Photograph

13 1 0
                                    

Skip pagi hari

Gemercik hujan menemani pagiku, setelah sholat subuh tadi, aku memutuskan untuk membantu mama memasak di dapur sedangkan Caka sedang menonton TV di ruang keluarga.

"Sayang, gimana resto?"tanya mama, "Alhamdulillah sejauh ini baik² aja ma. Dan sudah ada perkembangan juga di banding bulan² sebelumnya."jawabku, "Alhamdulillah kalau begitu, memang benar kata kamu kalau kamu yakin pasti kamu bisa mengelolanya dengan baik. Dan tetep harus terus belajar juga ya Reis mengenai berbagai masakan."jelas mama, "Kalau itu sihh siapp ma, ya kadang beberapa hari sekali aku mencoba resep² baru. Ntar deh kalo weekend mama sama Caka ikut aku ke resto buat melihat perkembangannya juga."ucapku dan dibalas anggukan oleh mama

Setelah menyelesaikan tugas kami untuk memasak, aku segera memanggil Caka untuk sarapan bersama.

"Caka ayo sarapan dulu."ajakku, "Siap bos."jawab Caka.

Pagi ini menu sarapan kita adalah nasi goreng udang, setelah sarapan Caka bersiap untuk berangkat kesekolah, begitupun dengan mama juga berangkat ke kantor karna ada meeting pagi ini. Sedangkan aku memutuskan untuk segera berangkat ke resto.

Sekarang jam 8 pagi dan semua sudah bersiap di resto, "Selamat pagi semua, semangat buat hari ini."Ucapku tersenyum, "Pagi mbak Reisaa."jawab karyawanku serentak. "Oh iya mbak nad, hari ini masukin menu baru ya, yang kemarin aku buat. Nanti aku kasih unjuk ke Mbak Nad, dan ini aku bawa kamera jadi sekalian nanti adain promo juga ya."Ucapku , "Wahh siap Mbak Reisa, semoga menu kali ini bisa meningkat seperti menu² sebelumnya mbak."jawab Mbak Nadia antusias. "Aamiin, yaudah aku mau keruanganku dulu ya mbak. Mari semua."Ucapku, "Iya mari mbak."jawab mereka serentak.

"Hmm mau foto² sekitar sini dulu deh, siapa tau jadi dapet ide buat konsep² selanjutnya."Ucapku, dan aku memutuskan untuk bergegas keluar mengelilingi resto untuk memotret area resto terlebih dahulu.

Sekarang aku berada di taman depan resto, aku hanya memandanginya dari luar 'Pahh, Reisa janji bakalan terus berusaha sampai usah² Papa berhasil.'Batinku.

Aku melihat sekeliling dan disini sungguh sangat nyaman dengan berbagai tanaman² hias yang indah. Sampai pandanganku terkunci pada sepasang mata yang entah sejak kapan mengamatiku, aku benci dengan tatapannya. 'Kenapa harus ketemu lagi.'gerutuku. Apa yang dia mau, dia terus melangkah mendekatiku dan semakin dekat.

"Sudah lama ya."ucap seseorang itu dan aku hanya meliriknya sekilas, enggan menjawab sapaannya atau mungkin lebih tepat pertanyaannya itu. Sebelum aku melangkah pergi orang itu menahan tanganku, "Maaf saya sedang sibuk."ucapku menghempaskan tangan orang itu. "Kamu masih sama dan tidak berubah."Ucapnya dan aku hanya memutar bola mataku malas, segera mungkin aku melenggang pergi. Sungguh hari yang buruk, mengapa aku bertemu dia lagi. Aku merutuki betapa bodohnya aku yang duduk lama² disana.

Sekarang aku sudah berada di dapur pribadiku, sungguh moodku hancur pagi ini. Tapi aku harus tetap profesional dalan pekerjaanku ini, aku memutuskan untuk segera membuat menu makanan baru yang kujanjikan pada Mbak Nadia tadi.

Dia? Kembali lagi? Siapa dia?
Yaa, dia adalah Reynaldi Pratama. Dulunya dia adalah sahabat dekatku. Hingga suatu saat dia mengacaukan segala hal. Mimpi, persahabatan kita dan menghilang dengan tiba².

Dulu waktu aku berada di bangku kelas 1 SMP aku mengenal Reynaldi atau lebih akrab disapa Rey, aku langsung akrab dengannya. Bahkan Mama, Papa dan juga Caka mengenalnya. Entah mengapa obrolan kita terasa nyaman dan kita memilik hobby yang sama yaitu bermusik. Hingga kita memasuki SMA yang sama dan aku mengajaknya untuk mengikuti kontes musik antar kota. Dia menolak dengan alasan bermusik itu hanya hobby baginya tidak lebih dari itu, aku memaklumi Rey dan aku tidak memaksanya lagi.

About the journeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang