"Hallo semuanya.. Selamat siang". Sapa Aruna. Ruangan indoor kapasitas 100 orang itu penuh dengan peserta. Salam sapa Aruna di sambut meriah bersamaan dengan tepuk tangan.
Aruna diperkenalkan oleh pemandu acara sebagai pemilik brand Surat Ajaib sebuah start up dengan konsep out of the book, yakni menawarkan berbagai macam surat ungkapan isi hati. Misalnya surat cinta 3 Dimensi lengkap dengan pernak-perniknya termasuk propertinya, surat patah hati hingga ucapan aniversary atau birthday dll. Yang paling menarik adalah undang pernikahan 3 Dimensi, desain undangan dijamin original.
Hari itu seperti biasa Aruna menyampaikan beberapa tips dan trik bagaimana membuat konsumen segera melirik karya start up. Dia selalu menekankan setiap karya harus memiliki ciri khas, dan fokuslah pada keunikan itu. Aruna dengan suaranya yang lembut natural dan fashion yang santai membuat audience nyaman.
Aruna mengenakan Celana jeans, sepatu cats, kaos oblong berwarna putih dipadupadankan dengan Hem kotak kotak sebagai luaran. Beberapa aksesoris melingkar di tangannya. Rambutnya di ikat kuncir kuda. Aruna seperti gadis lincah periang.
Sayangnya performance Aruna tidak seriang biasanya. Ada peserta yang menganggu konsentrasinya. Peserta itu tampak salah tempat. Dua orang laki-laki itu tidak semestinya berada di sini. Kegiatan ini jarang di hadiri oleh orang yang mengenakan sepatu pantofel apa lagi stelan jas mahal. Di samping kanan laki-laki itu duduk laki-laki lain yang sibuk membisikan kata-kata. Seperti asisten yang sedang menjelaskan sesuatu pada atasannya.
Sesaat sebelum acara benar-benar usai 2 orang itu keluar dari tempat kegiatan. Aruna masih menenggelamkan dirinya dengan beberapa peserta yang mengajak diskusi atau sekedar swafoto. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama. Sebuah note berwarna biru laut diserahkan oleh penyelenggara acara padanya.
"Kak Aruna, tadi ada orang yang menitipkan ini". Pengantar note itu pergi tanpa sempat ditanya balik.
*saya tunggu anda di caffe La Rose
Ingin rasanya Aruna menemui pengantar note tadi menanyakan siapa yang mengirimnya. Sayangnya sang pengantar sudah membaur dalam kesibukan membersikan tempat acara bersama panitia lainnya.
Aruna berjalan memegang note itu menolehkan kepalanya melihat sekeliling cafe. Dari tempat duduk dekat jendela seseorang melambaikan tangan. Aruna mendekatinya, menyerahkan catatan.
_oh bukankah dia peserta yang tadi salah tempat_
Laki-laki itu membuka kaca mata hitamnya sembari memberikan kode agar Aruna duduk.
_Ya tuhan tampan sekali dia, Matanya biru_
Lelaki bermata biru sebiru lautan. Rambutnya coklat ke emasan dengan kulit putih namun ada unsur sawo matang. Tinggi tegap dengan bahu lebar garis rahang tegas namun bulu matanya lentik. Perpaduan Asia tenggara dengan England. Menyatu proposional, karya seni luar biasa.
Aruna sempat tertegun beberapa saat. Senyum kecil janggal menggambarkan keangkuhan pemiliknya membuat Aruna segera bersiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIUMAN PERTAMA ARUNA
General FictionBagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemil...