12

85 12 0
                                    

"Hah?" Jesi dalam kondisi setengah sadar berusa mengangkat tubuhnya. Ia memicingkan matanya seolah berfikir. Mencari tahu siapa sosok laki- laki yang tiba- tiba berdiri di depan pintu itu.

"Lo siapa kok bisa masuk sini?"

Doun masih berdiri di tempatnya. Wajahnya tampak bingung bercampur kaget karena keberadaan orang asing di dalam apartment milik Brian.

Brian masih berlutut di sebelah Jesi tak kalah terlihat bingung di tengah kejadian ini. Ia tidak menyangka bahwa Doun pun akan berkunjung ke apart miliknya.

"Itu siapa sih Bri, lo kenal ga?"

"Itu Doun Jes, temen band gue" Brian berbicara pelan di telinga Jesi.

Jesi menoleh, yang mana semakin membuat Doun bingung karena Jesi terlihat berbicara pada seseorang, padahal notabene Doun tidak melihat orang lain selain Jesi di dalam.

"Ohhh, lo Doun"

Doun mengernyitkan alisnya, ia belum pernah bertemu dengan perempuan ini namun entah mengapa ia sudah mengetahui namanya. Sedangkan orang- orang yang belum mengenal Doun secara dekat pun akan memanggilnya dengan nama asli, Dowoon. Hanya tema- teman band nya yang memanggilnya dengan sebutan itu. Nama pemberian dari Brian, katanya biar lebih mudah memanggilnya.

"Ini nih ada temen lo disini, si Brian" Jesi menunjuk sisi kosong di sebelahnya di mana Brian berada.

Brian menepuk pipi Jesi pelan "Jangan nunjuk- nunjuk dong Jes, kesian itu bocahnya nanti takut"

"Ga ga... lo udah gila kali ya" Doun melihat meja dan beberapa botol alkohol di atasnya.

"Lo mabuk lagi. Lagian kok lo bisa masuk? Siapa yang kasih tau password apart Brian?"

Doun berjalan mendekati Jesi dan berusaha menarik lengan Jesi kasar seolah akan menariknya keluar dari apart milik Brian.

"Doun, eh pelan pelan jangan narik keras- keras gitu sama cewe" Brian menepuk- nepuk tangan Doun.

"Iihhh lo tuh, ni Brian bilang jangan narik- narik gue" tangan kiri Jesi mendorong kasar tarikan tangan Doun di lengannya. "Sakit tau".

Doun masih berusaha menarik Jesi untuk bangkit dari sofa "Brian – Brian apa sih lo, ga lucu tau. Orangnya juga udah ga ada."

Jesi berhenti dan menatap mata Doun sembari tersenyum asal khas orang sedang mabuk "ehh... jangan salah, ini orangnya......."

Belum sempat Jesi melanjutkan kalimatnya, perut yang sedari tadi merasa mual dan kepala yang berat kini sudah memuntahkan segala isi dari mulutnya. Bau alcohol bercampur muntahan seketika mengisi ruangan.

"Lo gila beneran apa gimana sih?" Doun melepaskan pegangannya dan mundur beberapa langkah kebelakang akibat reflek tubuhnya yang menerima muntahan Jesi. Untung saja muntahannya tidak mengenai tubuh Doun.

Jesi kini menangis histeris sambil masih terduduk di sofa yang kini sudah dipenuhi muntahannya. Mulutnya masih menunjukkan bahwa ia akan kembali mengeluarkan isi perutnya.

"Bri, temen lo kasar banget gue ga suka"

"Ikut gue" Doun menarik Jesi kedua kalinya, kini mengarahkan perempuan itu menuju kamar mandi.

Jesi berjongkok di depan kloset. Wajahnya sudah mulai sedikit pucat akibat terlalu banyak alkohol yang ia minum. Kepalanya masih saja berputar yang membuatnya semakin mual. Matanya menelusuri seisi kamar mandi mencari keberadaan Brian.

"Bri lo dimana...... hoeeek" cairan kembali muluncur dari mulut Jesi.

"Gue disini, ini gue disini" Brian berjongkok di samping Jesi dan menepuk pelan pundaknya.

The Ghost of You | YoungK Of Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang