15. Kabur

83 2 2
                                    

Cekk ombak dulu. Mana nih yang kangen Athlas? Okee ini cerita masih panjang kok. Sabar sabar. Ada waktunya Aku publish cerita ini. Tapi konsistennya belum nemu mulu. Yuk ah kangen kangenan sama Athlas dulu.

Enjoyyy.
-AuthorImut💙

********

Masih belum tenang. Kini Pelangi sedang ditenangkan oleh Lufi juga teman yang lainnya. Mereka sedang berkumpul di rumah Athlas. Bunda jelas memberi tempat untuk anak anak ini berkumpul. Tanpa menghakimi Bunda mau mendengarkan apa yang terjadi tadi pagi.

"Lo tenang. Disini masih ada Gue." Ucap Jimmy sambil mengusap rambut Pelangi dengan sayang.

Athlas masih diam dan menatap kosong kearah temannya. Ia masih belum bisa berpikiran jernih. Ia perlu menyindiri seperti beberapa waktu. Jauh dari keluarga serta sahabatnya. Itu adalah waktu yang Athlas inginkan. Ia ingin bertemu orang-orang baru dan menambah pengalaman hidupnya.
"Kalin pulang aja, biar Pelangi disini dulu." Ucap Athlas sambil berlalu menuju kamarnya.

"Tuh anak kenapa?" Tanya Najwan pada Lucky.

"Biar Gue susul." Ucap Lucky sambil berlalu dari ruang tengah.

Lucky menaiki tangga menuju kamar Athlas. Tidak perlu mengetuk pintu, Lucky langsung bisa masuk kedalam kamar Athlas. Athlas masih dengan lamunannya. Ia tengah berdiri didepan lemari sambil menatap kosong lemari yang ia buka.

"Tha."

"Gue butuh waktu sendiri."

"Butuh waktu sendiri apa kabur lagi Lo?"

Athlas berbalik menatap Lucky lekat. "Maksud Lo apa?" Tanyanya sambil alisnya terangkat sebelah.

"Gue tahu. Lo ambil Kuliah di Jogja cuma kabur dari keadaan."

"Ngaco Lo. Gue gak gitu. Lagipula kemana pun Gue pergi bayangan masalah Gue selalu ikut."

"Terus buat apa Lo menyendiri?"

"Gue cuma butuh waktu sendiri. Sekarang Lo pergi. Balik Lo, kasian pacar Lo perlu dikabarin. Gue kirim ke ATM lo buat tambahan beli ponsel baru."

"Gue balik. Kalu ada apa-apa hubungi Gue. Lo gak perlu transfer, Itu kemauan Gue rusakin ponsel Gue."

Athlas tak mengangguk dan tak menggeleng. Ia benar-benar butuh waktu untuk memulai lagi. Ya, Athlas tak pernah begini soal cinta. Ia tak pernah merasakan seperti ini. Mungkin bagi Athlas, Vena adalah cinta pertamanya. Dan mungkin tak akan menjadi cinta terakhirnya.

Hidup tidak ada yang tidak melelahkan. Setiap manusia selalu memiliki masalah tiap waktunya. Semuanya gak akan berakhir dengan mudah. Gak semua cerita cinta berakhir baik. Gak papa. Kita perlu merasakan patah hati supaya kita bisa merasakan jatuh cinta kembali.

Athlas mulai memasukkan beberapa pakainnya kedalam koper mininya. Membuka leptop dan memesan tiket kereta menuju sebuah kota yang belum pernah ia singgahi sebelumnya. Jadwal keberangkatannya sore nanti. Dan hanya memerlukan waktu tiga jam menuju kota yang ia tuju. Ia perlu liburan dari kenyataan ini. Athlas bergegas mandi dan merapikan bawaannya.

Diruang tengah Pelangi sudah mulai tenang dengan Veli yang sedang menegerjakan tugas sekolahnya. Bunda ada disana, sedang menonton Televisi yang sedang iklan.

"Bunda, Aku pamit." Ucap Athlas.

"Mau kemana? Libur kamu masih lama loh. Lagipula kita belum libur bersama."

"Athlas mau kerumah teman kuliah. Nanti dari sana baru ke Jogja lagi."

"Gak ngajak Veli, Bang?"

Vena & Athlas -vol2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang