9. Dua Manusia

93 8 5
                                    

Semesta selalu punya kejutan. Ada banya kisah yang semesta tunjukkan bagi manusia selama ini. Ada banyak pemeran utama dibanyak kisah itu.

Beribu tahun lamanya manusia telah diciptakan dengan berpasang-pasang. Ah , rasanya senang sekali hidup dengan orang terkasih. Membayangkannya saja sudah sangat senang. Tapi manusia sekarang tak akan begitu mudah untuk selalu hidup berdampingan dengan sang kekasih.

Ah, kekasih. Rindu tak ujung temu adalah candaan. Semesta memang lagi senang bercanda belakangan ini. Sebagaimana bercandanya semesta pada dua manusia yang sekarang sedang melepas rindunya. Tiga bulan bukan waktu sebentar untuk ditinggal. Untungnya, gadis manis ini sangat sabar menanti pertemuan.

"Akhirnya bertemu, tiga bulan bukan waktu sebentar ternyata." Ucap Nara dengan senang hati.

"Kamu senang?" Tanya sang lelaki dengan wajah tampannya yang tak pernah berubah.

"Senang. Bahkan sangat senang."

Laki-laki itu terkekeh. Ia juga sama. Rindu pada gadisnya yang rela menahan temu selama tiga bulan ini.

"Kalau rindu kenapa pas weekend nggak telpon?"

Nara tersenyum. Mereka berdua saling mengutarakan rindu yang tak cukup disampaikan dalam telpon malam mereka. Ramainya Malioboro di malam minggu sungguh biasa. Ya, tempat mereka memulai hubungan pun ditempat ini. Salah satu angkringan yang ada di Malioboro.

"Aku lagi ada kerjaan buat mural."

"Sama cowok  lagi?" Tanyanya lagi.

"Iya. Aku gak mungkinkan nyuruh dia stop setelah lihat gambar dia laku banget sama tawaran."

"Jadi kamu manfaatin dia?"

Nara menggeleng. Maksudnya bukan seperti itu. "Ya nggak gitu. Aku, dia sama Kak Yopi udah masuk komunitas seni rupa di Kampus. Jadi kebetulah ditawarin buat lukis bareng. Jadi mau aja. Kan lumayan tambahan uang saku."

"Gadis pintar." Pujinya sambil mencubit manja hidung Nara.

"Bagaimana sama pasien Kakak? Dia udah ingat sesuatu?"

"Dia bukan pasienku. Dia teman kecilku. Keadaannya cukup baik. Tapi gak tahu sekarang, mungkin dia lagi bingung menghubungi orang-orang."

"Jadi dia sudah ingat? Kalau begitu Kakak bakalan tetap disini ya?" Tanya Nara antusias.

Laki-laki itu tersenyum. Ia meraih pundak Nara dengan sayang. Mentransfer energi baik adalah kekuatan laki-laki ini.

"Dia belum ingat. Tapi Nara percayakan sama Aku?"

"Nara percaya sama Kakak." Ucapnya seraya memeluk pinggang laki-laki itu.

Sebanyak apapun rindu bila orang yang kita rindu harus segera pergi lagi ya tidak akan tuntas. Yang ada rindunya makin awet seperti diberi formalin. Belum lagi kepercayaan yang seperti elektron valensi unsur Hidrogen harus sangat kuat. Hubungan jarak jauh itu harus saling percaya, harus sama-sama berjuang agar berhujung bertemu melepas rindu. Jika hanya satu yang berjuang ya pasti gagal. Apapun yang seharusnya dijalani berdua tapi malah jadi sendiri itu sangat sulit. Seperti berjuang. Kita harus saling melengkapi. Seperti  Hidrogen yang meneyempurnakan unsur lainnya.

"Mau keliling Malioboro?" Tanya Nara yang lebih seperti ajakan.

"Apapun Aku mau, asal sama Kamu."

"Ishh, Kakak kenapa sih." Nara salah tingkah sendiri.

Tak biasanya laki-laki ini seperti ini. Entah karena sudah lama tak jumpa atau seseorang mengubahnya. Mereka berjalan beriringan. Jalan-jalan malam hari di Kota indah ini dengan seseorang yang spesial. Sungguh, rasanaya seru. Campur aduk bagai es campur yang ada di kedai minuman.

Pasangan serasi. Gadis manis dengan rambut sebahu ini sangat bahagia. Tak banyak waktu untuk mereka bertemu. Kemungkinan mereka bisa bertemu dalam jangka waktu entah kapan.

"Kakak kapan kesini lagi?" Tanya Nara disela jalan-jalan mereka.

"Aku belum pergi lagi kok ditanyain gitu?"

"Gak tahu ya Kakak kapan kesini lagi."

Laki-laki ini merasa asing dengan sikap Nara yang seolah dirinya tak boleh pergi jauh. Tapi bagi Nara, hal ini sangat mengganggu. Ia tak memaksa laki-laki ini tetap disampingnya. Tapi dilain sisi ia tak mau kehilangan apa yang sudah menjadi miliknya.

"Aku pasti balik lagi. Kamu sabar ya!"

"Aku gak suka terlalu sabar, Kak. Orang sabar biasanya gak kebagian."

"Aku bukan barang. Tapi Aku itu milik Kamu. Dan Kamu adalah milik Aku."

Nara kembali mengeratkan gandengan tangannya. Ia tak habis pikir dengan apa yang keluar dari mulut lelaki yang biasanya tak suka banyak bicara.

"Nara!!!" Teriak seseorang dari  arah depan.

Nara tersenyum. Ia melambaikan tangannya. Mereka bertemu dan mulai bertegur sapa seperti yang seharusnya.

"Bagas juga malam mingguan ternyata." Ucap Nara terkekeh. "Oh iya, kenalin. Ini Kak Ethan."

"Hai! Gue Ethan. Pacar Nara."

"Kakak ih,," Nara malu sendiri.

Iya, dia Ethan. Samuel Arkanata Ethan. Laki-laki yang mengaku pacar nara. Mereka masih belum menemui titik terang tentang hubungan keduanya. Dan sekarang mereka tengah menjalin hubungan jarak jauh. Urusan pekerjaan Ethan tentunya. Ethan tidak kuliah. Ia dipaksa keadaan untuk melanjutkan perusahaan keluarganya karena ia anak tunggal. Belum lagi pekerjaannya harus mematuhi apa kata orang tuanya juga sangat membuatnya kewalahan.

"Gue Rafa, ini Bagas, ini Athlas."

"Biasanya kalian berempat. Kemana satu lagi?" Tanya Nara.

"Oh satu lagi dia bucin banget. Dia lagi sama pacarnya." Jawab Bagas.

"Kami duluan. Maaf sudah mengganggu." Ucap Athlas sembari menggirig kedua temannya.

Nara mengangguk dan melambaikan tangannya. Nara masih menatap kepergian ketiga laki-laki itu. Wajahnya masih senyum tak bisa dirubah.

"Ganteng ya Athlas." Celetuk Ethan saat Nara mulai kembali menatapnya.

"Gantengan Bapakku." Jawab Nara satai.

"Tapi Kamu gak suka sama dia kan?" Tanya Ethan meyakinkan.

Nara terkekeh. Ia menatap lekat pada manik mata Ethan yang cokelat gelap. Teduh sekali mata itu.

"Aku sukanya sama Kamu. Kalaupun nanti Aku suka sama laki-laki lain itu berarti Aku lagi bingung."

*****

Gimana nih?? Tebak apa yang akan terjadi pada BAB berikutnya? Ah jangan juga deh. Nanti aja biar kejutan.

Kalau mau kepo sama ig aku follow aja gak usah ragu. Insyaalloh aku followback kok. Jangan lupa buat selalu bahagia ya. Jangan lupa share cerita Vena&Athlas di sosial mediamu.

Eh, kalian tahu kah apa uname ig Aku??

Salam Temu

-AuthorImut🖤

Vena & Athlas -vol2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang