Damar, Danu Umar Chaniago kata Chaniago jelas menunjukkan bahwa lelaki yang akrab di panggil Damar berasal dari Padang. Ibu Damar asli Padang sedangkan ayahnya Sunda. Tentu saja wajah manisnya didominasi oleh gen ibunya, Pria Padang dengan sudut hidung mancung dan mata memikat. Hidup dalam asuhan single parent membuatnya lebih dewasa dan hal tersebutlah yang membentuk lelaki itu memiliki pandangan hidup sederhana serta gaya bahasa to the point.
Bagi seseorang seperti Damar, memutuskan bergabung bersama tim Surat Ajaib. Merupakan sesuatu yang luar biasa. Ruang didalam pikirannya menyakini bahwa jalan hidup adalah hak mutlak masing-masing individu, mendorong dirinya sulit berkomitmen maupun bergabung dengan kelompok termasuk tim Surat Ajaib.
Keputusannya bergabung mudah saja ditebak. Karena dia memiliki ketertarikan secara pribadi. Ketertarikan yang membuatnya lumpuh dari segala ekspresi cuek. Dia dengan senang hati menyerahkan dirinya sendiri untuk di ikat. Memuja, meyakini dan menempel tanpa status bahkan tanpa sempat menyatakan perasaannya.
Garis cintanya berhenti seketika gadis pujaannya menerkam hatinya dengan pisau tajam lewat kata-kata.
"Aku akan menikah"
"Perjodohan yang diatur keluarga"
"Sebenarnya projek yang akan kita kerjakan adalah undangan pernikahan ku sendiri"
_APA??_ Relung hatinya berteriak, menghamburkan puing puing reruntuhan imajinasi cinta yang dia bangun.
_Yang benar saja, aku sedang bermimpi buruk_ Damar menyadari kisah cintanya yang dia balut dengan persahabatan suatu saat akan menjelma layaknya bom atom. Meledak tak tertahankan ketika berada dalam titik terendah. Namun eksekusi yang seperti ini benar-benar jauh dari prediksi. Hal yang paling buruk dalam imajinasinya sekedar Aruna menolak pernyataan cinta yang dia siapkan selama 17.520 jam, 63 juta detik. Itu saja.
Dalam khayalannya yang paling liar, Damar meyakini gadis yang dia puja di penghujung masa remajanya, tidak akan mampu keluar dari zona yang telah dia bangun. Bukankah setiap pria yang menunjukan ketertarikan pada ratu dihatinya itu telah tumbang karena ketrampilannya dalam menyingkirkan lawan.
Masih kuat ingatannya ketika seorang anak laki-laki bernama Dio, dia hancurkan dan memilih pergi.
"Buat apa kamu susah payah mengirimi kami makan?".
"Kau pikir kami pengemis?".
Saat Dio seringkali mengirimkan makanan ke outlet Surat Ajaib.
"Kalau toh pada akhirnya Aruna memperhatikanmu, mungkin karena iba".
Dan kata-kata tajam lainnya yang memupuskan harapan. Ratusan strategi dia susun untuk memblokade pesaingnya.
_Karma?, separah inikah karma itu?!_
Damar tak yakin ketika seseorang berasal dari dimensi entah berantah datang bak alien mencuri kekasih hatinya, menyandranya begitu saja. Lelaki bermata biru itu seolah-olah memiliki kekuatan super, muncul tanpa peringatan. Menembus tembok pertahanan yang susah payah dia bangun. Dirinya kalah telak tanpa balas.
_Aku bahkan patah hati sebelum menyatakan cinta, Apa aku hanya akan berdiri disini??_ Gadis yang meluluh lantakan hatinya sedang termenung di sana. Tidak ada 10 langkah darinya. Rambutnya melambai-lambai bagaikan tangan yang sedang berayun minta disambut. Fisiknya tergerak perlahan, dikendalikan perasaannya yang membuncah.

KAMU SEDANG MEMBACA
CIUMAN PERTAMA ARUNA
General FictionBagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemil...