"Akh," ringis Mira saat lengan kanannya dipegang oleh Athilla.
"Eh, eh, kenapa?" tanya Athilla. "G—gue terlalu kenceng megang lengan lo?" Athilla menatap wajah sahabatnya ketakutan.
"Gapapa kok. Gue cuma kaget aja," kata Mira berbohong.
Athilla menggaruk tengkuknya. "Seriusan?"
"THILLA SAYANGGGG~"
Suara Gibran membuat Athilla dan Mira menoleh. Di pintu kelas, mereka dapat melihat Gibran, Arga, dan Chandra sedang menampilkan senyumnya.
"HEY, MINGGIR LO PADA. GANGGU JALAN GUE!" bentak Flavia yang baru saja kembali dari toilet. "Ngapain sih ke sini? Jam istirahat 'kan udah selesai."
"Mau ketemu pacar tercintah dong," kata Gibran sambil menelin Athilla.
Athilla tersenyum miris. Dia ngedorong tubuh besar Gibran sampai terjatuh. "Maaf ya, By. Gak sengaja."
"Tega kamu sama aa'."
"Lagian, badan segede gitu doyannya menelin bidadari," kata Athilla. "Berasa ketempelan kingkong."
"Ya udah." Gibran mengedipkan matanya pada Mira. "Dek Mira, ayo kita terima perjodohannya."
Mira keselek sama ludahnya sendiri. "Dih."
"Ayolah," kata Gibran dengan tangannya yang sibuk nguyel-nguyel pipi Mira sambil memohon.
"Guwe gwak mawu. Kwan kwemwaren uwdah dwi twolak sama lwo," kata Mira dengan tambahan huruf w pada setiap katanya.
"Kalian dijodohin?" tanya Chandra yang paham dengan perkataan Gibran dan Mira.
Gibran dan Mira mengangguk. "Kenapa?" tanya Mira.
"Ow ow ow." Flavia menutup mulutnya; tak percaya. "Jadi, gimana ceritanya kalian bisa dijodohin?"
"Gak tau," kata Mira. "Tapi, ya kita tolak perjodohannya."
"Bagus deh," kata Flavia.
Athilla menatap Gibran dengan tatapan bingung. Kadang, Athilla itu bisa menjadi orang yang super duper lola kayak sekarang. Cuma dia yang gak paham dengan topik pembicaraan yang mengarah ke pejodohan.
"Siapa yang dijodohin sih?" tanya Athilla. "Mira dijodohin siapa?"
Mira terkekeh. "Gue dijodohin sama pacar lo, La."
"Oh," kata Athilla.
"Kamu gak cemburu gitu?" tanya Gibran. "Pacarmu mau dijodohin sama sahabatmu loh. Hey!"
Athilla menggeleng. "Kan aku bisa minta dijodohin juga sama Arga." Ia meluk Arga di depan mata Mira.
"ISH LOH, COWOK GUEEEE!" teriak Mira.
"Hayoloh, pawangnya ngamuk loh. Hayoloh," kata Gibran. "Hayoloh."
"Alah sia bor," kata Flavia. "Ngamuk loh."
"Awas ekornya muncul ntar," kata Chandra.
Emang temen-temen dajjal, bukannya nenangin Mira, mereka malah asik ngeledekin Athilla yang berusaha membuat Mira santai lagi. Dia nepuk-nepuk pundak Mira sambil tersenyum.
"Udah ya, marahnya." Athilla menatap Mira. "Nih, cowoknya gue balikin." Tubuh Arga didorong pelan oleh Athilla sehingga tubuh munggilnya tertutup oleh tubuh Arga.
"Arga, Chandra, Gibran. Di mana kelas kalian?!" bentak Pak Samsul dengan penggaris panjang di tangannya. "Balik ke kelas atau saya laporin Bu Jamilah."
Tiga cowok tersebut langsung lari keluar kelas. "Pak, titip pacar saya ya," kata Gibran sambil melewati Pak Samsul.
"Athilla, Athilla, kok bisa kepicut sama cowok modelan Gibran sih? Udah gila, tengil, ngeselin pula. Haduh haduh," kata Pak Samsul dengan kepalanya yang bergerak ke kanan dan kiri. (geleng-geleng maksudnya)
🥀🥀🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
amour
Teen Fiction"Bun, aku juga mau di bangga-banggin di depan teman-teman Bunda. Bukan di bandingin sama anaknya teman Bunda." ☆ amour - aikasalsabilaa, 2020