Pemakaman Jeongin berlangsung dengan air mata serta hujan yang ikut bersedih atas kepergian Jeongin, han dan yang lainnya datang tanpa berbicara sepatah kata pun.
Woojin yang melihat kejadian dimana Jeongin di tembak di depan matanya,langsung dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi
"Guys, Gue-Gue minta maaf karna gue gak bisa jagain kalian. Jeongin ninggalin kita karna gue, gue yang pertama nyebabin kejadian ini" kata han sambil menunduk setelah sedari tadi diam karna masih banyak orang.
"Gue juga minta maaf, gue gak tau salah gue apa. Tapi karna kalian curiga sama gue, gue minta maaf kalo bukan gue pelakunya, gue-"
Bugh!
"Bacot lo iblis! Pembunuh! Gak usah sok Muna lagi lo! Gue tau lo selama ini yang ngincer kita kan?! Lo yang bunuh jeongin!" Kata changbin yang sudah menahan emosinya sedari tadi, ia menunjuk nunjuk wajah hyunjin yang kini terkena tanah pemakaman.
"Gue liat lo bawa pistol setelah Jeongin di tembak kan?!"
Hyunjin bungkam, ia tau ia memang selalu salah di mata changbin. Dia juga tahu posisinya sekarang, ia tahu Jeongin pasti akan marah jika melihatnya begini.
"Benerkan gue?! Lo gak bisa jawab kan?!"
"Changbin. Kita lagi berduka. Gak malu sama Jeongin? Dia ada dibawah kita sekarang." Jelas Bangchan dengan nada dinginnya.
"Iya gue gak bisa jawab bin. Karna gue udah capek di salahin sama lo! Udah muak gue! Kenapa si lo benci banget sama gue?!" Hyunjin yang tersulut emosi langsung pergi dari sana meninggalkan teman-temannya yang menatapnya sendu.
"Jeong, kita pulang ya. Lo tenang tenang disana, maaf kalo changbin sama hyunjin gini. Lo tau kan emang mereka kayak gini bahkan sebelum kita saling kenal? Hahaha, gue masih mau tawa bareng Lo. Gue pamit Jeong" kata seungmin bersama minho meninggalkan mereka
Mereka pergi dari makam Jeongin satu per satu, tapi tidak dengan han. Dia masih setia memandangi makam sahabatnya itu dengan tatapan yang kosong.
"Jeong, selamat ulang tahun."
"Jin!, Hwang Hyunjin! "
"Apa lagi bin?!" Tanya hyunjin sambil berteriak di depan mobilnya.
"Lo beneran bunuh Jeongin kan?"
"Seterah lo bin! Gu-"
Bfft..
Changbin membekap mulut hyunjin yang hendak berteriak-teriak di depan area pemakaman.
"Ssst, gue tadi nemu kertas dari saku celana belakangnya kak Woojin tadi sebelum dia dibawa polisi"
"Terus" kata hyunjin dengan wajah malasnya.
"Nih lo liat!" Kata changbin sedikit berbisik sambil mengeluarkan kertas berisi daftar nama-nama mereka
"Maksud lo, kak Woojin yang bunuh Jeongin? Dan rencana mau bunuh kita?"
"Ya gitu, tapi gue bukan asal nuduh kok! Beneran!"
"Udahlah gue gak percaya sama lo."
"Bocah masih kecil aja belagu mau nangkep gue"
"Culametan met met!"
"Culametan met met!"
"Culametan"
"Cuma jihoon yang bantet sia mah!"
"Kalau ada makanan di kantin, jangan lupa traktirin! Ahaaaay!"
Kang Daniel, pria tampan dengan marga kang tersebut tengah bersenandung ria sembari berjalan di trotoar.
"Kang daniel ganteng banget! Ulululu"
Katanya sambil mencubit pipinya sendiri gemas. Dia melihat beberapa orang dengan pakaian serba hitam tengah berbicara di dekat pemakaman.
"Itu abis ngelayat napa pada ngerumpi dah?, eh itu bukannya han?"
'Penasaran anjheng. Samperin, nggak, samperin, nggak, samperin, nggak. Yah enggak lagi, udah ah samperin aja'-batin daniel
"Selanjutnya, Hwang Hyunjin."
"Dimana?"
"Bawah tiang listrik aja, sekalian biar kesetrum si memble! Hahahahha!"
Krek!
Suara patahan ranting pohon membuat ketiganya menoleh. Daniel segera memundurkan langkahnya seraya melambaikan tangan dengan maksud 'jangan'. Karna mereka mengeluarkan pisau lipat dari jaket mereka.
"Kebetulan ini di pemakaman. Jadi lo langsung bisa di kubur disini."
"G-gak kak Minho!"
Jangan berburuk sangka ges.
Cast new
Kang Daniel, Kelas 10.
KAMU SEDANG MEMBACA
ωiƒi | sτrαyкi∂s
Mistério / Suspense❝ yσυ cσททєcτє∂, yσυ ℓσsє ❞ Teror yang terjadi akibat menyambung wifi itu menghantui kami. Since: Start => {13.03.20} End => {-}