14

20 0 0
                                    

_oOo_
Waktu terus bergulir, tidak terasa hanya tinggal 1 minggu lagi menuju kelulusan, setelah melewati masa ujian yang memusingkan, sekarang Aisyah hanya tinggal menunggu hari kelulusannya, dan benar apa yang dikatakan Senja waktu itu, ustadz Abiyya, ustadz yang dia sukai dari pertama dia bertemu itu, memang menaruh sedikit perhatian padanya, hal itu membuat dia bahagia, dan mulai menaruh harapan dalam do'anya.
Hari ini setelah pengajian sore Aisyah dan Senja piket di rumah pak kiyai.
" Aisyah, nanti tolong antarkan teh ini ke ruang tamu ya "
Ucap Bu Nyai istri pak kiyai pada Aisyah
" na'am umi "
jawab Aisyah sambil menunduk sopan
" sepertinya ada tamu deh, nggak biasanya umi buat teh banyak, biasanya cuma buat pak kiyai "
ucap Senja
" Ya mungkin saja "
balas Aisyah, dan segera membawa nampan berisi 4 gelas teh itu menuju ruang tamu. Saat sampai di ruang tamu Aisyah tidak sengaja melihat ustadz Abiyya yang duduk di salah satu kursi di ruang tamu, Aisyah dengan sopan berlutut dan menata teh yang dibawanya tadi di atas meja, setelah meletakan semua gelas berisi teh yang dia bawa Aisyah segera berjalan mundur dan berbalik menuju dapur, Aisyah sempat melihat siapa saja yang ada di ruang tamu, yang Aisyah lihat ada ustadz Abiyya, Umi, pak kiyai dan Ning Habillah putri sulung pak kiyai.
" Aisyah, kamu beresin ruang keluarga ya, biar aku yang masak "
ucap Senja setelah Aisyah sampai di dapur
" Baiklah "
jawab Aisyah dan segera beranjak menuju ruang keluarga untuk membereskannya
_oOo_
Di ruang tamu terlihat pak kiyai yang sepertinya akan membicarakan sesuatu pada ustadz Abiyya yang duduk di hadapannya, di sebelah kanannya duduk istrinya dan putri sulungnya Habillah Siti Maryam
" Ustadz Iyya, sebelumnya maaf ana memanggil antum ke mari tanpa memberi tau sebelumnya, ana memanggil antum karena ada yang ingin ana sampaikan, Ustadz ! "
Panggil pak kiyai pada ustadz Abiyya
" na' am kiyai ? "
Jawab ustadz Abiyya dengan mengalihkan pandangan pada pak kiyai, pak kiyai tersenyum melihatnya
" ustadz Iyya, jujur saja ana memanggil antum kemari karena ana berencana menjodohkan antum dengan putri sulung ana Habillah Siti Maryam, apakah antum bersedia ? "
Ustad Abiyya yang mendengar ucapan pak kiyai merasa terkejut dengan maksud dalam kata kata kiyainya itu, bu nyai hanya tersenyum menanti jawaban dari ustadz Abiyya sedangkan ning Habillah sedari tadi hanya menundukkan kepalanya
" bagaimana ustadz ? "
Ulang pak kiyai menunggu jawaban dari ustadz Abiyya
" sebelumnya maaf  kiyai, ana minta waktu 3 hari untuk menjawabnya, dan lagipula bagaimana dengan ning Habillah, apakah ia bersedia dijodohkan atau tidak ? "
" ana bersedia Akhy "
Setelah lama terdiam Habillah menjawab ucapan ustadz Abiyya
" ana sudah banyak mendengar tentang akhy, dan ana bersedia dijodohkan dengan akhy "
Ucap Habillah dengan mengangkat wajahnya yang sedari tadi dia tundukkan
" maaf jawaban ana tetap sama, ana minta waktu 3 hari untuk menjawabnya "
" baiklah, kami memberi antum waktu 3 hari untuk memastikan jawaban antum, dan apapun jawaban antum nanti insyaallah akan kami terima dengan lapang dada "
Ucap pak kiyai memutuskan
.

.

.

.

.

.

#TBC

MahabbahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang