Page 26 : Dublin

83 4 0
                                    


Hari ke empat di Dublin aku mengunjungi Royal Hospital Kilmainham, tempat ini dulunya Rumah Sakit dan sekarang menjadi museum. Mulai dibangun sekitar 1684 dengan desain klasik dan continental pada tata letaknya.

Disana juga terdapat makam militer, kapel dan beberapa peninggalan rumah sakit jaman itu. Tempat ini indah dan sebenarnya Irlandia itu seperti surga, aku mulai melihat harga properti disana karena terlalu tertarik.

Ternyata mereka sangat mahal dan proses administrasinya agak rumit jika bukan warga negara setempat.

Mungkin suatu hari nanti aku bisa membelinya.

Aku sangat menikmati perjalanan ini sungguh, hari-hari dimana tidak ada tekanan. Tidak ada client, tidak ada Aditya yang bertingkah seperti anak kecil.

Frank menjadi bos dan partner kerja yang luar biasa bagiku.

Dia menghubungiku untuk makan malam di restoran lantai bawah pada pukul sembilan belas, aku kira mungkin Ryan juga akan bergabung dengan kami.

Aku ingat malam membawanya ke kamar membuatku melihat pribadinya secara keseluruhan, dia pria yang lembut dan menyenangkan.

Pagi ketika Ryan akan kembali kekamarnya dia agak kesulitan, karena kami kehabisan pengaman jadi dia meninggalkan kamarku dengan frustasi.

Ketika itu terjadi dia menjadi sangat lucu.

Waktu alarm mengingatkanku bahwa aku punya waktu lima puluh menit untuk turun, masuk ke kamar mandi aku menyalahkan shower.

Selesai aku mengeringkan badan dan menarik short jumpsuit satin silver dengan tali spaghetti, aku suka mereka karena detailnya simple tapi cocok untuk situasi apapun.

Diluar masih membeku dan tetapi karena kami didalam hotel jadi aku tidak memakai mantel.

Menerapkan make up minimal, dan warna bibir sedikit terang serta mata sedikit berasap aku menarik rambutku menjadi ekor kuda agak tinggi.

Biasanya para wanita akan makan malam mengenakan heels, tetapi aku hanya mengambil sandal flat bertali yang cocok untuk malam ini.

Menjadi seksi tidak harus dengan heels bukan, dan aku benci mengikuti tren karena itu hanya terlihat seperti barang yang dijual disetiap jalan.

Aku mengumpulkan barangku kedalam clutch, menguci pintu dan menuju kebawah.

Tidak sulit mencari Frank yang...bingo... Ryan dan Dany juga bergabung dengan kami. Dany tidak bisa mengantarku ke Royal Hospital Kilmainham tadi, jadi aku terkejut dia ada dimeja.

Frank mengangkat tangannya untuk menyapaku, dan Ryan berdiri menarik kursi disebelahnya untukku.

Dia mencium pipiku ketika aku duduk membuat Frank melotot padanya, oh mereka sangat lucu hingga membuatku tertawa.

" dr. Ryan berhenti menggoda bosku, aku tidak ingin dipecat karena kamu membuatnya kesal " aku tertawa.

" Yahh.. dia bisa meledakkan kepalanya dan aku tidak perduli " Ryan bercanda.

" Ryan fucking gustav " Frank mencibir, aku tahu jika dia sebal ketika nama panjangnya disebut seperti dikte.

" Kamu bisa menjadi PA ku jika itu terjadi Mia, dan aku dengan senang hati menerimanya " Dany meledakkan petasan di meja, membuat Frank dan Ryan menggeram bersama.

" Cukup untuk kontes testosteronnya, aku lapar dan kami tidak akan makan jika kalian tidak menyelesaikan itu " aku marah dengan main-main.

Yaa itu membuat mereka mengambil menu dan memesan, aku mengambil pasta fettucini dan ice coffee latte.

Kami makan dengan nyaman, Frank dan Ryan membahas hasil seminar dengan cukup serius. Aku tahu ide penelitian sedang mengalir deras dikepala mereka, itu menjadikan mereka tim yang hebat sebenarnya.

Publikasi penelitian mereka mendapat sambutan yang sangat positif, membuat mereka sangat antusias seperti sekelompok anak kecil memenangkan game.

Aku merasakan tatapan Dany padaku ketika aku menyesap minumku, ini gelas yang ke dua sebenarnya.

Membawa mataku ke Dany membuat tebakanku benar, matanya menatapku dengan api keinginan yang panas. Apa dia tahu jika Ryan mampir ke kamarku malam itu, dan itu membuat dia berwajah sedikit kesal sekarang.

Aku membuat wajah dengan pertanyaan dan dia hanya menggelengkan kepalanya sambil menyeringai.

Perutku sudah kenyang dan kurasa aku akan kembali ke kamarku. Tetapi Ryan dan Frank terlalu sibuk membahas sesuatu ketika aku ingin....

" Good evening gentleman "

Suara bariton berat dibelakangku menyapa kami.


Thorny Flower ( Flower series 1) -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang