Page 23 : Dublin

103 5 0
                                    

Hari kedua di Dublin cukup menyenangkan, hari ini aku berencana mengunjungi TCD  melihat perpustakaan mereka. Yang aku lihat di google mereka mempunyai perpustakaan yang indah, mungkin aku bisa mendapatkan sesuatu disana.

Penerbangan menuju kesini cukup melelahkan karena kami harus melakukan transit, untungnya Frank sudah membuat segalanya siap.

Saat ini aku merasa dia seperti bukan seorang bos tapi seperti seorang teman.

Frank dan Ryan sedang menghadiri seminar, dan mereka akan selesai pukul dua siang hari ini.

Sementara mereka menggali ilmu, aku sudah memanggil Tour Guide yang Frank sewa untuk kami dan meminta dia untuk membawaku ke TCD.

Menyesap kopi di kamar hotel aku memandang keluar jendela, ketika ingatan Aditya sekilas menghampiriku.

Dia belum menghubungiku lagi setelah kunjungan tengah malamnya dirumahku, setelah aku menolak makan malam dengannya.

Pria itu tidak terbiasa dengan kata Tidak, well... bagus untuk dia belajar hal baru kan.

Aku tidak memberitahu dia bahwa aku pergi ke Dublin sampai saat ini, dan aku tidak punya kewajiban apapun untuk memberitahunya.

Bagiku pertemuan atau hubungan kami hanya sejauh teman dengan manfaat, aku menyadari menjauh darinya hanya usaha sia-sia yang menghabiskan energi.

Pada akhirnya dia akan menarik dan menarikku terlalu dalam jika aku terus lari.

Jadi aku berhenti berlari dan mengabaikan titik simpul kecemasan dalam diriku ketika kami akan bertemu.

Ketukan muncul dipintu, mungkin Tour Guide kami sudah sampai.

Membuka pintu berdiri seorang pria sekitar awal tiga puluh kurasa dia mendekati umur Aditya, dengan wajah sedikit oriental dan lebih ke irish.  Mata birunya secerah laut mediterania dengan memakai mantel hitam dan sepatu boot.

Boy.. dia hampir mirip Joseph Gordon-Levitt, ini bukan orang yang sama yang kami temui pada hari sebelumnya.

Aku memiringkan kepala dan bertanya " Yes.. ? "

Dia memberiku senyum megawatt ketika memperkenalkan diri. " Hai.. you must be Mia right? I'm Danielle, i gonna take you to TCD and wherever you wanna going to "

" Yepp.. thank you Danielle " 

" Panggil saja aku Dany Mia " aku menatapnya ketika dia berbica bahasa Indonesia. Dan dia melanjutkan senyum megawatt.

" Okay Dany, biarkan aku mengambil tasku sebentar "

Aku mengambil ransel dan menutu pintu, dia sudah menungguku di depan lift.

Kemudian dia menawarkan tangannya dan aku mengambilnya.
" Frank berkata kamu ingin mengunjungi perpustakaan TCD dan sekitarnya "
" Ya.. aku pikir itu salah satu tempat indah yang dikatakan oleh google, berapa lama menuju kesana dari sini ? "

Kami melangkah kedalam lift ketika pintu terbuka, dia mendekat padaku seperti kami sudah saling mengenal. Untuk seorang tour guide juga agak terlalu dekat dengan meminta tangan kliennya.

" Sekitar dua puluh menit dari sini, apakah kamu ingin mengambil kopi atau sarapan sebelum kesana ? "
" Aku pikir kami bisa mengambil kopi " aku memberikan senyum padanya.

Kami melangkah keluar hotel dan angin sedingin freezer menampar wajahku, aku sudah menggenakan mantel setebal donat tapi udara masih membeku.

Dany melihatku merenyit karena dingin dan dia tertawa.
" Aku bertaruh kamu masih kedinginan " 

" Tidak terlalu buruk sebenarnya, tapi aku tidak menyangka ini masih terasa freezing "


Dia mengarahkan kami ke depan suv hitam, aku mengangkat satu alisku.
" Apa ada yang salah?" dia berkata.

" Agak terlalu berlebihan bukan untuk klien service dengan SUV "

" Hahahaha... tidak, kebetulan Frank sepupuku. Tidak pernah berlebihan ketika dengan keluarga " dia mengedipkan matanya.

" Owww.... Jadi kamu memiliki biro travel dan sekaligus tour guide "

" Tidak selalu, sebenarnya hanya ketika dengan keluarga aku lebih suka melakukannya sendiri. Biasanya hal ini akan diambil oleh karyawanku, seperti kemarin mereka menjemput kalian di bandara "

Dia membuka pintu penumpang untukku kemudian dia masuk kedalam kemudi, aku memasang sabuk pengaman dan merasakan tatapan matanya kepadaku.
" Ready ? "

" Yeah, mari kita pergi "

Kami mengambil dua kopi sebelum ke TCD, dia pria yang baik. dia mengatakan biro tournya berawal dari hobi yang sering bepergian, pada awalnya dia menjadi tour guide sendiri. kemudian setelah banyaknya permintaan dari klien dia mengambil orang untuk menghandle.

" Jadi berapa lama kamu berteman dengan Frank? " dia bertanya.

" Aku mengenal Frank mungkin sekitar enam tahun lalu, dan lebih tepat mungkin aku sebagai PAnya " aku melirik dia sekilas.

" Itu bagus, mungkin Frank bisa mencari orang lain untuk menggantikanmu karena aku berencana untuk mendapatkan PA juga " dia menyeringai.

" Hhhmmm... jadi apa yang kamu kerjakan Dany ? " aku bertanya.

" Aku sedang proses untuk membuat Start Up, dan diperkirakan mereka akan selesai dalam dua bulan lagi "

" Semoga beruntung dengan itu " 

" Akan lebih beruntung jika Frank memberikan PA dia untukku " ahh mahluk pria menggunakan setiap kesempatan untuk selalu melempar pesona  mereka.

Aku terkekeh dan tidak menjawabnya.

Thorny Flower ( Flower series 1) -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang