Semuanya sedang duduk di meja makan, saling tertawa bersama. Namun, tidak untuk Mira. Perempuan itu lebih memilih diam dan sibuk memakan makanannya. Hanya mie saja. Berbeda dengan yang lainnya, yang makan makanan enak buatan Regina.
Mira iri. Sangat iri dengan semuanya. Kenapa dia tidak bisa mendapatkan makanan buat Regina juga. Kenapa?
"Oh ya, Mira. Kamu mau lanjut kuliah di mana nanti?" tanya Bram.
"Aku mau ngambil di Unpad aja, Yah. Ngambil jurusan psikologi," jawab Mira.
"Kenapa gak ngambil universitas di luar negeri?" Bram menatap anak bungsunya. "Kan nilai kamu udah bagus."
"Paling nilai dia kurang, gak sempurna kayak punya Stevia," kata Regina. "Kalo kamu lulus tanpa nilai sempurna, bunda sama ayah gak akan kasih biaya kuliah buat kamu."
"Bun," panggil Bram. "Jangan gitu dong."
"Biarin aja, biar dia sadar kalo dia itu cuma benalu di keluarga ini."
Mira menghembuskan nafasnya. "Aku selesai."
Dia berjalan ke kamarnya. Lagi dan lagi dirinya menangis. Sebenarnya, buat apa dia hidup kalau dirinya selalu dianggap benalu oleh bundanya. Buat apa dia selalu berusaha mendapatkan nilai sempurna kalau kerja kerasnya tidak pernah dihargai.
Mira mengusap air matanya. Dia menatap pantulan wajahnya di cermin. "Gue cuma benalu."
Dinginnya cutter menembus kulit Mira. Satu goresan sudah terbentuk. "Benalu."
Setiap goresan yang ia buat mengeluarkan darah yang berantakan di lantai kamarnya. Bahkan, bau anyir tercium jelas di indra penciumannya.
"Gue pantas mati."
"Gue gak berhak hidup."
Mira menyimpan cutternya tersebut, dia mengambil ponselnya. Menelepon seseorang.
"Gibran, besok gue gak bisa ikut kalian main."
Sambungan telepon langsung terputus oleh Mira. Perempuan itu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan lukanya. Dia menutup semua luka pada lengan kirinya dengan hati-hati.
Setelah selesai, dia membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya. "Selamat malam," gumamnya sambil memejamkan kedua matanya. Ia membiarkan alam mimpi menguasai dirinya.
🥀🥀🥀

KAMU SEDANG MEMBACA
amour
Fiksi Remaja"Bun, aku juga mau di bangga-banggin di depan teman-teman Bunda. Bukan di bandingin sama anaknya teman Bunda." ☆ amour - aikasalsabilaa, 2020