_oOo_
Hari demi hari terlewati 1 bulan sudah berlalu setelah hari kelulusan, sekarang Aisyah sudah tidak lagi di pondok pesantren. Setelah sholat ashar Aisyah membuka Qur'an kesayangannya dan mulai membaca surat ar-rahman, saat membacanya, sekelebat bayangan dalam memorinya memutar kembali ingatannya tentang dulu saat pertama kali dia mendengar bacaan Qur'an ustadz Abiyya saat menjadi imam, saat membuka lembar selanjutnya, ada secarik kertas jatuh kepankuannya, Aisyah ambil kertas itu dan membuka lipatannya, tertulis dengan rapi ' Syafakillah Ukhty ' ternyata secarik kertas itu adalah surat yang terselip diantara buah-buahan yang ustadz Abiyya berikan dulu ketika dia sakit. Tidak terasa air mata mulai menganak sungai di pipinya, mengingat sudah tidak ada harapan lagi untuknya, dia dekap secarik kertas itu, berharap kata Syafakillah yang tertulis di atas kertas itu mampu mengobati luka dalam dihatinya
' tok tok tok '
Aisyah yang terhanyut dalam kenangannya, mendengar pintu kamarnya di ketuk, tidak lama seorang wanita paruh baya yang sudah melahirkannya masuk ke dalam kamarnya
" Aisyah, kamu kenapa sayang ? Ko seperti habis menangis ? Aisyah ada masalah ? "
Tanya umminya dengan nada khawati
" Aisyah tidak kenapa napa ko ummi "
" syukurlah kalo tidak kenapa napa, kalo ada masalah cerita sama ummi ya ? "
" iya ummi "
" Ya sudah sekarang Aisyah siap-siap ya dandan yang rapi "
ucapan umminya membuat Aisyah bingung
" Di luar ada tamu yang sedang menunggu Aisyah "
" tamu siapa ummi ? "
" Nanti juga Aisyah tau, sudah sekarang Aisyah cepat siap siap, tidak enak jika tamunya menunggu lama "
Sesuai perintah umminya Aisyah merapihkan penampilannya, setelah selesai dia keluar kamar didampingi umminya menuju ruang tamu.
Alangkah terkejutnya Aisyah saat melihat siapa yang menjadi tamu yang menunggunya itu, seorang ikhwan yang selama ini selalu terbayang bayang dalam mimpinya, seorang ikhwan yang namanya sudah memenuhi semua ruang dihatinya, seorang ikhwan yang selalu dia sebutkan dalam do'anya, ya ikhwan itu adalah ustadznya ustadz Abiyya Abdul Wafi
" maaf menunggu lama, Aisyah ayo duduk "
" tidak apa-apa pak, biasa seorang perempuan pasti lama kalo dandan "
jawab seorang pria paruh baya yang duduk di samping kiri ustadznya itu, dia masih menatap tidak percaya pada sosok ustadz di depannya yang juga menatapnya dengan senyum lembut di wajahnya
" Aisyah, kamu pasti sudah mengenal siapa ikhwan didepanmu kan ? "
tanya abinya dan dijawab anggukan oleh Aisyah
" beliau kemari bersama kedua orang tuanya, dan meminta pada abi untuk mengkhitbah mu putriku, abi menerima pinangannya, tapi keputusan ada ditanganmu, jadi bagaimana apakah kamu menerimanya ? "
Jelas abinya, tak terasa air mata mengalir dari mata indahnya
" bukannya akhy sudah dijodohkan dengan ning Habillah ? "
Tanya Aisyah dengan isakan tangisnya,
" na'am ukhty, ana memang dijodohkan, tapi ana meminta waktu 3 hari untuk memutuskan jawabannya, dan selama waktu itu ana meminta petunjuk pada Allah, karena jujur saja sudah sejak lama ana menaruh hati pada ukhty, jauh sebelum ana dijodohkan, dan Allah maha lebih tau, Allah tunjukkan yang terbaik untuk ana, kegelisahan dan kebingungan ana sudah terjawab dengan kenyataan Allah titipkan perasaan ana pada ukhty "
Jelas ustadz Abiyya tentang keseriusannya
" jadi bagaimana Aisyah, apa kamu menerimanya ? "
Tanya abinya kembali. Dengan senyum bahagia dan air mata haru Aisyah mengganggukan kepalanya
" na'am abi, Aisyah menerimanya "
ucapnya dengan suara lirih namun tegas
" Alhamdulillah "
Serentak semua yang mendengarnya mengucap syukur. Dan pada akhirnya dua insan itu menyatu._oOo_
Ketika Allah goreskan takdir Cinta tak terduga
Allah menciptakan setiap makhluknya berpasang-pasangan dan Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam jadi percayalah setiap tulang rusuk tidak akan pernah tertukar dan tenang saja tidak akan pergi kepada selainmu sesuatu yang telah Allah tuliskan untukmu
_oOo_
..
.
.
.
.
#End

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabbah
Spiritual" Ketika Allah gariskan takdir Cinta tak terduga,.." #nama tokoh dan latar tempat hanya imajinasi 😅