11

86 10 0
                                    

"Eh bentar deh, ini kan lo berangkatnya dari kampus, apart gue ga jauh dari sini, 1 kiloan doang. Lo tetep mau naik MRT?" Brian berjalan di samping Jesi meninggalkan kantin dan menuju gerbang keluar kampus.

"Lah kalo gitu mah mending gue jalan aja, gue kira kaya yang lo pernah bilang itu"

Brian menggeleng " itu kan kalau dari rumah sakit"

"Yaudah yuk, keburu ujan nih udah mendung"

Mereka berdua berjalan menyusuri jalan yang terlihat lumayan ramai dengan para pejalan kaki. Awan mendung turut mengiringi langkah Jesi dan Brian. Beberpa tenan- tenan penjual jajanan sudah mulai bersiap di buka. Beberapa lampu jalanan juga sudah mulai menyala karena gelap yang di hasilkan oleh mendung. Setelah berjalan kurang lebih lima belas menit, mereka sudah tiba di deretan apart yang terbilang cukup mewah. Terlihat ada kolam renang, dengan bangunan yang bersusun hingga sekitar 30 lantai.

"Lo dulu kalo ke kampus jalan?" Jesi membuka obrolan.

"Gue naik motor, kadang mobil"

Jesi menyatukan kedua alisnya, terlihat bingung "lah? Terus lo waktu itu ngapain naik bus?"

Brian mengangkat bahu dan mengerucutkan bibirnya "kalo ga gitu, gue kan ga ketemu lo jadinya?"

Jesi mendengus kasar "Gue serius Bri nanyanya"

"Gatau, waktu itu beneran gue males banget buat kemana- mana, males bawa kendaraan juga jadi yaudah gue naik bus aja, lagian ga terlalu jauh" Brian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

Jesi menganggukkan kepalanya, dalam hatinya berkata "namanya takdir, ga ada yang tau ya".

"Emang waktu itu lo mau kemana?" tanya Jesi.

"Mau latihan band sama anak- anak"

"eh tu udah sampe, langsung masuk aja" Brian menunjuk salah satu gedung apart yang bersebelahan dengan sebuah café.

Jesi menghentikan langkahnya "Bentar, itu pintu nya aja butuh akses card bego"

Brian menepuk jidatnya "Oh iya gue lupa. Bilang ke satpam aja kalau gitu. Gue di lantai 17 atas nama Brian Kang, bilang aja lo temen gue"

Setelah melaporkan pada satpam yang berjaga di depan, Jesi berjalan mengikuti satpam itu yang kemudian membukakan pintu masuk menuju lift. Satpam tersebut juga tak lupa menempelkan kartunya pada akses lift menuju lantai kamar Brian.

"Makasih ya pak" Jesi mengangguk tanda mengucapkan terima kasih.

Di dalam lift, mereka berdua tak bersuara. Hanya terdengar deru mesin lift yang membawa mereka menuju lantai 17.

Ting.... Pintu lift terbuka.

"Belok ke kiri aja, gue di kamar 1721" Brian menunjuk kiri dimana kamarnya berada.

"Gila bagus banget apart lo" Jesi mengelilingi seisi lorong dengan matanya sambil berjalan mengikuti Brian.

"Nah ini kamar gue, passwordnya 191293"

Jesi dengan tatapan geli melihat Brian yang berdiri di sampingnya "Passworndnya ga ada yang lebih kompleks apa? Ini pasti ultah lo kan?"

"Gue pelupa soalnya Jes" Brian menggaruk belakang kepalanya.

Jesi kemudian mengetikkan password dan membuka pintu. Terlihat ruang tamu dengan sofa berwarna hitam dan meja kecil di depannya, kemudian dapur kecil yang tersambung dengan ruang makan dan kulkas super besar yang berdiri kokoh di samping dapur. Tak lupa ruang tv dan kamar Brian yang tentu saja terlihat berantakan.

The Ghost of You | YoungK Of Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang