Penantian

11 1 0
                                    

Hai hai para pembaca yang tidak pernah ada, di part kali ini aku buat cerpen, karena tuntutan tugas dari ukm.

Happy Reading 😉❤

***

Dira menatap cemas ponsel nya sejak setengah jam yang lalu, padahal waktu pengumuman nya masih beberapa jam lagi tapi entah kenapa Dira merasa khawatir sehingga dia terus membuka web itu. Hari ini adalah penentuan untuk masa depannya, setelah sebelumnya gagal dan harus berjuang kembali untuk menggapai mimpi yang selama ini Dira inginkan. Dira berharap ketika jam 3 sore nanti dia akan mendapatkan kabar bahagia yang tidak hanya membuat dirinya senang tapi juga membuat orang tuanya bangga.
Dira teringat ketika ia masih kelas 11, saat itu ia baru saja pulang sekolah dan mendapati rumahnya ramai didatangi warga. Dira tidak mengerti apa yang sedang terjadi tapi kemudian dia langsung mendatangi ibunya dan menanyakan apa yang terjadi, ibunya tidak langsung menjawab dan memeluk dira sambil menangis. Dira tidak bisa langsung mengerti apa yang sedang terjadi, tapi kemudian dira merasakan firasat tidak enak. Dia seperti tidak ingin mempercayai semua firasat firasat itu, namun ketika dia melihat tubuh kaku ayah nya, Dira menyadari bahwa semua ini bukanlah mimpi, tangis ibunya semakin menjadi jadi sementara kedua adiknya masih tidak mengerti dan terus menanyakan apa yang sedang terjadi. Dira memberikan adiknya uang jajan dan menyuruh mereka bermain di luar.
Dira menghentikan ingatan itu karena dia tidak ingin menangis di detik detik seharusnya dia merasa bahagia, namun waktu seolah melambat dan Dira merasa bosan kalau hanya harus menunggu seperti ini. Dira memilih pergi ke kamar untuk istirahat sebentar, ketika tatapan nya tidak sengaja bertumpu pada meja belajar Dira melihat lambang ptn favoritnya terpajang disana, Dira terernyum, dia tidak bisa melupakan saat saat dia menyuruh temannya yang jago gambar untuk membuatkan logo tersebut sebagai penyemangat nya.
Waktu itu dia masih kelas 11, dan saat itu dira sangat ingin memiliki sesuatu di mejanya yang bisa menjadi pemantik nya untuk belajar lebih giat. Dira pun terpikirkan untuk meminta bantuan temannya yang memang jago dalam hal menggambar. Sangking terburu buru nya Dira ketika ingin menemui temannya dia sampai menabrak seseorang yang ternyata adalah seseorang yang dulu pernah disukai nya. Sudah lama sekali Dira tidak pernah berbicara dengan Arvin, hal itu membuat dia gugup setengah mati ketika berhadapan dengan nya.
"Kenapa buru buru Dir?"
Tanya Arvin kepada Dira, namun dira tidak langsung menjawab karena dia masih harus meredakan rasa gugupnya
"Ooh gak kok, ini mau ke kelas ipa 3 aja"
"Ooh kirain ada apa, hati hati jalannya jangan buru buru kaya tadi, aku duluan"
Ucap Arvin penuh perhatian, hal itu sukses membuat Dira sedikit tersipu tapi langsung ia hilangkan
"Iya"
Tanpa ba bi bu dira langsung bergegas menuju kelas teman nya untuk meminta dibuatkan logo tersebut. Sesampainya dikelas Dira langsung mencari keberadaan Anggie, dan untungnya Anggie tidak sedang pergi ke kantin melainkan sedang melakukan kegiatan rutinnya, menggambar.
"Anggie"
Panggil dira sambil menepuk bahu anggie
"Apa dir? Mau dibikinin gambar?"
"Iya nih, lo bisa kan gambar logo univ?"
"Kayaknya bisa, lo mau logo univ apa?"
"Nanti aja gua kirim logo nya di wa, bayarannya 10 ribu aja ya"
"Iya gpp, itu udah banyak kok"
"Oke makasih Anggie"
Dira langsung bergegas pergi karena urusannya telah selesai. Anggie memang seperti itu, simple tapi dia sangat baik kepada teman temannya yang minta dibuatkan gambar, meskipun kadang ada juga yg tidak membayar.
Seminggu berlalu dan Dira sudah mendapatkan logo itu ditangannya, rasa senang tidak bisa lagi Dira sembunyikan, rasanya dira tidak sabar untuk memajang ini di meja belajar nya dan memandanginya setiap kali dia akan belajar. Namun tak disangka disaat dira sudah menemukan motivasi terbesarnya untuk belajar justru saat itu pula dia kehilangan seorang penyemangat terbesar nya.
Logo ini menggambarkan dua rasa yang tidak bisa dira beritahu seperti apa, karena dia sangat senang setiap kali melihat logo ini, sekaligus sedih mengingat kisah akhirnya.
Setelah merasa bosan karena memainkan ponsel sejak sejam yang lalu, Dira memutuskan untuk membereskan meja belajar nya, terutama Buku buku bekas dia berjuang tempo hari. Dira tak menyangka saat ini buku buku ini hanya akan dia simpan, karena nanti semoga saja dia akan mendapatkan buku lain, yang menuntun nya untuk belajar pada tingkatan yang lebih tinggi.
Setelah menyelesaikan bersih bersih dira keluar kamar untuk sekedar menonton tv, tak ada acara yang menarik tapi untungnya masih ada kartun yang ia sukai, tanpa pikir panjang dira langsung menonton kartun ditemani cemilan buatan ibunya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 15.00 dira sudah menanti dengan perasaan harap harap cemas dan sekaranglah waktunya, tapi dira merasa sebaiknya  membuka nya ketika sudah lewat satu jam karena dia yakin saat ini pastilah banyak juga yang sedang membuka web tersebut.
Dira kemudian memilih untuk mandi dan salat ashar bagaimanapun juga dia harus menyiapkan mental yang sangat besar untuk melihat pengumuman yang sudah ia nantikan.
Pukul 16.00 Dira mendadak merasa sakit perut ketika memgang ponsel nya, padahal dia biasanya bisa menghabiskan waktu hingga berjam jam ketika memainkan ponsel tersebut. Dengan memantapkan hatinya, Dira saat ini hanya bisa berpasrah pada apapun keputusan Tuhan, karena bagaimanapun dira telah berjuang untuk mencapai apa yang dia inginkan.
Dengan was was dira menunggu loading dari web tersebut ketika sudah akhirnya dia harus membaca isi pengumuman dira sudah ketakutan bila harus membaca kalimat "jangan putus asa" kembali, sungguh saat ini dia sangat sangat tidak mengharapkan kata kata itu. Akhirnya dia memberanikan diri untuk membaca keseluruhan dan betapa terkejutnya dia ketika membaca kata pertama dari pengumuman itu adalah kata "Selamat".
Dira merasa sangat senang, dia tidak menyangka bahwa apa yang dia baca saat ini adalah nyata atau hanya ilusi semata. Dira pun menunjukkan pengumuman ini kepada ibunya, dan ibunya langsung menangis tersenyum sambil memeluk dira.
Dira pikir tahun lalu perjuangan nya telah berakhir, tapi tidak, karena saat ini perjuangannya baru saja dimulai.

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang