Pagi ini, Athlas dan Gilang buru-buru sekali menuju kampus. Mereka hampir terlambat di hari pertama Ospek.
Fyuhhh
Keringat bercucuran di wajahnya. Athlas masih saja keren dengan keadaan rambut yang agak acak-acakan dengan baju yang cukup lusuh itu. Gaya berpakaian Athlas masih seperti dulu. Agak acak-acakan. Meskipun rambutnya sekarang agak sedikit gondorong.
"Cape pisan euy. Kamu ada temen lagi gak disini?" Tanya Gilang dengan logat Sundanya.
"Gak ada. Gue sekarang lagi susah buat kenal sama orang."
"Eh, Kamu gak usah susah- susah. Tadi Urang ketemu anak jurusan Kamu. Tapi dia lagi ke toilet. Sama satu lagi, anak Kedokteran."
"Lo udah kenal banyak orang?" Alis Athlas terangkat sebelah. Bagaimana Gilang bisa kenal orang orang baru dihari pertama ini.
"Nggak banyak kok. Eh, itu mereka datang." Gilang melambaikan tangan pada dua laki-laki yang menegenakan pakaian hitam putih itu. Maklum, sedang Ospek jadi seragam.
Dibawah pohon rindang ini, Athlas menunggu kenalan Gilang. Athlas memang friendly banget kalau kalian lupa. Athlas juga masih menjaga pertemananya dengan Lucky, Jimmy, Najwan serta Zylan.
"Eh kenalin, ini Athlas. Temanku di Asrama."
"Athlas."
"Aku Bagas."
" Gue Rafa."
"Loh lo anak jakarta?" Tanya Athlas pada Rafa.
"Bukan. Orang Jambi ke sasar di Jogja dong Saya." Canda Raffa.
"Lah kirain. Lo pasti jurusan,"
"Kedokteran." Potong Raffa.
"Ini yang satu jurusan sama kamu." Tunjuk Gilang pada Bagas.
"Iyoo. Aku asli sini. Nggak tahu kenapa kesasar sama jurusan sastra indonesia."
"Kalau gitu gue bisa dong berteman sama lo berdua."
"Hahaha."
Duh....
Athlas ada-ada saja. Kenapa juga harus diucapkan. Bukannya tinggal jalani saja.
"Ya jelas bisa." Ucap Bagas.
"Lo orang Jakarta, yang gede di Bandungkan?" Tanya Raffa.
"Si Gilang udah nyeritain Gue sama lo?"
"Ya udah atuh. Kan biar cepet akrab."
"Wesss. Jangan ribut. Nanti kalau waktu luang Aku ajak kalian keliling Jogja pakai Mobil." Ucap Bagas.
"Jadi Lo bawa mobil?" Tanya Athlas.
"Ya enggak." Balas Bagas.
"Terus ngajak kita keliling Jogja pakai mobil siapa?" Tanya Gilang."Ya mobil bapak ku. Gimana sih, Aku orang sini, gampang soal itu. Nanti tak kabari ya. Aku laper mau ke kantin dulu. Aku tinggal."
Bagas sudah berjalan kembali menuju kantin. Memang sedang istirahat. Jadi bisa kemana saja.
"Lo gak nyusulin Bagas?" Tanya Athlas pada Raffa.
"Gue gak kenal tuh orang."
"Si Anji**. Sugan geus wauh ah bangke." Rutuk Gilang dengan amburadul.
***
"Besok Kamu udah boleh pulang ke Apartemen." Ucap Papi dengan tersenyum.
Senyum palsu. Tapi Vena tahu. Ini adalah salah satu hal yang ia harus lalui untuk bertemu dengan Mr.Dream yang menyelamatkannya dari koma. Iya, beberapa minggu telah berlalu dari masa itu. Dan esok, Vena sudah bisa kembali ke Apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vena & Athlas -vol2
Storie d'amore"Aku disana belajar. Tapi kalo dapet jodoh disana itu bonus." Athlas -Sequel Vena & Athlas