Rintik Berdua

18 2 0
                                    

Di saung sederhana itu
Hujan turun menyegarkan kalbu
Aroma tanah seketika memenuhi penciuman ku
Gemercik air tak sedikitpun menggangguku
Melengkapi atmosfer setiap tatapan kita bertemu

Dibawah hujan setiap tawa terdengar
Mengabaikan kilat petir yang sesekali berpendar
Saat kulihat mata itu berbinar
Seketika hati ini terasa berdebar
Mengalahkan gemuruh air yang deras mengguyur

Dikala hujan mulai reda
Binar itu perlahan sirna
Tergantikan hawa sejuk setelahnya
Menyempurnakan setiap momen bersamanya
Menutup sore itu dengan rintik tanpa suara

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang