Halooo! Nanda bawa cerita baru :D
Sebelum itu, mari kita berdoa untuk keselamatan kita semua. Semoga Allah selalu melindungi dari marabahaya🙏
Dan semoga kisah ini bisa menemani kalian yang lagi #dirumahaja ya, hehe :v
•••
🎵NOW PLAYING 🎵
Semua kata rindumu
Semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu
Ku akan pulang
Melepas semua kerinduan
Yang terpendamKangen - Dewa 19
(Aldhi cover)•••
"Kamu kapan pulang sih, Kak? Kangen tau!" Ada nada merajuk di sana, membuat cowok di dalam layar ponselnya tertawa.
"Sabar ya, nanti kita ketemu kok."
Mencebikkan bibirnya kesal, cewek dengan piyama bercorak minny mouse itu mengubah posisi menjadi bersandar, dengan bantal di balik punggungnya. "Nggak pulang-pulang, video call juga jarang, sebentar pula. Lama-lama aku cari yang baru, deh."
"Hus! Apaan sih, kamu? Nggak ya, awas aja. Nanti abis orang itu, kamunya tetap buat aku."
"Dih, dih, dih."
Raut wajah cowok itu berubah serius, helaan napas terdengar samar. "Maaf ya, Dra. Emang akhir-akhir ini tugasku lagi banyak, libur pun bahkan masih berkutat sama tugas. Bukan aku nggak perhatian, bosan, atau nggak kangen sama kamu, tapi memang keadaannya. Aku bukan lagi anak SMA yang bisa se-santuy itu sama tugas, ini untuk masa depan aku dan kamu juga, kita Dra. Lagi-lagi, aku berharap kamu ngerti. Aku kangen sama kamu, bahkan mungkin jauh lebih kangen dari yang kamu rasain. Tapi gimana lagi? Aku di sini bukan lagi main-main, bukan sekadar nongkrong sama teman."
Diandra tersenyum, meski ada rasa sesak yang tak dapat ia tampik. Katakan saja ia egois, tapi memang begitulah apa yang ia rasakan. Mencoba mengerti dan memahami, menahan rasa rindu yang bergejolak. Ah, mungkin memang karena dirinya hanya seorang anak SMA yang labil, belum sedewasa itu seperti sang kekasih yang sudah menginjak semester tiga.
"Iya, Kak Rein. Aku juga minta maaf. Fokus aja sama kuliah kamu, yang penting kita tetap saling percaya, kan?"
"Dan setia."
"Setiap tikungan ada?"
Keduanya tertawa, sampai hening menyapa. Diandra menggigit bibir bawahnya, menatap langit-langit kamarnya yang bertabur stiker bintang glow in the dark. Sedang benda pipih dengan case soft pink itu ia letakkan di samping, dengan kamera yang juga tertuju pada langit-langit kamar. Sampai akhirnya suara Reinald kembali terdengar, memanggil namanya. Lantas membuat Diandra mengambil ponsel, mengarahkan kamera pada wajahnya.
"Udah dulu ya, Dra. Baik-baik di sana, yang rajin belajarnya biar kamu bisa nyusul aku ke sini."
Diandra mengangguk, sebisa mungkin tersenyum seraya menampilkan giginya.
"Kamu harus tau, Dra. Walaupun kita jarang ketemu, video call atau chat pun nggak sesering dulu, bukan berarti aku melupakan kamu. Meskipun jarak memisahkan, tapi kita masih ada di bumi yang sama. Aku di sini, masih dengan hati yang masih milik dan untuk kamu. I miss you, I love you, and always love you."
"Miss and love you too, Kak."
Panggilan video itu terputus. Menggenggam ponselnya erat, lantas dibiarkan air mata yang sedari tadi ia tahan itu lolos.
Diandra secinta itu dengan Reinald.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR or Backstreet? (COMPLETED)
Teen Fiction"Tak ada lagi pilihan. Hanya ada satu jalan, meninggalkan lalu melupakan." A story by @AnandaMaudyFauziah ••• Jatuh cinta dengan adik kelas? Wajar sebenarnya. Yang tidak wajar, karena dirinya sudah mempunyai pacar. Menjalin LDR dengan Reinald kurang...