12

19 0 0
                                    

_oOo_
Sudah tiga hari berlalu setelah Aisyah menerima surat dari Ishaq, dan sudah tiga hari juga Senja menghindar dari Aisyah, Aisyah merasa sangat sedih, Senja seolah mendiaminya dan tidak mau bicara dengannya, jika dia yang memulai obrolanpun hanya akan dijawab dengan jawaban-jawaban singkat dari Senja. Hari ini Aisyah akan memberikan balasan suratnya pada Ishaq, kebetulan Sari teman sekelasnya mengajaknya keluar pondok untuk membeli perlengkapan kelas, dan Aisyah berharap dia bisa bertemu dengan akhy Adimas yang waktu itu memberikan surat untuknya, agar dia bisa menitipkan balasan surat dari Ishaq. Aisyah ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan Senja, karena dia tidak ingin Senja terus menerus menghindarinya.
" yahhh...Aisyah sepertinya mau turun hujan deh, kalo kita jadi keluar pondok, terus kalo hujan kan repot nantinya "
Ucap Sari dengan menatap langit yang mendung
" Sari, biar aku saja yang keluar pondok, memangnya apa saja yang harus dibeli ? "
Ucap Aisyah, menawarkan untuk keluar pondok sendiri
" eh masa kamu sendiri Aisyah, lagipula mau hujan loh "
" tidak apa-apa ko, lagipula hujannya juga belum dan lagi toko alat-alat tulis lumayan dekat "
" benar nih Aisyah kamu sendiri ? "
" iya benar, aku titip jemuran aja ya, kalo nanti hujan terus aku belum pulang tolong angkatin ya "
" ok deh, ini daftar barang yang harus dibeli dan ini uangnya, hati-hati ya Aisyah "
" iya, Asaalamu'alaikum "
" wa'alaikum salam "
_oOo_
Setelah membeli peralatan kelas yang dibutuhkan, Aisyah berjalan pulang ke asrama, jalan menuju asrama putri harus melewati masjid, saat melewati masjid, Aisyah melihat Adimas yang sedang duduk menghafal di serambi masjid
" akhy ! Akhy Adimas ! "
Adimas yang merasa namanya di panggil menengokkan kepala ke arah suara yang memanggilnya yang ternyata Aisyah
" Ukhty Aisyah "
" maaf akhy, ana ingin menitipkan ini "
Ucap Aisyah sambil memberikan balasan suratnya untuk Ishaq
" oh iya, nanti ana berikan pada Ishaq "
" syukron akhy, ya sudah ana pamit Assalamu'alaikum "
Saat Aisyah kembali melangkah hujan tiba-tiba turun dengan deras
" ukhty berteduhlah dulu sepertinya hujannya semakin deras "
" tidak, ana harus cepat sampai Assalamu'alaiku akhy "
Ucap Aisyah yang langsung berlari menerobos hujan menuju asrama putri yang tidak jauh lagi di depannya
" wa'alaikum salam "
Ucap lirih Adimas dengan terus melihat pada Aisyah yang berlari ditengah hujan dan perlahan tak terlihat terhalang gerbang asrama.

_oOo_

Assalamu'alaikum...
Akhy, maaf jika surat akhy baru sempat ana balas,...
Langsung saja,..akhy ana sangat berterima kasih atas kejujuran akhy, tapi ana juga tidak ingin menjadi insan terselubung kemunafikan,...
Jujur saja, ana tidak bisa untuk menerima perasaan akhy, ana tidak ingin menghancurkan perasaan sahabat ana yang sudah lama memendam perasaan pada akhy, dan jujur saja sudah ada nama lain yang memenuhi qolbu ini,...
Akhy,..maaf bukan maksud ana menyakiti perasaan akhy, ana hanya ingin jujur atas apa yang ana rasakan ana tidak ingin memberi harapan palsu pada akhy dengan berpura-pura menerima perasaan akhy, karena ana tau itu akan lebih menyakitkan,...
Allah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan
Dan tulang rusuk tidak akan pernah tertukar
Ana yakin jikalau bukan ana yang menjadi pasangan dan tulang rusuk akhy,...
Masih ada yang terbaik yang Allah siapkan untuk Akhy,...
akhy,...maaf jika jawaban ana tidak sesuai dengan harapan akhy,..
Wassalamu'alaikum
Aisyah Nur Hafshah

Senyum sendu terpatri di wajah tampan Ishaq raut kecewa terpancar dalam riak wajahnya, netranya menatap kosong pada surat balasan ditangannya, dia sudah menyiapkan hati dari awal keputusannya menyatakan perasaan pada Aisyah, jika pernyataannya akan ditolak, tapi dia tidak tau jika penolakan itu akan menggoreskan luka yang sangat dalam dihatinya, apalagi setelah dia tau jika hati sang pujaan telah dimiliki seseorang.
" Bagaimana balasannya ? "
tanya Adimas sambil menepuk bahunya
" Ditolak "
" sudah tergambar dari reaksimu, sudahlah Ish, mungkin dia bukan jodohmu "
hibur Adimas pada sahabatnya itu
" hem "
Ishaq mencoba menerima dengan lapang dada jawaban dari Aisyah, tidak ada jalan lain selain mencoba mengiklaskannya.
.

.

.

.

.

#TBC

MahabbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang