- O8💫

174 8 0
                                    

Mira berlari keluar dari kamarnya. Dia sudah memesan ojol untuknya berangkat ke sekolah. Sekarang sudah pukul 07.30, 15 menit lagi akan masuk. Ini salahnya sendiri karena tidur begitu larut.

"Mas, ngebut ya. Aduh maaf juga nih," kata Mira begitu naik ke atas motor.

Tak sampai 10 menit, Mira sudah sampai di sekolahnya. Mas ojolnya udah kayak pembalap profesional. Ngueng~

"MIRA SAYANGGGG~"

Athilla langsung memeluk tubuh Mira. "Aaaaa kangennnnnn."

"Kenapa gak istirahat dulu, Ra?" tanya Flavia.

Mira tersenyum. "Gue udah gapapa kok. Lagian, hari ini ada ulangan 'kan?" Mira menatap kedua sahabatnya. "Iya 'kan?"

"Iya," jawab Athilla. "Pasti disuruh Tante Regina ya, Ra."

"Hehe, engga kok. Ini kemauan gue sendiri."

Flavia menguyel-uyel pipi Mira. "Mira, slime nya berkurang. Nanti pas istirahat harus makan banyak ya! Biar slime nya banyak lagi."

"Iyaaa!"

Mereka tertawa bersama karena lelucon Athilla. Mira pun terus tersenyum karenanya. Ia merasa sedikit bahagia.

Dia selalu merasa kebahagiaannya berada di sekolah karena kalau di rumah, baginya tak ada kebahagiaan. Hanya ada tuntutan dan larangan.

"Pst, Pak Ubay masuk tuh. Siap-siap ulangan," bisik Flavia di samping Mira.

Mira menyiapkan alat tulisnya. Dia siap!




Ternyata, ulangannya benar-benar sulit. Semua soalnya tidak ada dalam pelajaran Pak Ubay. Benar-benar belum diajarkan. Bagaimana dirinya bisa mendapatkan nilai sempurna kalau seperti ini?

🥀🥀🥀

Mira menidurkan kepalanya pada lipatan kedua tangannya. Sedari tadi dia menahan tangis karena takut saat pulang akan dimarahi lagi. Nilai ulangan langsung keluar dan Mira mendapatkan nilai 90. Itu sangat buruk bagi Regina.

"Ra, makan dulu yuk," ajak Flavia.

"Duluan aja, gue nyusul," kata Mira. "Gue nitip aja deh. Susu kotak aja."

"Makan, Ra," kata Athilla. "Lo baru sembuh."

"Iya, Ra. Makan ya," bujuk Flavia.

"Susu kotak aja." Mira mendongak. "Beliin susu aja. Gak usah sama yang lain. Gue gak mood makan."

Flavia mengangguk pasrah, dia menarik tangan Athilla pelan. "Gue benci banget sama Tante Regina," bisik Flavia pada Athilla.

Mira kembali menidurkan kepalanya. Belum sempat ia memejamkan matanya. Tangan seseorang justru mengusap rambutnya.

"Ra," panggil Arga. "Lo makan gih. 'Kan baru sembuh."

"Gak mau," kata Mira tanpa merubah posisinya.

"Ngeyel banget sih." Arga selalu khawatir tentang keadaan Mira. Perempuan itu selalu ingin diperhatikan oleh bundanya. Ingin disayang seperti anak pada umumnya.

"Pulang sekolah mampir ke taman dulu mau gak?" tanya Arga. "Sekalian beli eskrim."

"Beliin," kata Mira. Suaranya terdengar serak.

"Iya, tapi makan dulu, dikit aja." Arga mengecup pucuk kepala Mira. "Gue tinggal, dah."

Mira mendongak. Kini, yang berada di pandangannya adalah Flavia dan Athilla yang membawa makanan yang mereka beli. "Mau roti apa nasi?" tanya Flavia.

"Susu," jawab Mira.

"Gak ada dipilihannya, Ra."

"Maunya susu," kata Mira.

"Gemes banget sih." Athilla mencubiti pipi Mira. "Makan nasi yaaaaa. Roti nya abis, susu nya nanti gue kasih pas selesai makan."

Mira menggeleng. "Gue tidur aja."

Kening Mira ditahan oleh jari telunjuk Flavia. "Kalo tidur, denda."

"Makan ya, Ra. Biar gue bisa mainin pipi lo yang kayak slime lagi," rengek Athilla.

"Satu suap aja," kata Mira.

"Tapi, gue suapin." Athilla menaik-turunkan alisnya. "Gimana?"

Mira berfikir sejenak, kemudian mengangguk. Athilla tersenyum bahagia. "Aaaaaaa."

"Udah," kata Mira sebelum memakan sendok penuh nasi dan lauk tersebut.

"Sesuap lagi," kata Athilla terus menerus sampai Mira makan sekitar setengah dari porsi makan mereka berdua.

Athilla itu contoh ibu-ibu di luar sana yang selalu membujuk anaknya agar mau makan. Dia akan mengupayakan berbagai cara sampai misinya tuntas.

Seperti saat ini, dia sedang tersenyum puas. "Bagus, makan yang banyak, Ra." Ia mengusap rambut Mira, mengecup kening perempuan itu layaknya ibu bagi Mira.

"Makasih kalian berdua," lirih Mira.

🥀🥀🥀

amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang