Coup d'etat

18 4 2
                                    

Previous Episode

"Amel, kemari!" Dengan sigap Amel mendekati Toni "Ternyata dugaanku benar." Kata Toni

"Kakak terluka, biarkan aku mengobatimu." Ucap Amel

"Nanti saja Amel. Ini lebih buruk dari yang kamu kira." Kata Toni

"Yah... Sedikit lagi aku bisa memotong lenganmu."

Toni menahan rasa sakitnya "Cih, kenapa kau melakukan ini? Wawan!?"

Start Episode

     Toni mengalami luka cukup dalam di lengan kirinya, darah mengalir keluar dari lengannya. Amel sedikit resah dengan luka Toni. Sementara, Wawan masih berdiri dengan memegang sabit yang dia gunakan untuk memotong lengan Toni.

"Sayang sekali, jika aku lebih cepat lengan itu pasti terpotong." Kata Wawan sambil memegang bilah dari sabitnya

"Apa yang sedang kau lakukan dengan Kakakku?" Tanya Amel

"Maaf - maaf Amel, aku merasa kau si Toni pantas mendapatkannya. Tunggu, bukan... Tapi Kakakmu." Jawab Wawan dengan sinis

"Kenapa? Kenapa kau melakukan hal seperti ini?" Giliran Toni yang bertanya sambil menahan rasa sakit

"Kenapa ya?" Jawab Wawan sambil berpura - pura tidak tahu "Oh, bagaimana kalau aku bilang. Aku iri denganmu, aku benci kau. Apa kau ingat dimana pertama kalinya kita menentukan anggota tim saat Maulana dan yang lainnya berhasil bertahan di sekolah." Terus Wawan "Di saat itu hanya Aku, Nur dan Kau yang mengerti tentang pengobatan. Tapi, Maulana berniatan untuk memasukkanku di Tim savior. Apakah dia gila? di kondisi seperti ini berani - beraninya dia mengorbankan temannya yang susah payah selamat di kiamat zombie ini. Namun, takdir memilih jalan lain. Dengan beraninya kau menggantikanku, jadi aku pikir 'apa - apaan orang ini? apakah dia ingin menjadi pahlawan dengan mengorbankan dirinya?' itulah yang aku pikirkan, dan aku harap dengan sikapmu itu kau bisa mati di makan oleh para mayat itu." Jelas Wawan "Tapi kenyataannya, kau semakin meroket. Sampai - sampai kau menjadi ketua di Tim savior memiliki anak buah yang mematuhi perintahmu. Sementara aku, sampai sekarang hanya menjadi bawahan. Kita semua tahu sifatmu itu seperti apa, kau hanya bersantai - santai tidur di gazebo, tidak melakukan hal lain, tapi bagaimana kau bisa seperti itu? Dan disaat kau menyelamatkan bocah yang bertahan selama setahun, aku menjadi penasaran. Disaat aku mengetahuinya ternyata dia memiliki gangguan mental yang sangat serius, aku pertama kali yang mencoba mengembalikannya seperti semula, karena dia adalah seseorang yang bisa membuat hatiku tenang. Namun, beberapa hari kemudian dia bersembunyi di gudang perpustakaan dan siapa yang berhasil mengeluarkan semua masalahnya KAU lagi. Dan di saat aku menawarkan bantuanku kau menolaknya di saat itulah aku semakin benci lagi terhadapmu, aku menjauh dengan alasan peprgi ke toilet. Kenyataanya, aku hanya berada di balik pintu sedang mengintip apa yang kau lakukan. Ternyata, beraninya kau sedang saling suap - menyuapi, di waktu yang bersamaan aku sakit hati. Kebencian yang berada di dalam diriku semakin membesar dan akhirnya aku berencana membunuhmu." Wawan bercerita panjang - lebar

Mendengar cerita Wawan membuat Toni tidak terima"Apakah hanya karena sakit hati kau berencana membunuhku? Padahal kau bisa saja mengatakannya kepadaku secara langsung, dengan begitu aku bisa mengubahnya."

"OMONG KOSONG. Semua hal yang terjadi tidak bisa kembali lagi. Karena sifatmu itu, rencanaku sampai melibatkan beberapa orang di Base camp." Kata Wawan

"Apa maksudmu?" tanya Toni

"Yah pastinya kau tahu kalau ada beberapa orang tidak setuju dengan pengurusan Maulana. Siapa dia? hanya bocah yang gagal lulus SMA karena kiamat ini. Itulah alasan orang - orang dewasa, bahkan Raihan sendiri, beberapa anggota Tim defense, dan orang - orang dewasa tidak suka dengan pengurusan Maulana." Jawab Wawan "Dengan begitu, aku memasukkan mereka dalam rencanaku. Tapi, dengan bodohnya sedikit kata manis mereka langsung percaya dan membantuku melancarkan rencanaku, dengan mencuri makanan dan senjata di gudang aku bisa meyakinkan mereka, masalahnya Angel menghalangi tanpa perlakuan keras dia kami bawa dan sembunyikan di ruangan yang tidak di pakai kembali, sekarang dia sedang tertidur pulas. Di tambah lagi, ada tentara lemah itu. Yang bisa menjadi kunci keluar dari situasi ini, hanya saja dia mengetahui kebenaran dari rencanaku, tanpa berpikir panjang aku langsung menusuknya dari belakang." Terus Wawan

Students on ApocalypseWhere stories live. Discover now