Brian berjalan seorang diri mengelilingi koridor dimana dulu dia biasa lewat untuk menuju ke ruang kelas, atau ke ruang dosen memenuhi janji konsultasi papernya, atau kantin yang biasa digunakan untuk nongkrong dengan anak- anak bandnya.
Masih ramai terlihat suasana di kampus itu. Ia menyusuri setiap lorong, melihat kedalam kelas yang sedang berjalan kegiatan belajar mengajar melalui jendela kecil yang ada di pintu.
Brian menghentikan langkahnya di salah satu ruang kelas, ia melihat laki- laki dengan rambut agak bergelombang dengan poni yang ia biarkan menjuntai ke dahinya duduk di kursi belakang memperhatikan dosen yang tengah memberikan penjelasan.
"Sok serius lo, Pil" Brian berdiri di samping Wonpil, memperhatikan salah satu temannya itu.
"Tuh liat, lo aja ga nyatet kan. Paham gue mah pikiran lo ga ke dosen"
Brian tertawa kecil sembari mengacak rambut Wonpil.
Ia memutuskan untuk keluar dari ruang kelas itu dan melanjutkan "penyusurannya" ke lorong lain yang mengarahkannya pada jalan keluar. Di ujung kanan lorong itu terlihat Bob yang tengah terlihat serius berbincang dengan dosen. Tas yang ia selempangkan di pundak kirinya dan lengan kanan yang menggenggam laptop serta kertas.
"Pasti dia abis bimbingan" Brian menghampiri Bob dan berdiri di sampingnya.
"Penelitian kamu ini kalau masih kurang data seperti ini lama- lama bisa saya tangguhkan, Bob." Ucap dosen yang berdiri di depan Bob. Bob hanya menimpali dengan anggukan, wajahnya menyiratkan pikiran yang buntu. Mungkin ia bingung kemana lagi harus mencari data pendukung sesuai dengan apa yang diinginkan oleh dosen tersebut.
"Lo coba deh tanya ke Pak Park apa ada saran buat datanya Bob, jangan lo pendem sendiri." Brian ikut menimpali bicara setelah mendegar kalimat Pak Park pada Bob.
"Lo terlalu ga pengen nyusahin orang dan terlihat lemah sampe akhirnya lo sendiri selalu kesusahan kan"
Brian menghela nafasnya "tapi gue yakin lo bisa Bob. Bukan lo namanya kalo ga bisa overcome hard things" Brian melengkungkan senyum dan menepuk bahu sahabatnya itu.
Setelah puas berjalan- jalan, Brian kembali mencari keberadaan Jesi. Ia berdiri di depan pintu salah satu ruang kelas dimana Jesi duduk sendiri di ujung belakang runag kelas itu. Manik mata Jesi dan Brian bertemu dari balik jendela kecil pintu masuk kelas.
Jesi melambaikan tangannya pelan dan membuat gestur bicara "sini aja ga papa"
Tak perlu waktu lama sampai akhirnya Brian sudah duduk di sebelah Jesi. "Lo selalu duduk sendiri di ujung kaya gini?"
Jesi hanya mengangguk "kan gue udah pernah bilang, gue ga punya temen" ucap Jesi semi berbisik.
Brian tersenyum ringan "tapi gua ga nyangka bakal separah ini Jes"
Jesi hanya mengangkat bahunya dan melanjutkan kembali fokusnya yang sempat terpecah dengan kehadiran Brian.
"Hari ini gue ke apart lo deh, balik kuliah" Jesi masih menulis di buku catatannya tanpa melihat ke arah Brian.
"Oke"
=================================================
"Bang gue duluan ya, udah sore. Gue ada urusan dulu soalnya" Doun bangkit dari kursi kantin dan menenteng tas ransel di pundaknya.
"Yaudah ati- ati, udah mau ujan juga tuh" jawab Jae sambil menyesapkan sebatang rokok ke bibirnya.
Bob dan Wonpil juga bergantian mengucapkan kalimat hati- hati dan mengangkat tangan mereka untuk tos dengan Doun yang kemudian meninggalkan mereka bertiga di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ghost of You | YoungK Of Day6
FanfikceNever thought that met you was brought me death and happiness at the same time.