Hujan mengiringi perjalananku menjemput Caka,
"Duhh mana sih Caka, mana ini ujan lagi." Gerutuku,
Mataku menyisiri sekolah Caka sambil mencari dimana dia, akhirnya aku menemukan Caka di halte bus dan nampaknya dia sedang kedinginan disana. Aku merasa bersalah karena lama menjemput Caka, aku memutuskan untuk menghampirinya di halte dan membawakan payung untuknya.
"Caka, maafin kakak ya. Karna jempunya lama dan kamu jadi kedinginan gini." Sesalku,
"Ahh gapapa kak, santai aja kalii gausah cemas gitu. Toh aku juga gapapa kan." Jawab Caka tersenyum. Aku dan Caka segera menuju mobil untuk segera pulang,
"Nih pakai selimut kakak." Ucapku menyelimuti Caka,
"Woaaa kakak kemana-mana masa bawa selimut sih? Aku baru tau." Ucap Caka Tertawa kecil.
"Haiss kamu ini, ya kakak selalu bawa aja sih buat jaga-jaga gitu. Yaudah sih pake aja, ni AC nya juga kakak matiin aja biar kamu ga kedinginan lagi." Ucapku,
"Yaaa Kak Reis makasih yaaa, kakak selalu begini deh. Aku tuh gapapa, gausah cemas gitu lah.. Udah ah ayo pulang sekarang aja deh." Ucapnya menenangkanku dan aku hanya mengangguk lalu bergegas pulang.
°°
Skip dirumah"Nah udah sampe nih, kamu mandi dulu ya Ka. Nanti habis itu kakak bikinin teh anget buat kamu." Ucapku sedangkan Caka hanya tersenyum sambil berlalu menuju kamarnya, dan aku juga memutuskan untuk mandi.
Selesai mandi, aku bergegas membuatkan teh hangat untuk Caka. Sedangkan aku baru mendapat pesan dari Mama jika mereka hari ini ga akan pulang dan harus pergi keluar kota untuk meeting dengan clientnya.
"Caka, ini tehnya di meja ya." Ucapku , Caka bergegas keluar dari kamarnya dan menuju keruang tamu untuk menemaniku menonton TV.
"Kak, makasih ya tehnya." Ucap Caka dan aku balas dengan anggukan,
"Oiya kakak gamau latihan nyanyi lagi nih?" Tanya Caka,
"Engga lah, lagi ga enak moodnya nih." Jawabku.
Tiba-tiba pikiranku melayang jauh, menerawang kejadian dikampus tadi ketika aku bertemu Kak Aldi. Entah mengapa aku jadi kepikiran dengan dia, haisss apaan sih aku ini!! Kenapa jadi mikirin Kak Aldi.
"Heii kak, kenapa melamun?" Ucap Caka membuyarkan lamunanku,
"Ehh engga kok Ka, kakak ngga ngelamun." Elakku, Caka menaik turunkan alisnya berniat menggodaku.
"Hayoo kakak mikirin cowok ya?" Goda Caka,
"Kamu apaan sih Ka, jangan ngaco deh. Orang kakak lagi ga mikirin apa-apa ini." Elakku.
"Udah ah kakak mau istirahat aja, capek banget soalnya." Ucapku mengalihkan pembicaraanku dengan Caka dan bergegas menuju kamar sebelum Caka memberondong beribu pertanyaan kepadaku.
"Kenapa aku jadi kepikiran Kak Aldi sih!!" Gerutuku,
Kulihat hujan belum juga reda dan jam sudah menunjukkan pukul 15:30 aku memutuskan untuk sholat ashar terlebih dahulu. Setelah sholat aku memutuskan untuk kembali menonton TV dan ku dapati Caka yang juga sedang menonton TV sendirian.
"Ka tadi udah sholat belum? Kalau belum, sana gih sholat ashar dulu." Ucapku,
"Ya udah lah kak, baru aja selesei nih. Terus ya langsung nonton TV aja." Jawab Caka.
"Ohh gitu too." Ucapku,
"Ehh kakak pinjam gitar kamu dong, ujan-ujan gini maah enaknya main musik." Imbuh ku,
"Bolehtuh kak, ambil aja dikamar." Jawab Caka.
Dan aku memutuskan untuk segera mengambil gitar Caka dikamarnya.
"Ehh Ka, ntar kalau kakak mainnya ngga bener jangan di ketawain loh ya." Pintaku ,
"Assiiyapp bos, tenang aja nanti Caka yang bimbing." Ucap Caka sombong,
"Hidihh iyelahh, yaudah kakak coba lagunya Armada aja deh yang judulnya Harusnya Aku." Ucapku,
"Hmm oke kak, silahkan dimulai." Jawab Caka.
°°
Jjreeengggku tak bahagia
Melihat kau bahagia dengannya
Aku terluka
tak bisa dapatkan kau sepenuhnya
Aku terluka melihat kau bermesraan dengannya
Ku tak bahagia melihat kau bahagia ..Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa
cintaku lebih darinya h
Harusnya yang kau pilih bukan diaKu tak bahagia melihat kau bahagia dengannya
Ku tak bahagia melihat kau bahagiaHarusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia..Ooooh
Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya harusnya yang kau pilih bukan dia .."Woaaa kakak masih keren aja nih, gimana kalau pas kakak tampil coba aja pake gitar."cUcap Caka memujiku dan aku hanya bisa tertawa kecil mendengar pujiannya, Caka selalu seperti itu jika mendengarkan aku bermain musik dan juga bernyanyi.
"Haiss ya ga mungkin lah, mana berani kakak? Nanti malah malu-maluin temen-temen kakak lagi." Jawabku merendah,
"Hadehh Kak Reis, ya ga mungkin lah ya mereka semua menertawakan kakak. Yang ada tuh mereka bakalan terkagum-kagum dengan bakat kakak ini." Ucap Caka lagi-lagi memujiku.
"Hmm gatau lah Ka, kakak bimbang juga nih. Tapi liat aja ntar deh gimana, kan juga kakak gatau boleh pakai gitar enggaknya." Jawabku,
"Ya elah kak, kalau urusan itu mah kakak tinggal tanya langsung aja sama panitianya. Gitu aja dibikin pusing." Ucap Caka enteng,
"Halah kamu mah suka ngentengin Ka, udah ahh liat ntar aja gimananya." Jawabku.
"Oiya kakak udah laper nih, kita makan yuk Ka? Toh juga tinggal manasin makanan tadi pagi." Ajakku pada Caka,
"Hmm yaudah ayo kak, aku juga udah laper banget nih." Jawab Caka tertawa kecil.
Setelah memanaskan makanan, kamipun memakannya dan tak terasa waktu sudah pukul 17:45, adzan magrib juga telah berkumandang.
"Ayo sholat dulu Ka." Ajakku dan di balas Caka dengan anggukan kecil.
Setelah sholat Magrib kami mulai sibuk dengan urusan kami masing-masing, Caka dengan tugas sekolahnya, begitupun aku dengan tugas kuliahku.
Tak terasa waktupun sudah menunjukkan pukul 20:00 aku memutuskan untuk sholat isya' terlebih dahulu dan setelah itu tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
About the journey
FantasiaBukankah setiap orang Mempunyai sebuah Perjalanan Hidup? Bahkan setiap apa yang Mereka Lalui nampak Jelas di ingatannya? Seperti Berbagai Warna yang kita ketahui ...