu... Dimana putri Kohaku?" tanya Ino penasaran.

Penjaga tersebut kembali membungkuk hormat. "Putri Kohaku masih berada di kamarnya. Ia mengeluh bahwa tak enak badan akhir-akhir ini"

Mereka semua pun mengangguk.  Para pelayan mengantar mereka menuju kamar yang tersedia untuk mereka masing-masing. Naruto yang biasanya akan terus bertanya saat melihat hal-hal baru kini malah terdiam. Sedari dirinya melihat ruangan di dalam istana, dirinya melihat bayangan samar mengenai seorang wanita berambut merah. Naruto terus mencoba untuk mengingat siapa wanita tersebut. Namun kepalanya malah terasa sakit.

Naruto menggelengkan kepalanya. Ia melihat teman-temannya yang dengan serius mengikuti si pelayan.

***
Kami semua berhenti di satu ruangan. Ruangan itu sangatlah luas, bahkan sepertinya mampu untuk menampung lebih dari 500 orang!!

Naruto mengerenyit bingung. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Seperti ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi.

Ruangan itu memiliki 10 kamar tidur, itu pun berukuran sangat besar. Di setiap kamar memiliki lemari kecil disampingnya. Dan ada juga tempat untuk mereka menghangatkan diri.

"Maaf, kalau boleh tau... Ruangan ini sebenarnya ruangan apa ya? Apakah ini kamar pasien untuk berobat?" tanya Naruto dengan kalimat yang ambigu.

Pelayan itu hanya menatap Naruto dengan tatapan lembut dan tersenyum. "Ini adalah tempat khusus untuk para orang yang raja percaya"

Naruto menaikkan salah satu alisnya. "Maksudnya...??"

Pelayan itu menatap Sasuke. Sasuke mengangguk, dan pelayan itu pun akhirnya pergi.

Naruto menatap kepergian pelayan tersebut dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Sasuke menatap Naruto, Naruto juga. Mereka sali bertatapan untuk beberapa saat. Namun setelahnya Sasuke memutus kontak mata dengan Naruto.

"Sasuke... Sekarang bisakah kau menjelaskan ke kami. Apa misi kami yang sebenarnya" ucap Shikamaru dengan nada suara kesal? Bahkan Sai juga ikut-ikutan menatap dingin Sasuke.

Ntahlah.... Naruto menatap mereka bertiga dengan bingung.

Sasuke dengan tenang duduk di salah satu kamar. Dia mengambil sebuah gulungan yang ada di tas milik Sai. Gulungan itu adalah gulungan yang mereka dapatkan!!

Sasuke membuka gulungan tersebut. Ia kemudian menusuk jari telunjuknya hingga berdarah dan meneteskan darahnya ke gulungan tersebut.

Secara perlahan, tulisan di gulungan tersebut berubah. Yang awalnya mereka memiliki misi untuk melindungi, malah berganti dengan membunuh!! Iya membunuh!! Mereka harus membunuh putri Kohaku.

Naruto, Sakura dan Ino menatap tak percaya. Sedangkan yang lainnya dengan tenang mulai menata barang-barang mereka masing-masing di kamar yang mereka tempati.

"Bagaimana bisa...." ucap Sakura tak percaya.

Sai mendengus. "Seperti yang ku duga. Misi kita tak akan mudah. Bagaimana bisa mudah jika kita sendiri memiliki banyak orang kuat di sini" ucapnya sambil tersenyum palsu.

Naruto menatap Sai dengan tatapan heran. Ia kemudian memilih salah satu kamar dan mulai menaruh barang-barangnya di samping kamarnya.

"Sai.... Senyumanmu itu... Palsu banget deh..." ucapnya dengan suara malas.

Sai terdiam untuk beberapa saat. Ia menatap Naruto tanpa emosi dan kembali menunjukkan senyuman palsunya.

Naruto bergidik. Ia kemudian berbaring dan jatuh ke alam mimpi.

Sai yang masih setia menatap Naruto pun akhirnya duduk di salah satu kamar. "Dia jujur sekali..." ucapnya.

Sasuke berdecih. Sedangkan yang lainnya pun akhirnya memutuskan untuk tidur meski masih merasa bingung dengan misi mereka yang berubah-ubah.

Tbc...

Don't You Hate Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang