Page 29 : Dublin

79 4 0
                                    

Aku sadar marah dan memakinya hanya membuang tenagaku, melirik kamar yang pintunya masih terbuka aku pergi kesana dan mengabaikannya.

Mencari dengan cepat ketika aku didalam kamar, semua rapih dan tidak ada barang apapun.

Kemudian aku membuka lemari dan.. Bingo.. koperku ada disana, bajuku juga sudah menggantung dilemari.

Aku akan pulang sekarang karena liburanku resmi sudah selesai, Aditya sudah gila dan aku tidak bisa disini lagi. Aku sadar jika memesan penerbangan saat ini juga pasti akan memakan uang yang banyak tapi aku tidak perduli.

Mengeluarkan koper dan meleparnya di atas kasur aku kembali kelemari untuk mengambil..

Crack...

Crack..

Aku melompat ketika bajuku sobek, dia membelah pakaianku meninggalkan mereka menjadi genangan di bawah kakiku.

Aku hanya berdiri dengan bra dan celana dalamku, kemudian dia menarik rambutku kebelakang dan wajahnya menatapku dengan kesal.

" Kamu tidak pergi kemanapun tanpa aku, kamu tidak akan pindah tanpa aku berkata. Jadilah flowerku yang baik dan kamu akan tunduk kepadaku " dia berkata dengan otoritas.

" Fuck you Miguel.. " aku mendesis. Meletakkan kedua tanganku dipundaknya ketika aku menguatkan untuk menendang bolanya dengan dengkul.

Dia menghindar dan mengunci kedua tanganku diatas kepalaku, aku memutar tubuhku sekuat mungkin hingga satu tanganku lepas.

Kemudian aku merunduk sedikit bersiap untuk memukul perutnya dengan siku tanganku yang bebas dan membuat pegangannya pada tanganku sedikit renggang, aku menarik seluruh tanganku bebas dan bergerak meninju rahangnya dengan kekuatan penuh.

Itu hanya mengenainya sedikit tapi masih berhasil untuk membuatnya mendengus.

Dengan kecepatan kilat dia mengambil tanganku untuk mengunci di belakangku dan memutarku untuk menghantam lemari.

Menjambak rambutku dengan keras ketika dia terkekeh di telingaku, " Aaa...aaa bukan begitu bagaimana menyapa dan memeluk tunanganmu sayang, apakah kamu suka bermain kasar karena aku lebih dari bersedia untuk mengujinya "

"Lepaskan aku Miguel.... " aku menekan setiap kalimat.

" Tidakkah kamu lelah lari dariku, berhenti melawanku dan berpura bahwa kamu tidak merasakan kami. Jangan menyangkal aku Mia, berikan semuanya padaku sayang" dia berbisik, mengigit dan menjilat cupingku, menghisap leherku. Kakiku lemas karena apa yang dilakukannya, dia seperti jenis predator yang memberi kenikmatan pada mangsanya sebelum mereka menjebaknya dan menghabisinya.

" Tidak ada kami Aditya.. " aku berusaha untuk menegaskan suaraku tapi mereka goyah ketika dia memijat titik diantara kakiku.

" Ya.. ini kami.. kamu merasakan itu Mia, tubuhmu mengakuinya. Napasmu dangkal dan vaginamu basah " napasnya panas di tengkukku sementara tangannya bekerja sangat ahli.

" oh Tuhan... " mataku memutar kedalam saat dia menusukan dua jari kedalamku, kenapa tubuhku tidak mau bekerjasama dengan otakku.

" Katakan padaku apa yang kamu inginkan Mia " tangannya terus bekerja dan menarikku semakin dalam menuju keinginannya.

Aku terlalu jauh untuk memanjat keluar dari lubang yang dalam ini.

" Aditya... " dia memutarku dan mengunci bibir kami, mengarahkan kami ke tempat tidur sebelum menendang koperku kebawah membuat bunyi keras dilantai.

Itu membuat mataku terbuka dan melihat wajahnya yang mendung, matanya menatapku dengan keinginan absolut.

Aku tidak menyadari dia sudah melepas pakaiannya meninggalkan celananya hingga menunjukan garis V di pinggulnya, dia sempurna seperti tubuhnya dibuat untuk bercinta.

Thorny Flower ( Flower series 1) -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang