A/N : Pi riding :')
•••
Diandra baru pulang setelah waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Seharian ini ia pergi dengan Reinald, dan memutuskan untuk menonton film. Dan hari ini mereka sudah menonton tiga film sekaligus.
Alasan sebenarnya hanya demi wajah kacau Diandra tak menjadi perhatian, meski sebenarnya sudah cukup menjadi perhatian. Selesai menyelesaikan film terakhir, mereka mengisi perut dan lanjut ke toko buku.
Jujur saja, Diandra rindu suasana seperti ini. Begitupun dengan Reinald. Tapi kini keadaannya sudah berbeda, status mereka sudah berganti menjadi mantan.
Yang Diandra tak tahu, Dega sedari tadi sudah menunggu di teras rumah. Kakaknya itu tak tinggal diam begitu melihat siapa yang mengantar adiknya pulang dan tanpa ba-bi-bu langsung menghajar temannya semasa sekolah itu.
"Cowok brengsek!" Emosi Dega masih tak terkontrol. Kakaknya itu tak henti menghadiahi bogeman pada Reinald, sedang cowok itu nampak tak melawan. "Lo masih berani datang setelah apa yang udah lo lakukan."
"Bang, udah Bang." Diandra susah payah menghentikan aksi kakaknya, namun nihil. Hingga akhirnya ia memilih masuk ke rumah, mencari keberadaan Risa yang mungkin bisa membantunya.
Dan di ruang keluarga Diandra menemukan ibunya itu, bersama seseorang yang tanpa sadar membuat tangan Diandra terkepal. Namun ada yang lebih penting dari itu sekarang.
"Diandra, kamu udah pulang—"
"Ayo, Mah!" Diandra segera saja menarik tangan Risa. Tak sopan sebenarnya, hanya kondisinya sekarang terlalu urgent.
"Dra, kamu kenap—" Ucapan Risa kembali tercekat. Matanya sontak melebar begitu melihat apa yang ada di depannya.
Farhan yang ternyata mengikuti langsung bertindak, menarik tubuh Dega meski cukup sulit dan untunglah dibantu Risa. Sedang Diandra membantu menjauhkan Reinald.
"Dega! Kamu apa-apaan, sih?" Risa menatap sang anak tak percaya. Dega kini sudah berada dalam jangkauan Farhan, sehingga tak bisa lagi kembali beraksi meski sesekali berontak.
Matanya menatap Reinald nyalang, yang kini berada di pangkuan Diandra. "Aku nggak terima, Mah! Dia udah nyakitin Diandra!" Dan saat itu Farhan cukup lengah, membuat cekalannya pada Dega terlepas.
Cowok itu menjauhkan Diandra dari Reinald, gerakkan tiba-tiba yang membuat kepala Rela sedikit terbentur.
Melihat itu membuat Diandra melotot. "Abang!" Diandra hendak menghampiri cowok itu, namun Dega dengan sigap menahan.
"Lo gila!"
"Abang yang gila!" Ia melepas cekalam Dega, menghampiri Reinald yang kini kondisinya benar-benar tidak bisa dibilang baik-baik saja.
Dibantu Risa, Diandra membawa Reinald ke dalam. Sedang Dega nampak ditenangkan oleh Farhan, lantas digiring masuk setelah emosinya mulai stabil.
Setelah mendudukan Reinald di sofa, Diandra buru-buru mencari kotak P3K. Lantas kembali dan langsung mengobati luka-luka itu dengan cekatan, dibantu Risa juga.
Tak lama Risa pamit untuk mengambil minum, Dega dan Farhan hanya menyaksikan bagaimana dengan telatennya Diandra mengurusi luka-luka itu. Dan sungguh, rasanya Dega masih ingin menghabisi Reinald jika bisa sampai cowok itu mati ditangannya.
Oke, berlebihan. Tapi sungguh ia sakit hati. Tak terima sang adik disakiti, dan malam ini dengan tak tahu malunya Reinald pulang bersama Diandra.
Benar-benar cowok brengsek!
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR or Backstreet? (COMPLETED)
Teen Fiction"Tak ada lagi pilihan. Hanya ada satu jalan, meninggalkan lalu melupakan." A story by @AnandaMaudyFauziah ••• Jatuh cinta dengan adik kelas? Wajar sebenarnya. Yang tidak wajar, karena dirinya sudah mempunyai pacar. Menjalin LDR dengan Reinald kurang...