"Tam, lembur?"
Utami tidak mengadah. Ia tahu siapa yang datang ke ruangannya pukul sepuluh malam hanya dari suaranya.
"Menurut lo gimana, Mas?" jawab Utami sekenanya.
"Nggak ngerjain di rumah aja sih?" suara itu mendekat, tapi Utami sedang mengejar waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Tanggung tadi," Utami menjawab kembali.
"Bareng dong." Pemilik suara itu menarik kursi di depan meja Utami, duduk di sana dan meletakkan laptopnya di meja.
"Suit yourself."
Arundaya Caraka, pemilik yang merangkap CEO perusahaan, pemegang ruangan terluas dan ternyaman di kantor, memilih untuk melipir ke ruangan bawahannya saking bencinua ia lembur sendirian.
Utami sudah biasa sekali jika Si Bos Semena-mena menghampiri ruangannya seperti itu. Arun memang paling susah sendirian lewat pukul sembilan malam, tapi biasanya dia mengakali hal itu dengan berkencan.
Mengingat Arun dan kencan, Utami tak dapat menahan dirinya untuk tidak mengingat perempuan bernama Adhisty. Senyumnya mengembang.
"By the way, tadi pagi siapa tuh?" tanya Utami tanpa berhenti mengetik.
"Siapa?"
"Cewek."
"Adhisty. Anaknya Pak Hutama."
"Hutamaaaa..." Utami mencoba mengingat-ingat orang terkenal bernama tersebut, tapi otaknya bebar-benar tak bisa dipakai untuk berpikir selain tentang pekerjaannya saat itu.
"Andri Hutama," kata Arun, mencoba memperjelas sosok terkenal itu.
"Pemilik Tama Corp itu?" Utami langsung mengingat penjelasan Olive tentang asal-usul Adhisty.
"Yap," jawab Arun.
Utami mengangguk-angguk. Dalam hati, ia merasa cukup takjub pada latar belakang keluarga perempuan bercahaya tadi. Ternyata kerajaan media yang dimaksud Olive lebih besar dari dugaannya.
Rajanya saja sempat menjadi menteri komunikasi dan informatika dan mencetak sejarah dengan gerakan untuk membuka pembatasan terhadap area dan kecepatan koneksi WiFi, edukasi menyaring informasi online ke sekolah-sekolah, seminar berinternet sehat, serta mengatur penyiaran dengan tegas sesuai rate acara.
Begitu banyak gerakan buatan Pak Hutama yang selaras dengan kebutuhan rakyatnya sehingga banyak yang merasakan dampak positif dari gerakan-gerakan kominfo tersebut. Pak Hutama bahkan disebut sebagai menkominfo yang paling dicintai rakyat sepanjang sejarah.
"Ada urusan apa sama bos media terbesar se-Indonesia?" tanya Utami tanpa bisa ia tahan. Dirinya menjadi penasaran dengan perempuan bernama Adhisty.
"Secret project. Ini mau gue jelasin kalo lo udah selesai bikin promoting strategy buat exclusive series pertama kita." Ucapan Arun membuat Utami mengerutkan dahi, tapi seulas senyum muncul di wajahnya.
"Kok lo tahu gue lagi bikin itu?"
"Cause that is all you have."
Utami berhenti mengetik dan menatap Arun sejenak. Senyumnya yang sempat hilang karena terkejut kembali terbit sedikit, Arun ingat bahwa proyek ini begitu penting untuknya.
"Sorry to dissappoint you, tapi setelah plan untuk series exclusive itu beres, gue mau nyemplungin lo to even bigger project," ujar Arun.
"Project yang sama Pak Hutama dan Mbak Adhisty ini?"
"Yep. Makanya buruan selesein kerjaan lo sekarang. Gue mulai nge-brief once you're ready."
KAMU SEDANG MEMBACA
Free-Trial Love [DIHAPUS SEBAGIAN]
RomanceArundaya Caraka, seorang co-owner sebuah perusahaan TV-On-Demand lokal terbesar di Indonesia bernama "Pandoraverse" menghabiskan waktu luangnya dengan berpetualang cinta. Tiap tiga bulan sekali, bisa dipastikan dia akan berganti pacar. Hanya satu pe...