Dead Man

19 4 1
                                    

Previous Episode

"Apa yang sebenarnya tujuanmu melakukan hal ini?" tanya Briell dengan geram

"Hanya untuk membunuh kalian, tidak ada yang lain. Setelah itu kami bisa melakukan hal yang kami suka, tanpa ada perintah dari kalian." Jawab Raihan

"Jadi, kau melakukan semua ini hanya karena kau ingin membunuh kami. Dan kau melakukan semua ini karena kalian ingin melakukan sesuatu yang kalian sukai, apakah pembunuhan yang kalian maksudkan." Kata Briell

"Sesuatu yang lain. Tidak lebih, siapa yang kuat dia berkuasa." Ujar Raihan

"Gagasan itu sungguh sangat liar. Melihatmu yang ini lebih buruk dari pada sampah itu sendiri." Sahut Andre

"Sudah cukup bicaranya, waktunya berpesta." Kata Raihan

Start Story

     Suara tembakan senapan menandakan kalau kekacauan sedang terjadi, dengan suara sekeras dan seberisik itu maka ada kemungkinan para anak buah Raihan akan mendatanginya. Briell dan Andre sedang bersembunyi agar mereka tidak terkena tembakan Raihan, adu tembak antara mereka terjadi di tempat itu.

Toni dan Amel berada

     Di tempat lain Toni dan Amel juga mendengar suara yang berisik itu. Tapi, mereka tetap menuju ke perpustakaan. Sebenarnya Toni ingin pergi ketempat yang berisik itu, hanya saja dia memiliki tugas untuk membawa Tim medis dulu. Sesampainya di ruang perpustakaan, sepertinya Tim medis sedang merasa takut dan khawatir.

Nur mendatangi Toni dan Amel "Ton, Amel. Apa yang terjadi? kenapa ada suara tembakan disana - sini?" tanya Nur

"Kami akan ceritakan saat di perjalanan, sekarang kita harus ke lapangan belakang, Kak." Jawab Amel "Berdiam diri disini sangatlah tidak aman. Kita semua harus pergi dari sini." Terus Amel

Toni merasakan sesuatu yang mendengar suara kaki mendekat "MERUNDUK DAN SEMBUNYI SEMUA!" Teriak Toni, tidak lama kemudian ada 2 orang yang tiba - tiba muncul lalu menembaki mereka, dengan sigap mereka langsung bersembunyi "Sialan, mereka tidak memberiku kesempatan membalas."

     Menyadari tembakan dua orang tersebut tidak mengenai siapapun akhirnya mereka berhenti dan salah satu orang tersebut mulai masuk ke dalam perpustakaan, sementara satunya menjaga agar para Tim medis dan Savior tidak keluar.

"Menyerahlah, tidak ada jalan keluar bagi kalian!"

     Dengan cepat Toni muncul dari tempat persembunyiannya dan berlari kearah orang yang berjaga di pintu, dengan satu ayunan dari pedangnya dia berhasil melempar senapan orang tersebut, segera melancarkan ayunan kedua dari goloknya dan mengenai lengan orang tersebut. Sadar kalau temannya sudah tidak bisa apa - apa, orang tersebut menembaki Toni secara membabi buta. Alhasil, Toni terkena tembakannya sama sekali. Toni langsung berlari menuju kebelakang orang tersbut dan menendang kakinya yang membuat orang itu jatuh. Lalu, Toni menginjak kepala orang itu dan menodongkan pedangnya tepat di wajah orang tersebut.

"Aku tidak tahu kenapa kalian berdua melakukan hal ini. Selain itu, kalian tidak memberiku pilihan lain selain memotong salah satu anggota tubuh kalian." Toni mengayunkan pedangnya ke lengan orang, terpotonglah lengan orang itu. Dengan rasa sakit yang luar biasa dia menjerit kesakitan, sementara Toni hanya berdiam saja "Kalian semua keluarlah."

"Apa yang kau lakukan Ton?" tanya Nur

"Suddahlah tutup luka mereka!" Kata Toni sambil menyarungkan kembali pedangnya dan mengambil goloknya yang masih tertancap di lengan salah satu teman orang tersebut "Perintah dari Maulana adalah kami tidak diperbolehkan membunuh kalian. Karena itulah, gunakan kesempatan kedua kalian dengan baik." Ujar Toni lalu keluar dan berdiam diluar perpustakaan, sementara Amel, Nur dan Tim medis segera menangani luka kedua orang tersebut.

Students on ApocalypseWhere stories live. Discover now