duapuluhtiga

231 15 0
                                    

HAPPY READING THORR:)
ABAIKAN TYPO^
.
.
.

"Hati hati"

Alfano duduk disofa ruang tengah. Yap, dan sekarang Alfano sudah berada dirumahnya. Alfano masih ditemani oleh Syifa, awalnya Syifa akan pulang terlebih dahulu. Namun, apa boleh buat kalau Alfano terus memaksanya ikut. Kadang sifat keras kepala Alfano adalah ciri khas keluarga mereka, kenapa begitu? Karena Papa Dion juga memiliki sifat itu, Mama Faza lebih terkenal dengan sifat pemarahnya

"Syifa bantuin ma"ucap Syifa lalu menyusul Mama Faza untuk pergi menata pakaian Alfano

Syifa memasuki kamar Alfano untuk kedua kalinya, namun jika membuka lemari pakaian Alfano baru pertama kalinya. Syifa menata baju Alfano sementara Mama Faza membersihkan tempat tidur Alfano. Memang enak ya jadi anak satu satunya:)

"Udah sayang?"

"Udah Ma, tinggal ini aja"jawab Syifa sambil memperlihatkan pekerjaannya yang belum selesai

Mama Faza mengangguk lalu menghampiri Syifa. Mama Faza bercerita sedikit tentang Alfano jika dirumah

"Jadi, Alfano itu kalau dirumah gak secuek diluar Ma?"

"Iya. Kalau dirumah dia itu tetap menjadi Alfano yang hangat, kadang juga sering gila kelakuannya"

"Gak nyangka ya Ma"ucap Syifa lalu mengambil foto masa kecil Alfano yang berada dinakas sebelahnya

"Itu Alfano waktu SD, dia dulu cengeng, suka ngadu ke Papanya biar temennya dimarahin"ucap Mama sambil tertawa kecil

"Lucu dong dia"

"Dasar perempuan"timpal Alfano dari ambang pintu

"Lo lucu deh Al"ucap Syifa sambil menunjukkan wajah Alfano yang berada didalam figura itu

Nampak Alfano kecil memakai pakaian coklat dan berdasi. Wajah yang masih sama putihnya dan namun berbeda usia itu membuat kesan lucu didalamnya

"Gausah lama lama, entar suka"

"Yee apaan"kekeh Syifa

"Ma, Al mandi ya tadi belum mandi soalnya"

"Iya sana. Jangan lama lama ada Syifa, ingat"ucap Mama

Alfano menganggukkan kepalanya lalu memasuki kamar mandi. Namun, pintu kamar mandi dibuka kembali lalu berucap pada Syifa

"Lo nunggu dibalkon aja, ada yang mau gue omongin"ucapnya

"Iya"

Syifa berjalan menuju kebalkon kamar Alfano, sementara pemilik kamar tengah membersihkan tubuhnya. Syifa menatap kedepan sambil memandang indahnya pemandangan dari atas balkon kamar kekasihnya itu. Syifa juga tidak menyangkanya, kalau dia sampai sejauh ini menjalin hubungan dengan Alfano

Yang sekarang ini dia harapkan adalah terus hidup berdua bersama Alfano hingga kakek nenek. Syifa yakin bahwa rasa sayangnya akan muncul dengan sendirinya dengan berjalannya waktu

"Fa? Lo ngelamun?"panggil Alfano sambil mengucek rambutnya mengunakan handuk yang dia bawa

"Enggak"

Alfano memanggutkan kepalanya lalu duduk disamping Syifa

"Tadi mau ngomong apa?"

"Gak jadi"jawab Alfano

"Kenapa?"

"Cuma buat alasan biar Mama keluar"ucap Alfano

Syifa menggelengkan kepalanya lalu bersender dibahu kursi. Alfano menatap ponselnya ketika ada penelfon yang tidak diketahui namanya terus menghubunginya. Alfano malas menjawabnya, jadi dia hanya mematikannya lalu meletakkan kembali ponsel miliknya

ALFANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang