Venom Blast

36 6 3
                                    

     Kita tidak tahu masa depan yang menanti seperti apa? Memprediksi saja tanpa berbuat apa - apa sungguh sangat sia - sia. Di dalam kehidupan kita pasti mendapatkan pilihan - pilihan yang berbeda dengan hasil yang juga berbeda. Maka dari itu, berpikir dulu sebelum bertindak adalah hal yang tepat, karena kita juga harus cerdas dalam memilih pilihan tersebut dan semua itu akan berpengaruh pada masa depan kita pula.

     Malam di desa Alas adalah malam kekacauan terjadi, banyak orang - orang berlarian. Ada yang sibuk menyelamatkan dirinya sendiri, ada yang menyelamatkan keluarga mereka, bahkan ada yang peduli dengan hartanya sendiri. Bahkan sudah ada banyak korban yang ada disana dan mereka segera berubah menjadi Zombie. Di salah satu rumah ada seorang perempuan yang ketakuatan sampai - sampai dia menangis di pojok ruangan, tepatnya di kamar. Tiba - tiba ada seorang lelaki yang lebih tua dari dia.

"Kakak!?" Katanya

Lelaki yang dipanggil kakak itu melihatnya sambil terengah - engah "Amel, kau disini ternyata. Ayo, ikut kakak!" Sambil menarik tangan Amel

"Kemana kak?" tanya Amel, tapi si Kakak hanya diam saja. Kakaknya Amel membawa dia ke depan rumah disana ada mobil pick up, di mobil itu ada beberapa orang kebanyakan anak - anak dan wanita dewasa, hanya sedikit pria. Si Kakak menaikkan Amel ke mobil pick up itu.

"Apakah hanya dia yang bisa kau selamatkan?" tanya seorang pria dewasa

"Iya, paman aku mohon jaga Amel!" mohon si Kakak

"Serahkan semuanya kepada paman." Jawab paman

Amel bingung "Kak, kenapa? Apa Kakak ikut?"

Si Kakak terdiam "Amel, adikku. Aku sudah tidak kuat lagi - Ini akan menjadi perpisahan kita, aku hanya bisa menitipkanmu kepada paman." Sambil menahan isak tangis

"Kenapa Kak? Bagaimana dengan ibu? bagaimana dengan ayah?" Amel melontarkan banyak pertanyaan, tapi di jawab dengan gelengan kepada oleh Kakak

"Dengarkan Amel. Kamu tidak sendiri, kami semua akan selalu berada disisimu. Kami semua ada di dalam hatimu, kami akan mengisi kesepian yang ada di dalam hatimu. Maka dari itu hiduplah, hiduplah untuk dirimu sendiri, hiduplah untuk kami, demi keluargamu sekarang, demi umat manusia." Tegas Kakak. Terdengar suara deru mobil yang menandakan mereka akan meninggalkan desa itu.

"Apa maksud Kakak?" Amel bingung sambil mengeluarkan air mata, suara deru mobil semakin keras

"Selamat tinggal adikku." Dan mobil itu jalan meninggalkan desa. Dan dengan jelas Amel melihat Kakaknya terserang oleh salah satu Zombie

Sambil menangis dia berteriak "KAKAK!" dan mobil itu semakin menjauh dari desa tersebut, tiba - tiba semua menjadi gelap"Tolong aku, tolong aku, tolong aku KAK TONI."

Toni terbangun dan terengah - engah "Hanya sebuah mimpi." Dan entah mengapa Toni mengeluarkan air mata padahal dia tidak sedang bersedih "Kenapa aku menangis?" Toni mengambil posisi duduk, yang dia lihat pertama adalah gazebo yang selalu dia tempati untuk tidur. Toni mulai melihat sekitar ada beberapa taman kecil, toilet perempuan, ruang multimedia, taman tengah, UKS, dan yang terakhir Perpustakaan. Dan disana Toni melihat salah satu Tim medis berdiri di depan perpustakaan, Toni kenal dengan dia "Ada apa Varra? Kenapa kau ada disana?" tanya Toni

"Ton, kami memiliki sedikit masalah. Kami minta tolong!" pinta Varra

"Hm, pagi - pagi sudah ada masalah ya!(menguap) Lalu ada apa, kenapa sepagi ini sudah ada masalah?" heran Toni dengan sifat malas

"Bisakah kau serius sedikit? kami membutuhkan bantuan!" tegas Varra

"Ya ya aku paham, lalu ada apa?"

Students on ApocalypseWhere stories live. Discover now