9

25 0 0
                                    

_oOo_
Sampai disurat An-Nas, surat terakhir hafalannya, tanpa sadar air mata menetes dari pelupuk matanya, Aisyah sangat-sangat bersyukur dan tidak percaya bahwa dirinya sudah menyelesaikan hafalan 30 juz nya, perasaan bahagia bercampur haru dalam hatinya bagaikan kupu-kupu terbang berhamburan dalam jiwanya.
" Shodakallahul A'dzim.."
Aisyah mengakhiri hafalannya dengan mencium qur'an di pangkuannya
" Alhamdulillah.."
Ucap semua santri lirih, bersyukur atas selesainya hafalan salah satu saudari mereka
" Alhamdulillah, ukhti Aisyah selesainya hafalan anti, bukan berarti perjuangan anti telah selesai juga, amanah besar baru akan anti mulai, jika cita-cita anti menjadi penghafal Qur'an maka muraja'ah adalah pekerjaan anti seumur hidup, amalkan yang sudah anti hafalkan "
" Na'am ustadz, Syukron "
Ucap ustadz Ahmed dengan senyum bangga pada Aisyah, membuat Aisyah menunduk malu, tanpa Aisyah sadari ada selewat tatapan yang sulit diartikan dikelamnya netra ustadz didepannya, namun disadari oleh Senja yang duduk dibarisan depan di belakang Aisyah.
Aisyah kembali duduk di tempatnya di sebelah Senja. Seorang ikhwan maju untuk menyetorkan hafalannya, sama seperti Aisyah ternyata ikhwan itu menyetorkan juz terakhir hafalannya, saat ikhwan itu mulai membacakan hafalannya, Senja menatap penuh arti padanya, senyuman manis merekah dibalik niqobnya, Aisyah yang menyadari gerak gerik sahabat karibnya itu menyenggolnya dan melayangkan tatapan menggoda padanya
" ciieeee yang terhanyut oleh suara calon imam impiannya "
Bisik Aisyah membuat Senja salah tingkah, Senja memang menaruh hati pada ikhwan bernama Muhammad Ishaq Al-Fatur itu, sosok ikhwan yang dikenal ramah, pintar dan tampan itu sudah lama mengambil perhatiannya dari awal pertemuannya saat dia tidak sengaja berpapasan dengannya saat akan menyimpan tugas di ruang asatidz dulu, tapi dia tidak cukup berani untuk menyatakan perasaannya, selain dikarenakan peraturan yang membatasi interaksi antara kaum adam dan hawa, juga karena banyak santriwati yang menyukainya, membuat Senja merasa minder dan hanya menyimpan perasaannya diam-diam, dan hanya Aisyah yang mengetahui tentang bagaimana perasaannya pada Ishaq, mengetahui Ishaq yang sudah menyelesaikan hafalan 30 juz nya membuat perasaannya semakin membuncah, dan dia meyakinkan hatinya untuk mengakui perasaannya pada Ishaq.
" Aisyah, menurut mu kalau aku menyatakan perasaanku pada akhy Ishaq bagaimana ? "
" kalau itu menurutmu lebih baik, kenapa tidak ? "
Jawaban dari Aisyah membuatnya tersenyum
" Baiklah setelah kelulusan nanti, aku akan bicara dengan akhy Ishaq "
" Dan Aku akan selalu mendukung mu "
.

.

.

.

.#TBC

MahabbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang