Olive dapat melihat dari sudut matanya gerakan tergesa Arun mendatanginya pagi itu. Ia menahan senyumnya dan berpura-pura sibuk dengan komputernya.
"Liv, cari tahu tentang Yoga Harianto, ASAP," perintah Arun tanpa basa-basi di depan bilik Olive. Bibit Olive membulat dan matanya terbuka lebar.
"You finally found out?" ujar Olive pura-pura terkejut.
"You know?!" berbeda dengan Olive, Arun benar-benar terkejut mengetahui hal sepenting ini belakangan.
"Masa' nggak tahu?"
"Since when?! Bukannya dia baru gagal kencan sama yang sebelumnya?"
"Langsung install dating apps abis mergokin Bapak sama si cewek waktu itu. Tampang kayak Utami mah nggak perlu nunggu lama buat dapetin temen kencan."
"Sialan!" kutuk Arun dengan suara pelan tapi tajam.
Olive melipat bibir ke dalam, menahan gelinya. Seandainya Arun sadar betapa jelas rasa cemburunya saat ini...
"Siapa sih Yoga ini? Orang mana? Beres nggak?" tanya Arun yang semakin terlihat kepanasan itu.
"Aku juga baru tahu kemaren, Pak. Tami kan baru ketemuan pas makan siang, habis itu baru ngobrok sama aku," jawab Olive.
"Jangan bohong, Liv. Email me everything you know."
"Itu melanggar privasinya Utami, Pak."
"I don't care, it's for her own good."
"For her... or for you?"
Arun menatap mata asisten yang luar biasa tajam instingnya itu. Olive selalu bisa diandalkan karena selalu mampu menebak apa kebutuhan Arun. Kali ini pun ia yakin bahwa perempuan yang tak jauh berbeda dengan intel pemerintahan itu sudah memiliki segudang informasi mengenai teman kencan Utami.
"Email aku secepatnya," ucap Arun tanpa memperlihatkan minat untuk berbasa-basi lebih jauh
"What will you do about it, Sir?" tantang Olive.
"Aku cuma mau ngelindungin Tami, that's it," kata Arun pelan dengan tatapan mata sungguh-sungguh. Melihatnya, Olive pun luluh.
"Fine. But don't mess it up like you did before," Olive memberi ultimatum yang langsung dibalas anggukan oleh Arun.
"Thanks, Liv," kata Arun sebelum masuk ke dalam ruangannya.
Baru saja ia duduk di kursinya, email dari Olive sudah ia terima lewat ponsel. Ia pun tak menunggu komputernya menyala untuk membuka dan membaca email yang berisi informasi tentang teman kencan Utami saat ini.
Yoga Harianto, 35 tahun, pengusaha makanan instan yang sukses dengan omzet ratusan juta setiap bulannya.
"Akh, ngapain juga sih lo, Tam, sama pedagang micin begini?" keluh Arun setelah membaca paragraf pertama laporan pengamatan Olive.
Tidak punya media sosial, tapi untung ada CV online. Setelah kuliah langsung merintis bisnis. Dari kuliah sudah rajin berjualan dan mengikuti seminar bisnis. Usaha makanan instan-nya berkembang dengan baik dan sehat dalam empat belas tahun terakhir. Beberapa kali masuk kali masuk koran meskipun dalam skala kecil.
"Skala kecil doang kan? Nggak masuk majalah bisnis sebagai 50 entrepreneur terkaya se-Indonesia? Segini doang sih seleranya Tami..." gerutuan Arun semakin menjadi membaca laporan Olive dari ponselnya.
Menurut Utami sendiri, kencan pertama berjalan menyenangkan. Awalnya Utami hanya ingin mengikuti saran psikolognya untuk mencoba hal baru seperti ikut kursus atau cari teman kencan. Semua pengalaman baru mempengaruhi hidup Utami ke arah yang lebih positif sehingga ia tidak melulu fokus dengan kepahitan masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Free-Trial Love [DIHAPUS SEBAGIAN]
RomanceArundaya Caraka, seorang co-owner sebuah perusahaan TV-On-Demand lokal terbesar di Indonesia bernama "Pandoraverse" menghabiskan waktu luangnya dengan berpetualang cinta. Tiap tiga bulan sekali, bisa dipastikan dia akan berganti pacar. Hanya satu pe...